-1 Pamit

1.4K 77 2
                                    


Azkario Givan Pratama dulu nya adalah sosok yang dingin kepada orang yang tak dikenal, namun ia sosok yang bucin dan cerewet terhadap sahabatnya. Namun, suatu kejadian membuat diri nya menjadi pendiam, dan dingin kepada para sahabatnya.

Azkario Givan Pratama di tinggalkan oleh seorang Azira Queenzhaelthzee Ajram Anggara Basyaiban wanita yang akan ia lamar setelah lulus SMA dan setelah lebaran tahun ini. Namun, takdir berkata lain bahwa Azira harus meninggalkan Azka dan sahabatnya yang lain untuk selama-lamanya. Bahkan semua keluarga Anggara meninggal di waktu yang berdekatan. Kini tidak ada lagi keturunan Anggara, nama mereka selalu di kenang oleh saudara, teman dan tetangga.

Arkazna Dwi Greldani adalah adik kembar dari Azkario Givan Pratama. Sebelum Azira wafat, mereka berdua selalu saja berkelahi walaupun hanya masalah sepele dan selalu membuat ulah di rumah nya hingga orang tua nya bosan dengan tingkah mereka berdua, namun setelah Azira wafat Azka menjadi sosok yang pendiam dan dingin terhadap Arka. Arka sangat sedih melihat kakak kembarnya yang selalu melihat ke atas langit.

Kini Azka sedang berada di balkon kamar nya, ia sedang membaca Al-Qur'an dengan suara yang merdu. Tak lama setelah kematian Azira dan seluruh anggota keluarga Anggara, Azka menjadi remaja yang selalu berpegang teguh pada ajaran agama Islam dan ia pun menghafal Al-Qur'an sama seperti sahabat nya yaitu almarhum Arsya.

"A'a Farah minta di tidurin sama lu" Ucap Arka yang datang dengan menggendong Farah adik mereka.

Azka pun mengambil Farah dari gendongan adik kembar nya, lalu ia menggendong nya.
Azka pun kembali melanjutkan membaca Al-Qur'an nya hingga Farah tertidur pulas di pangkuannya.

Azka pun pergi ke kamar dan menidurkan Farah di kasurnya. Azka mengelus rambut Farah dan menggenggam tangan nya dengan pandangan yang sulit di artikan.

Bruk

"Heh Astaghfirullah" Ucap Zifran datang tiba-tiba ke kamar adik sepupunya dan menabrak rak sepatu milik Azka. Beruntung rak itu tidak ada isi nya, jadi Zifran tidak perlu membereskan apapun.

Azka hanya menatap kakak sepupu nya dengan datar. Zifran duduk di pinggir Azka yang sedang mengelus rambut Farah.

"Azka, lu siap mau pergi pesantren?" Tanya Zifran dengan serius.

Azka menganggukkan kepalanya. "In Syaa Allah"

Setelah lulus SMA, Azka memutuskan untuk menimba ilmu terlebih dahulu sebelum masuk kuliah. Ia akan menimba Ilmu di pesantren selama 3 bulan.

Berbeda dengan adik kembarnya Arka. Arka akan langsung kuliah tidak menimba ilmu terlebih dahulu di pesantren. Tadi nya Arka akan menikahi wanita yang ia cintai, namun ia urungkan agar tidak menyayat hati kakak kembarnya.

"Jaga diri baik-baik di sana, kalau ada apa-apa kabarin gue" Ucap Zifran menepuk bahu Azka.

"Az, beneran 2 jam lagi lu mau berangkat ke pondok?" Tanya Ivanka yang datang bersama dengan Arka.

Azka pun menganggukkan kepalanya dan duduk bersandar pada kepala ranjang tempat tidur nya. "In Syaa Allah 2 jam lagi gue berangkat ke Aceh" Azka melihat kepada adik kembarnya. "De, kalau lu mau nikahin Shindi, nikah aja jangan pikirin gue" Sambung Azka.

Arka menggelengkan kepalanya. "Enggak A' gue mau mantapin hati gue dulu dan belajar menjadi imam yang baik. Kalau emang Shindi jodoh gue In Syaa Allah kita bakal bersatu"

Ivanka memberi bingkisan kepada Azka. "Dari gue buat lu, kalau lu kangen sama Ivanka yang ganteng ini lihat aja pemberian gue"

Azka pun membuka bingkisan yang di beri oleh Ivanka. Dan ternyata isi nya adalah sarung warna hitam dengan corak yang sangat indah.

AUTOPHILE [On Going]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz