11. Berdesir Lagi

8 7 2
                                    

“aku juga minta maaf ya udah buat kegaduhan” kata Raisel membuka suara yang sedari tadi hanya terdiam

“baiklah, tolong jangan diulangi lagi. Kalau sampai diulangi lagi saya tidak akan segan-segan men-skorsing kalian berdua dan kalau ada masalah tolong diselaikan dengan kepala dingin” kata bu Chyntia menasehati Rasya juga Loloan

“kepalanya dimasukin ke lemari es ya bu?” ledek Loloan. Raisel, Carla dan Audya nampak menahan tawa karenanya. Sedangkan Rasya hanya memasang muka datarnya.

“kamu ini masih aja bisa buat lelucon. Ya sudah. Sana kembali ke kelas” perintah bu Chyntia

Lalu mereka pun kembali ke kelas dengan muka baik-baik saja karena bersyukur tidak ada yang di skorsing. Bel istirahat pun berdering, semua murid berhamburan keluar kelas. Loloan yang masih diperhatikan oleh Raisel sepertinya ia menuju suatu tempat. Lalu, Raisel mengikutinya. Setelah beberapa kelas dilewatinya sampailah di UKS. Loloan masuk kesana dan diikuti Raisel.

“eh, Sel. Kamu ngapain ngikutin aku?” tanya Loloan yang baru menyadari kalau ada yang mengikuti

“aku mau minta maaf soal kejadian tadi” kata Raisel

“ga apa-apa kok”

“kamu terluka ya. Sini aku obatin” kata Raisel sambil mencari kotak P3K. Setelah didapatinya langsung di buka dan mengeluarkan beberapa lembar kapas dan diolesi alkohol lalu ditempelkan pada luka Loloan. Ia hanya  meringis kesakitan.

“sakit, ya?” tanya Raisel. Loloan hanya mengangguk

“sakitnya cuma sebentar doang kok” kata Raisel menenangkan

“dah, selesai” ucap Raisel dan tidak sengaja mereka saling menatap hanya sebentar tetapi mempunyai makna mendalam bagi Loloan

“eh, sorry” ucap Loloan

“makasih, ya Sel” ucap Loloan lagi. Raisel mengangguk mengiyakan.

Kemudian mereka pun saling diam tidak ada percakapan sama sekali. Bel istirahat telah selesai. Raisel memutuskan untuk kembali ke kelas.

“aku ke kelas duluan ya” ucap Raisel dan diangguki Loloan

Sesampainya di kelas, Raisel tidak melihat Rasya di tempat duduknya. Dalam hati ia bertanya keberadaan Rasya dan mengira-ngira dirinya masih di kantin. Raisel pun duduk di tempatnya dan menunggu guru masuk untuk mengajar. Tak lama Rasya datang dan memberikan sebungkus roti kepada Raisel.

“tuh, buat lo. Sebagai ganti sandwich yang tadi, gue ga mau utang budi sama orang  apalagi sama lo” ketus Rasya yang menaruh roti di atas meja Raisel, ia hanya diam tak bergeming.

“ngasihnya ga ikhlas” jawab Raisel

“serah, lo deh. Yang penting udah gue ganti. Minggir gue mau lewat” titah Rasya, Raisel pun memiringkan badannya agar Rasya bisa masuk ke tempat duduknya. Saat ia melewati tubuhnya tercium aroma maskulin darinya, itu yang membuat hati Raisel berdesir lagi.

Raisel berniat untuk memberikan kembali roti yang diberikan Rasya, tapi ia menolak untuk itu.

“gue beli ini buat lo, jadi gue mohon terima dan gue ikhlas ngasih ini” ucap Rasya sambil memberi roti itu tepat digenggaman Raisel. Ia hanya tersenyum paksa sebagai tanda terimakasih.

Guru biologi pun memasuki kelas dan mulai mengajar. Mata pelajaran ini sangat disukai oleh Raisel, ia hapal setiap nama-nama yang berbentuk dalam bahasa biologi. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 1:30 PM waktunya untuk pulang dan semua murid bergegas menuju rumahnya masing-masing.

~

Di kamar, Raisel mengingat kejadian yang tadi di sekolah. Ia bingung harus apa besok ketika bertemu Rasya. Semakin canggung aja keadaan mereka berdua. Ia memikirkan bagaimana nantinya rasa canggung itu. Lalu ia merasa kangen dengan teman-teman yang di Jepang dan memutuskan untuk menelpon salah satunya.

“Ayako udah tidur belum ya? Belum kali ya, disini jam 5 sore berarti kalau disana jam 7 malam” ucap Raisel bicara sendiri. Ia langsung menghubungi Ayako tetapi telepon tak kunjung di angkat, lalu ia menghubungi Oyaka tidak juga di angkat.

Akhirnya Raisel hanya menghela napas, dan melihat beberapa chat masuk termasuk pesan dari Rasya tadi siang lalu membukanya. Ada sebuah tautan link dan di buka oleh Raisel secara otomatis terbuka youtube. Disana ada kunci gitar dari lagu I Hate You, I Love You, mungkinkah Rasya ingin menggunakan gitar pada saat pengambilan nilai. Tanya Raisel dalam hati.

Tiba-tiba ponsel Raisel berdering dan menandakan bahwa ada panggilan masuk.

Ayako is calling

Tak menunggu lama Raisel mengangkatnya.

“moshi-moshi, Raisel-san. Gomen ne tadi ga angkat telpon kamu” ucap Ayako disana juga ada Oyaka

“oh, nandemonai. Pasti kalian lagi makan malam ya?” tanya Raisel yang sudah mengetahui kebiasaan keluarga Mitsumi.

“iya, Sel. Eh, kamu abis nangis ya? kok matanya sembab” tanya Oyaka khawatir

“oh, ga apa-apa kok” jawab Raisel menutupi kesedihannya

“kalo ada apa-apa cerita, Sel. Kita kan udah sahabatan lama masa kamu ga mau cerita sih” keluh Ayako pada Raisel.

Awalnya ia ga mau cerita pasal kejadian tadi di sekolah, tapi apalah daya rasa ini tak tertahan lagi dan memutuskan untuk menceritakan kepada Ayako dan Oyaka perihal kejadian tadi di sekolah.

“ih, kok jahat banget ya orang Indonesia” ucap Oyaka yang langsung di sikut oleh Ayako

“ga semua orang jahat kok, Sel. Mungkin dia ga tau aja bagaimana sisi baiknya Jepang” kata Ayako menenangkan Raisel

“iya, aku tau. Tapi baru kali ini ada yang bilang secara langsung kalo dia benci sama aku. Bagaimana ga sedih dibilang kayak begitu” ucap Raisel dengan nada bergetar

“nanti juga lama-lama dia baik sama kamu, Sel. Tinggal nunggu waktunya aja” kata Oyaka yang disetujui Ayako

Akhirnya Raisel mencoba untuk tidak memikirkan hal yang sudah terjadi dan mencoba memaafkan diri sendiri juga Rasya. Raisel dan teman-temannya dari Jepang itu membicarakan hal lain, seperti keadaan di Jepang, keadaan teman-teman yang lain dan banyak hal lain.

~~

Note :
Moshi-moshi = halo
Gomen ne = maaf ya

Bagaimana kisah di bagian ke-sebelas ini? Semoga kalian menikmatinya ya. Jangan lupa tinggalkan jejak dan tambahkan cerita ini ke library kalian. Untuk mendukung author menuliskan kisah ini jangan lupa vote, comment and share ke teman-teman kalian.

Arigatou gozaimasu.

Sunset and SunriseWhere stories live. Discover now