10. Ruang BK

12 9 3
                                    

Tiba-tiba saja guru BK, bu Chyntia. Datang ke kelas 12 IPA-1

“heh heh, ada apa ini ramai-ramai?” tanya bu Chyntia memasuki kelas.

Semua murid langsung duduk di tempatnya masing-masing yang menyisakan Loloan dan Rasya masih berdiri.

“kalian berantem?” tanya bu Chyntia kepada Loloan dan Rasya.

Keduanya hanya diam membisu, sepertinya pertanyaan bu Chyntia terjawab setelah melihat ada luka di sudut kiri bibir Loloan.

“kalian berdua ikut saya ke ruang BK, sekarang!” perintah bu Chyntia yang mendahului keluar kelas diikuti Loloan dan Rasya.

~

Di sisi lain, kini Audya dan Carla sudah bersama.

“kamu udah ketemu Raisel nya?” tanya  Carla yang baru saja datang

“belum nih, kira-kira kemana ya?  Jalannya cepet banget si Raisel” tanya Audya bingung

“perpus yok” ajak Carla. Di perjalanan menuju perpustakaan terdengar suara tangis dari toilet perempuan.

“itu bukannya suara Raisel?” tanya Audya

“iya, ayo ayo” mereka langsung bergegas masuk ke toilet. Dipintu paling pojok tertutup dan disana hanya ada Raisel. Suara tangisnya tersedu-sedu.

“Sel, buka dong. Jangan nangis ga enak di dengar yang lain” pinta Carla sambil mengetuk pintu toilet

“iya, Sel. Buka dong, aku sama Carla siap kok jadi bahu kamu untuk nangis” kali ini Audya yang membujuk.

Sepertinya Raisel mulai berhenti menangis dan menghapus sisa-sisa airmatanya di pipi dan sesekali masih sesegukan. Dan pintu toilet di buka Raisel.

“kamu ga apa-apa kan, Sel?” tanya Carla. Raisel hanya mengangguk

“baru kali ini ada yang bilang benci sama aku, seumur hidupku ga pernah ada yang bilang kayak gitu walau aku tau ada yang benci. Rasanya aku mau balik ke Jepang aja kalau punya teman seperti Rasya” keluh Raisel yang masih mengeluarkan airmata

“jangan bilang begitu, Sel. Kan baru dua hari kamu sekolah” kata Carla

“iya, lagian juga enam bulan akan cepat berlalu. Nanti Rasya lama-lama bakalan baik sama kamu kok” ucap Audya menenangkan

“lagian juga dia itu ga benci sama kamu. Kalian kan baru ketemu, masa iya Rasya udah benci aja” ucap Carla

“iya, bener tuh. Udah kamu jangan nangis lagi, ya. Kamu cuci muka dulu gih biar fresh, tuh jadinya muka kamu sembab kan” ucap Audya sambil menghapus sisa airmata Raisel, lalu Raisel hanya menurut saja

“aku yakin dia tadi bilang jujur, aku lihat dimatanya ga ada kebohongan sama sekali”

“itu cuma perasaan kamu doang, Sel. Udah jangan dimasukin ke hati” kata Audya

Dua orang siswi dari kelas 12 IPA-1 datang dan memberitahu bahwa Raisel dipanggil ke ruang BK.

“Sel, kamu dipanggil bu Chyntia tuh ke ruang BK” ucap Jessica, namanya terlihat jelas di badge nya

“hah? Rasya sama Loloan juga disana?” tanya Carla

“iya, mereka juga disana” jawab siswi yang satunya bernama Janet. Lalu Raisel melihat Audya dan Carla dengan ketakutan.

“kamu ga usah takut, ayo aku sama Carla temenin” ucap Audya sambil mengelus pundak Raisel.

Raisel dan Audya berjalan terlebih dahulu disusul oleh Carla.

“thanks ya udah ngasih tau” ucap Carla pada Jessica dan Janet

“iya, semoga ga kenapa-napa ya. Kasian Raisel nya” ucap Janet

“semoga” kata Carla menyusul Raisel dan Audya

~

Di ruang BK

“selamat siang, bu” salam Audya sambil mengetuk pintu

“siang, silahkan masuk” jawab bu Chyntia

“sini Raisel silahkan duduk” titah bu Chyntia menunjuk sofa yang masih kosong sedangkan Carla dan Audya masih berdiri.

“jadi, siapa yang memulai pertengkaran ini?” tanya bu Chyntia. Rasya dan Loloan  saling menyalahkan saja yang membuat ruang BK sedikit berisik.

“diam kalian berdua!” bentak bu Chyntia

“baik, Raisel. Bisa kamu ceritakan kejadiannya bagaimana?” tanya bu Chyntia tegas

“jadi, gini bu. Saya baru tau kalau Rasya itu benci sama hal yang bersangkutan dengan Jepang kebetulan saya kan murid dari Jepang. Terus Loloan datang membela saya lalu saya langsung pergi ke toilet setelah Rasya bilang kalo dia benci sama saya” jawab Raisel sesekali masih terseguk

“oh, jadi begitu. Lalu siapa yang memukul terlebih dahulu?” kini bu Chyntia menghadap ke Rasya juga Loloan

“saya ngaku bu, saya duluan” ucap Loloan

“Loloan, atas dasar apa kamu memukul Rasya?” tanya bu Chyntia. Raisel langsung melihat Rasya yang sedang memegangi perutnya lalu melihat Loloan dan didapati luka di sudut bibir kirinya.

“abisnya saya kesal bu sama Rasya yang ngebentak Raisel” bela Loloan yang tertunduk

“niat kamu baik karena membela Raisel, tapi cara kamu salah, Lo” ujar bu Chyntia

“maaf, bu” kata Loloan

“minta maafnya sama Rasya dong, masa sama ibu” kata bu Chyntia

“gue minta maaf ya, Sya” ucap Loloan sambil menyalami Rasya

“gue juga minta maaf atas sifat kekanak-kanakan gue” balas Rasya menyalami Loloan

“aku juga minta maaf ya udah buat kegaduhan” kata Raisel membuka suara yang sedari tadi hanya terdiam

“baiklah, tolong jangan diulangi lagi. Kalau sampai diulangi lagi saya tidak akan segan-segan men-skorsing atau menghukum kalian berdua dan kalau ada masalah tolong diselaikan dengan kepala dingin” kata bu Chyntia menasehati Rasya juga Loloan

“kepalanya dimasukin ke lemari es ya bu?” ledek Loloan. Raisel, Carla dan Audya nampak menahan tawa karenanya.

“kamu ini masih aja bisa buat lelucon. Ya sudah. Sana kembali ke kelas” perintah bu Chyntia

Lalu mereka pun kembali ke kelas dengan muka baik-baik saja karena bersyukur tidak ada yang di skorsing ataupun dihukum.

Bersamaan dengan dering bel istirahat, semua murid berhamburan keluar kelas. Loloan yang masih diperhatikan oleh Raisel sepertinya ia menuju suatu tempat.

~~

Si Loloan mau kemana ya, guys?
hehe


Bagaimana kisah ke-sepuluh ini? Semoga kalian menikmatinya ya. Jangan lupa tinggalkan jejak dan tambahkan cerita ini ke library kalian. Untuk mendukung author menuliskan kisah ini jangan lupa vote, comment and share ke teman-teman kalian.

Arigatou gozaimasu.

Sunset and SunriseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang