Part 08. "Dia istri saya"

18.2K 942 18
                                    

Holaaa, malming siapa aja nih yang begadang?? Minum kopi di prancis, jawabin dulu, nanti aku jawab di paling bawah setelah kalian selesai baca🐵🐵

Happy reading♡

***

Felisa benar-benar terlihat sangat cantik dengan dandanan naturalnya, gadis itu berangkat ke Jakarta lebih dulu bersama Arvin pada pukul 10 siang dan keluarga yang lain akan menyusul pada pukul 1 siang nanti, sebenarnya ingin bersama-sama tapi karena Arvin mendapat undangan penting jadilah pria itu memutuskan untuk pulang lebih dulu.

"Hati-hati ya sayang, nurut kata suami." pesan Mamanya.

Felisa mengangguk, setelah itu berpindah ke pelukan Ibu Ratna, "Ibu, Felisa pamit ya, Ibu baik-baik nanti di perjalanan."

Ibu Ratna mengangguk, "Iya nak, kamu juga hati-hati ya, Arvin jaga mantu Ibu jangan sampai lecet."

Arvin memgangguk patuh, pria itu segera membukakan mobil untuk Felisa dan masuk ke bagian kemudi. Mobil jenis pajero sport itu mulai melaju meninggalkan kawasan Villa dan bergabung dengan kendaraan lainnya di jalan raya, kira-kira mereka akan menempuh perjalanan selama dua jam lamanya. Di dalam mobil tidak ada yang Felisa lakukan selain memakan keripik singkong favoritnya.

"Mau mas?" Tanya Felisa pada Arvin.

"Kamu makan saja sendiri." tolak Arvin halus.

Felisa dengan senang hati menarik kripiknya lagi, sebenarnya itu hanya basa basi belaka agar dia tidak di cap sebagai istri tidak tahu diri yang enak-enakan makan tanpa menawari suami. Felisa sesekali menengok Arvin yang tengah menyetir, ohh ya ampun suaminya itu benar-benar memenuhi otaknya. Lihat betapa tampan dan gagahnya pria itu memegang stir menggunakan satu tangan dan tangan yang satu lagi menyentuh bibir.

"Sepertinya barang saya ada yang tertinggal," celetuk Arvin yang membuat Felisa langsung menoleh.

"Kan, apa aku bilang. Tadi ditanya ada yang ketinggalan apa nggak jawabnya nggak, memangnya kamu ninggalin apa, mas?" oceh Felisa.

"Jam tangan, saya baru sadar saat ini." jawab Arvin.

Felisa menghela napas, dia kira itu hal penting. "Ohh jam tangan aja, yaudah nggak apa-apa nanti aku minta tolong Mama buat cariin."

"Masalahnya saya lupa menaruhnya dimana, saya baru beli jam itu dua hari lalu sebelum pernikahan." jelas Arvin.

"Mahal emangnya?" tanya Felisa lagi.

"Rolex."

Mata Felisa melotot, apa-apaan Arvin ini. Jam semahal itu ditinggal begitu saja dan parahnya lupa menaruhnya dimana. Buru-buru Felisa merogoh hpnya yang ada di dalam tas guna menghubungi sang Mama, dia menjelaskan apa yang membuatnya menghubungi sang Mama dan meminta bantuan untuk itu. Dia juga mengatakan jika mereka sudah separuh perjalanan dan tidak mungkin kembali karena akan lebih memakan waktu.

"Iya nanti Mama cariin, udah kalian lanjutin aja perjalanannya."

"Terima kasih ya, Ma. Kalau gitu telfonnya Felisa tutup dulu, bye Mama."

Tut!

Sambungan terputus, Arvin menoleh guna bertanya bagaimana. Felisa duduk menghadap Arvin dengan kaki diangkat naik ke kursi yang di dudukinya, Arvin dibuat berdecak olehnya.

"Duduk yang benar Felisa, bahaya." ujarnya memperingati.

"Ck, nggak asik ah, aku kan mau lihat kamu mas!" Peotesnya tak terima.

AMOUR (Mr. Pradipta)Where stories live. Discover now