-4 Mendadak jadi santri

224 30 1
                                    

Allahu Akbar Allahu Akbar

Adzan shubuh pun berkumandang, para santri sudah berlari untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat shubuh. Berbeda dengan Zifran, Ivanka, Azka, Arka dan juga Regra mereka masih saja terlelap dalam tidurnya.

Saat mendengar lonceng berbunyi, baru lah Azka dan Arka berlari untuk mengambil wudhu dan shalat berjama'ah di masjid. Zifran, Ivanka dan Regra di bangun kan oleh Jefan agar mereka tak kena hukuman oleh pengurus.

Ivanka bingung dengan keadaan sekarang, ia tinggal di pondok pesantren yang beragama Islam sedangkan diri nya beragama Kristen. Ivanka tahu tata cara nya wudhu dan juga shalat namun apakah ia harus mengikuti teman-teman nya. Apakah diri nya harus ikut shalat berjama'ah di masjid?.

Ivanka pun mengambil wudhu dan tiba-tiba ada yang menyerahkan sebuah sarung kepada nya.

"Nih kamu pake, kamu ga bawa sarung kan, jadi pake sarung aku aja" Ucap Tio.

Ivanka pun mengambil sarung yang di beri oleh Tio dengan hati yang gundah. Ia pun kembali menarik tangan nya.

"Emang kalau ga shalat shubuh kenapa?" Tanya Ivanka.

"Ya kamu bakal kena hukuman lah Van"

Ivanka pun memegangi perutnya.

"Loh Van kamu kenapa?" Tanya Tio.

"Ga tau tiba-tiba sakit perut, kaya nya asam lambung gue naik deh"

"Ya udah kamu shalat di kamar aja kalau ga kuat ke masjid, nanti ada pengurus yang datang cek kesini" Ujar Tio.

Ivanka pun menganggukkan kepalanya dan mengambil sarung dari Tio. Tio pun pergi ke masjid untuk menunaikan shalat shubuh.
Ivanka bangun dari duduk nya dan mencoba memakai sarung. Ia berhasil memakai sarung namun masih tak enak di pakai oleh seorang Ivanka. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamar nya dan Ivanka pun langsung duduk dan berpura-pura merintih kesakitan.

Pengawas pun memasuki kamar saat melihat Ivanka yang sedang duduk. "Kamu ga shalat berjama'ah kenapa? Mau bilang halangan?" Ucap nya dengan menatap Ivanka tajam.

Ivanka bergidik ngeri melihat tatapan tajam pengurus pondok. "Maaf Ustadz saya shalat nya di kamar aja ya asam lambung saya naik jadi nya sakit banget kalau berdiri, bolehkan?" Tanya Ivanka. Ivanka pun mengeluarkan obat dari jaket nya. "Ini juga obat pemberian dari mamah saya"

Pengawas pun melihat dan menganggukkan kepalanya. "Oke kamu boleh shalat di kamar tapi di awasi oleh saya"

Bagai hujan badai dan petir yang bergemuruh, jantung Ivanka langsung berdetak lebih cepat dari biasa nya.

"Apa? gue shalat sambil duduk mana diawasin lagi sama ni pengawas" Gerutu Ivanka dalam hati.

"Iya Ustadz saya shalat"

Ivanka menghela nafasnya saat pengawas itu melihat santri yang akan keluar dari kamar mengendap-endap dengan tas yang berada di gendongan nya. Seperti nya santri itu akan kabur dari pondok pesantren ini.

"Kamu shalat, saya akan pergi dulu" Ucap pengawas tersebut lalu ia pergi ke santri yang berada tak jauh dari nya.

Ivanka mengusap dada nya, ia bernafas lega.
Ivanka pun menutup pintu dan mengambil handphone nya yang berada di tas. Ivanka akan mengirimi chat kepada ayah nya bahwa ia sedang berjalan-jalan di Aceh.

Sudah 30 menit berlalu, Ivanka menunggu kedatangan Zifran dan Regra. Mengapa mereka lama sekali shalat subuh?.

"Assalamu'alaikum" Ucap Regra dan Zifran memasuki kamar.

"Kalian dari mana aja sih? Lama amat" Ujar Ivanka.

Regra dan Zifran pun menghampiri Ivanka yang sedang duduk di kasur.

AUTOPHILE [On Going]Where stories live. Discover now