-2 Shalat tiang agama

341 41 0
                                    

Seorang remaja perempuan yang masih memakai baju sekolah dengan setelan baju putih dan rok abu-abu sedang berbincang hingga tertawa di jalanan dengan 3 orang teman nya.

"Za enak banget ya jadi kamu, anak bungsu di manja lagi sama orang tua, aku juga pengen" Ucap salah satu teman nya.

Tiba-tiba bibir remaja perempuan yang menyunggingkan senyuman itu pun memudar.

"Iya kamu enak banget ya, ga kaya aku yang anak pertama selalu harus jadi yang terbaik supaya bisa jadi contoh untuk adek aku" Sahut teman nya.

"Aku anak ke dua punya Adek 2 pengen jadi anak bungsu" Sahut teman nya lagi.

Remaja perempuan itu pun hanya bisa menundukkan kepalanya dan tersenyum. Entahlah ia menunjukkan senyuman yang jujur atau menyembunyikan sesuatu.

Remaja perempuan itu adalah Denaharfiza Shyra Yufaz anak terakhir dari 2 bersaudara. Denaharfiza terlahir dari keluarga yang sederhana ayah nya bekerja sebagai guru di SMP dan ibu nya berjualan kue di toko nya.
Ia mempunyai kakak perempuan yang usia nya tak berbeda jauh dengan diri nya hanya berbeda 3 tahun. Denaharfiza mempunyai paras yang cantik jelita, rambut yang panjang, kulit kuning langsat, hidung yang mancung dan juga bulu mata yang lentik. Orang-orang biasa memuji seorang Denaharfiza lebih cantik dan lebih putih dari sang kakak, namun seorang Denaharfiza tetap saja rendah hati dan meyakini sang kakak jika kakak nya pun cantik.

"Aku duluan ya. Kalian hati-hati" Ucap Harfiza.

Teman-teman nya pun mengangguk kan kepala nya dan melambaikan tangan nya.

"Assalamu'alaikum" Ucap Harfiza memasuki rumah yang berwarna putih.

"Wa'alaikumussalam" Balas seorang wanita yang usia nya 3 tahun lebih tua dari Harfiza. Wanita itu melihat Harfiza dari bawah kaki sampai kepala. "Habis dari mana aja sih Harfiza? Kok kamu pulang nya siang?"

"Maaf kak soalnya kan tadi angkot nya ga lewat-lewat, jadi ya terpaksa kalau Fiza harus jalan kaki" Jawab Harfiza dengan melepaskan tas dari gendongan nya.

Wanita yang bertanya kepada Harfiza adalah kakak perempuan satu-satu nya yang bernama Aqila Akifah Kamila.

"Sana nyapu, kakak mau tidur"

"Ya Allah kak, biarkan adek kamu makan dulu, masa baru pulang sekolah langsung di suruh nyapu" Sahut ibu mereka.

Ibu mereka bernama Tisha Aulia yang berumur sekitar 40 tahun. Aqila berumur 20 tahun, ia sedang meneruskan sekolah nya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah. Sedangkan Harfiza berumur 17 tahun ia masih menduduki bangku SMA kelas 11.

Aqila hanya memutar bola mata nya malas dan memasuki kamar nya, Harfiza pun sama ia mengganti pakaian nya lalu makan dengan masakan yang ibu nya buat.

"Cepetan kek Fiz makan nya biar cepat nyapu" Ucap Aqila.

Harfiza mengunyah makanan nya sampai habis. "Sebentar dulu dong kak, entar juga Fiza nyapu kok"

Setelah selesai makan siang, Harfiza pun menyapu rumah nya dan mengerjakan pr dari sekolah.

"KAKAK TOLONG AMBILKAN TISU" Ucap Tisha ibu mereka yang sedang berada di dapur.

Aqila berdecak di dalam hati nya. "Fiz, sana ambil tisu" Suruh nya.

Harfiza yang sedang menulis pun menuruti perintah kakak nya, setelah itu ia kembali ke ruang tengah.

"Sekalian ambil buku kakak yang warna coklat dong di kamar" Ucap Aqila.

Harfiza yang sudah kembali duduk dan menulis pun merasa terganggu. "Kak, Fiza kan lagi nulis kakak aja sana ambil sendiri"

"Ga sopan kamu malah nyuruh yang lebih tua" Ujar Aqila.

AUTOPHILE [On Going]Where stories live. Discover now