Part 21 "Pulang"

13.1K 828 84
                                    

Selamat weekend dan selamat istirahat semuanya, jangan lupa vote dan komen banyak-banyak ya kalau kalian suka sama cerita aku<3

~Happy Reading~

******

Tidak terasa kini keduanya sudah kembali ke Jakarta setelah berlibur selama satu minggu di Bali, selama satu minggu itu juga Felisa banyak tahu apa yang dihindari oleh suaminya. Salah satunya adalah bawang serta aroma nasi panas, pria itu akan selalu muntah bila menciumnya, maka dari itu Felisa mengakali dengan cara mencampur bubuk rumput laut serta wijen kedalam nasi Arvin agar aromanya sedikit berkurang.

Dapur rumah mereka jadi tidak dipakai sejak kemarin sore, bi Arum pun memasak di rumah belakang, tempat khusus yang dibangun Arvin untuk persiapan jika ada acara besar. Semua itu permintaan ibunya, karena ibu Ratna dan pak Bayu adalah orang jawa asli yang tidak bisa meninggalkan tradisi, beliau meminta Arvin untuk membangun dapur besar di belakang rumahnya untuk berjaga kalau nanti ada acara pengajian atau apa agar bisa memasak sendiri.

Pagi ini tidak seperti biasa, jika biasanya ada aroma masakan Felisa yang harum semerbak di setiap sudut rumah maka sekarang hanya ada aroma roti panggang. Arvin turun dengan pakaian rapi, pria itu tampak seperti hendak keluar.

"Mas, sarapan dulu sini," ajak Felisa yang langsung di turuti oleh Arvin.

Dua lembar roti panggang dan segelas susu tersaji di depan Arvin, pria itu memakannya tanpa banyak bicara. Felisa sendiri memakan buah yang sudah di potong-potongnya kemarin malam, wanita itu juga sesekali menyuapkan potongan buah pada Arvin.

"Mau kemana mas rapi gini, bukannya libur?" tanya Felisa.

"Saya mau menemui Devan, ada hal penting yang mau dia bicarakan katanya." jawab Arvin.

Felisa mengangguk paham, "Kalau gitu aku boleh ajak Intan kesini, kan?" tanyanya pada Arvin.

"Boleh, saya pulang siang kamu jangan kemana-mana tanpa izin." pesan pria itu kemudian menyalimi istrinya.

Felisa mengangguk patuh menyambut uluran tangan Arvin dan dihadiahi sebuah kecupan di dahinya, kini Arvin sudah terbiasa dengan rutinitas pagi itu. Setelah kepergian Arvin wanita hamil itu sibuk memindahkan makanan yang sudah di siapkan oleh bi Arum, dia segera menghubungi Intan untuk datang ke rumahnya.

Sekitar jam setengah delapan pagi Intan datang diantarkan oleh ojol, gadis manis itu berkata kalau mobilnya mogok tepat di depan kompleknya. Jadi mau tidak mau dia memesan ojek online, tidak mungkin dia berjalan kaki ke rumah Felisa yang jaraknya lumayan jauh itu. Keduanya berbincang-bincang hangat di pinggiran kolam, bahkan Intan juga berenang disana.

"Jadi, lo mau ngasih tau apaan ke gue?" tanya Intan dari tengah kolam.

Felisa tersenyum penuh arti kemudian menunjuk perut ratanya. "Ada baby di sini, Rin." katanya.

"Ohh baby," sahut Intan enteng.

"Kalau ada baby berarti lo hamil-"

"APAA? HAMILL!?" syok gadis bernama lengkap Rintan Febriana itu.

"Fel lo hamil Fel, serius Fel demi apa??" tanyanya tidak santai.

"Serius, udah lima minggu." jawab Felisa tenang.

Intan tersenyum lebar kemudian memeluk Felisa sekencang-kencangnya membuat perempuan itu ikut basah, "Ihh lepas Rin, basah gue jadinya bego!" seru Felisa kesal.

"Heh, demi apa bestie gue mau jadi emak, woyy!!" seru Intan tidak peduli dengan omelan Felisa.

"Ya Allah, Felisa udah di perkodok sama suaminya!!" lanjut Intan menjerit.

AMOUR (Mr. Pradipta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang