5. Hari Pertama Sekolah

23 23 13
                                    

“ini, nak. Seragam yang akan dipakai di sekolah ini. Buku-buku yang akan kamu pelajari ini dan beberapa jadwal mata pelajaran. Sekolah ini dimulai jam 6:30 am dan kembali ke rumah jam 1:30 pm. Belajar dari hari senin sampai dengan jum’at. Semoga kamu bisa belajar dengan baik disini dan bisa beradaptasi sebaik-baiknya. Apakah ada yang ditanyakan?” jelas pak Johan

“nanti kelas saya dimana, pak?” tanya Raisel

“ayo mari saya tunjukkan kelas kamu dan ini saya kemasi dulu seragam dan buku kamu” lalu pak Johan memberikan totbage berisikan buku dan seragam ke Raisel

Setelah itu mereka keluar dari ruangan dan menuju ke lantai 2. Diperhatikan seluruh kelas di kunci dan kursi serta mejanya terlihat sangat bagus seperti di kuliahan. Walau beda sekali dengan di Jepang, disana para murid duduk sendiri-sendiri. Tetapi, di Indonesia duduk dengan 2 meja dirapatkan.

“nah, ini kelas kamu nanti. XII IPA 1” ucap pak Johan sambil menunjukkan kelasnya

“wah, kelasnya bagus dan luas” decak kagum Raisel

“ya sudah, mari kita ke bawah lagi” ajak pak Johan

Saat menuruni anak tangga, uncle Ardi berjalan beriringan dengan pak kepsek sedangkan Raisel dengan Arva. Uncle sambil berbincang-bincang ringan dengan pak Johan.

“dulu saya alumni sini, loh pak” ucap uncle membuka pembicaraan

“oh, ya. Angkatan berapa?” tanya pak Johan

“saya angkatan 2001, pak” jawab uncle tertawa ringan

“kalo angkatan 2001, berarti kepala sekolahnya masih pak Richard ya?”

“iya kali ya pak, saya lupa-lupa inget sih. Kan udah lama juga”

Mereka berdua pun tertawa ringan dan sampai di lantai dasar.

“baik, pak. Terimakasih sudah ditunjukkan kelasnya Raisel. Kami pamit dulu” ucap uncle sembari menyalami pak kepsek

“iya, hati-hati”

~~

Hari senin pun tiba, Raisel nampak bersemangat sekali menuju sekolah barunya. Ia menggunakan pita biru di kepalanya dan membiarkan rambutnya terurai rapi. Rambut yang dimilikinya tidak terlalu panjang hanya sepinggangnya saja. Hitam legam juga sangat tebal, ia mewarisi rambut papanya.

“Sel, kamu mau sarapan apa?” tanya aunty mengetuk pintu kamar Raisel

“apa aja, aunty. Yang penting enak” jawab Raisel sambil membuka pintu kamarnya yang sudah berpakaian rapi lengkap dengan sepatunya

“wah, kamu cocok banget pake seragam ini, Sel. Cantik” kata aunty mengaguminya

“ah, bisa aja aunty ni”

“emang benar adanya kok. Kamu ga mau makan roti isi aja? Emangnya kamu kalo di Jepang biasa sarapan apa?” tanya aunty

“biasanya si sandwich kadang nasi juga”

“ya udah deh, aunty masakin nasi goreng aja ya nanti kamu aunty bekalin roti isi” kata aunty penuh perhatian

“oke deh” ucap Raisel dan mengacungkan jempolnya

“Sel, percepat makan kamu, nak. Sepertinya pagi ini mendung” kata oma

“iya, oma. Ini sebentar lagi selesai kok”

“Arva, biar Raisel yang antar papi aja. Kalau sama kamu takut hujan di jalan apalagi kamu kan bawa motor” ucap uncle Ardi yang dianggukan Arva mengerti

“ayo, uncle. Aku udah selesai” ajak Raisel sambil menaruh tas nya di punggungnya

“ayo” ucap uncle mengambil kunci mobilnya di meja makan

Sunset and SunriseWhere stories live. Discover now