-14 Berpisah

138 14 6
                                    

"AZKARIO GIVAN PRATAMAA!" Seru seseorang dengan meninggikan suara nya. "Mana buku Hadits kamu?"

"Maaf ustadz, buku nya lupa di bawa" Jawab Azka dengan menunduk.

"Saya sudah mengatakan dari hari Rabu lalu, buku Hadits selalu kalian bawa pada saat sekolah bukan?"

Semua santri pun menganggukkan kepalanya, tak berani melihat wajah Ustadz Elfathan yang sedang marah besar. "Jika kamu begini terus, saya tidak segan-segan keluarkan kamu Azkario"

Jantung Azka pun langsung berdebar dengan kencang. Ia pun memberanikan diri menatap wajah ustadz Elfathan dan mengangkat tangan kanannya. "Maaf ustadz, tadi pagi saya sudah membawa nya, tapi pas saya lihat lagi udah ga ada di tas" Cakap nya.

Ustadz Elfathan menggebrak meja dengan buku tulis yang tebal. "Yang saya inginkan sekarang itu buku kamu, bukan alasan yang kamu buat Azkario"

Refal menyenggol lengan kiri Azka, ia sangat khawatir pada teman nya jika di hukum. Pasti Ustadz Elfathan akan menghukum nya dengan sangat keras. Refal membayangkan jika Ustadz Elfathan menghukum Azka sama seperti kakak kelas nya dulu. Kakak kelas nya di hukum oleh ustadz Elfathan untuk lari lapangan, memukul punggungnya dan lain sebagainya hingga Refal pun sadar dari bayangan nya.

"Kamu kemarin sudah di hukum oleh Ustadz Ardi dan memakai baju oranye selama 1 Minggu. Dan sekarang kamu ingin hukuman lebih Azkario?"

"Ayo Azka lu pasti kuat" Batinnya.

"Sekarang keluar dari kelas dan terserah kamu akan tidur di kamar, atau makan" Perintah nya.

Azka hanya bisa mengangguk.

"Ayo cepat keluar, tau kan pintu keluar dimana? Atau kamu ga bisa lihat?"

"Astaghfirullah sabar Az" Batin Azka.

"Saran ana sih mending antum bersihin lapangan dan bantu orang yang kerja" Bisik Refal.

Azka pun berjalan menuju pintu dan keluar, lalu ia menutup pintu kembali. Ia tak tahu harus kemana, apa harus mengikuti saran Refal?.

"Mamah? Gimana ya keadaan mamah? Gue kangen" Ucap Azka mengusap wajah nya kasar.

Azka pun berjalan menuruni tangga dan entah ia akan pergi kemana. Azka berjalan melewati lorong-lorong hingga bertemu dengan bapak-bapak yang sedang bekerja membuat gedung. Azka pun berjalan ke arah mereka, hati nya sangat sedih melihat bapak-bapak yang mengusap keringat nya.

"Assalamu'alaikum" Ucap Azka menghampiri mereka.

Orang-orang yang sedang bekerja pun melihat kepada Azka dengan tatapan yang sulit di artikan. "W-waalaikumussalam" Jawab salah satu dari mereka.

Azka pun tersenyum ramah kepada mereka. "Maaf pak, boleh saya bantu?" Tanya nya dengan sangat sopan.

Para pekerja gedung pun saling pandang dan mengernyitkan keningnya.

"Saya ini keluar dari ruangan kelas karena saya tertidur tadi. Jadi daripada saya di kamar tidak melakukan apapun, lebih baik saya membantu kalian" Ujar Azka dengan sopan dan senyum nya yang ramah. "Boleh kan pak?" Tanya nya.

"Emm gini ya dek, maaf bukan nya ga boleh tapi saya takut ustadz yang lain marah. Kan aturan nya santri itu belajar bukan bekerja di sini"

Azka pun tersenyum sangat ramah. "Bapak tenang aja, ustadz-ustadz di sini In Syaa Allah ga akan memarahi kalian kok. Kalau pun ada ustadz yang nanya bilang aja Azkario kamar 9A asrama 1 tingkat 2"

Mereka pun mempersilahkan Azka untuk membantu nya. Azka menaikkan celana panjang berwarna hitam nya hingga betis dan membuka kemeja nya. Kini Azka hanya mengenakan kaos berwarna hitam di padukan celana hitam panjang.

AUTOPHILE [On Going]Where stories live. Discover now