Part 12 "Berbeda lagi"

15.3K 945 46
                                    

Hmm, ada yang sudah bolong puasanya? Coba absen dulu sini, pake voment ya cinta♡

Happy Reading!!

***

Arvin pulang sekitar pukul 07.00 malam, pria itu langsung naik ke lantai dua dimana kamarnya berada. Dia bingung kemana perginya Felisa, gadis itu tidak terlihat batang hidungnya sejak tadi padahal kendaraannya ada di garasi semua, dari mobil sampai motor masih terparkir rapi. Arvin tidak ambil pusing, pria itu langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, siapa tahu setelah keluar nanti Felisa ada di kamar.

Selang beberapa menit Arvin selesai dengan aktifitas mandinya, keluar dari kamar dia juga tetap tidak mendapati Felisa, dia hanya melihat secangkir kopi yang diletakan diatas nakas dengan keadaan masih mengepul. Berarti sebelumnya Felisa masuk ke kamar, lalu pergi kemana lagi gadis itu?

"Kemana dia?" gumamnya.

Arvin memutuskan untuk cepat-cepat memakai baju dan mencari Felisa, mungkin gadis itu dibawah pikirnya. Tapi hal mengejutkan menyambutnya begitu membuka lemari, pakaian gadis itu tidak ada disana, lalu dengan gerakan kilat dia melirik meja rias yang juga sudah kosong tak bersisa, tidak ada berang-barang Felisa disana.

"Ck berhentilah membuat saya khawatir iblis kecil." geramnya kalut.

Arvin mengambil bajunya asal tidak peduli beberapa baju yang berjatuhan, pria itu bergegas memakainya dan keluar kamar dengan kondisi rambut dibiarkan berantakan dalam kondisi basah. Di tangga dia bertemu dengan pembantunya, karena tidak mau basa-basi lebih lama lagi dia langsung bertanya kemana perginya Felisa pada pembantunya.

"Nona Felisa ada di kamar ujung, tuan. Tadi nona memindahkan barang-barangnya kesana." jelas bi Arum.

Arvin mengangguk. "Terima kasih."

Arvin kembali naik, dia tidak jadi turun dan saat ini tujuannya adalah ke kamar yang dimaksud oleh bi Arum. Pria itu berdiri di depan pintu kamar dan langsung mengetuknya, tidak ada sahutan sama sekali tapi sayup-sayup dia mendengar sebuah musik sedang diputar dengan kencang. Untung kamar itu dia pasangi peredam suara, jadi suara yang keluar tidak akan terdengar sampai keluar kecuali ruangan itu di dekati.

Sepertinya Felisa tidak ingin bertemu dengannya, baiklah dia akan mencoba berbicara dengan gadis itu besok pagi. Felisa sendiri di dalam kamar sedang menggulung diri di dalam selimut, rasanya dia memang harus merelakan pak gantengnya. Sampai kapan pun pria itu akan tetap menutup hati darinya, dia sadar diri pasti Arvin risih dan merasa tidak nyaman dengannya.

Ya Allah sakit kali hati Feli, kayanya sumpahnya yang kemarin nggak jadi ya...

Sedihhhhh!!!!

Felisa membuka selimut yang menutupi tubuhnya, gadis itu membuka hp yang sejak tadi dia abaikan karena Arvin terus mengirimi pesan bertanya dimana dirinya, kenapa pindah kamar, kenapa memutar musik dengan kencang dan lain-lain lagi. Huh, keputusannya sudah bulat jika dia akan berusaha menjauhi Arvin mulai sekarang. Ini semua demi kebaikan dirinya dan Arvin juga 'kan? Iya ini demi kebaikan mereka berdua.

Di waktu yang sama dan di tempat yang berbeda Arvin tengah tidur terlentang di kamarnya, pria itu berpikir apakah tindakannya terlalu menyakiti Felisa. Dia tidak pernah menduga Felisa akan sampai pindah kamar, bukan apa-apa tapi gadis itu sungguh mengejutkan dengan segala kelakuannya. Arvin melirik kasur di sebelahnya, biasanya disana ada sesosok tubuh terbalut pakaian haram yang terus menganggunya.

Beberapa hari Felisa menjadi istrinya ternyata mampu merubah suasana hatinya pula, dia merasa hidupnya sedikit berwarna, ocehan ngawur Felisa seolah terus terngiang di telinganya dengan suara yang khas. Yang paling dia ingat adalah ketika gadis itu dengan agresif mencoba menggodanya, astaga dia gila, bisa-bisanya dia memikirkan kejadian itu disaat seperti ini.

AMOUR (Mr. Pradipta)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن