-9 Berpisah

172 25 3
                                    


Adzan shubuh pun berkumandang dengan merdu membangunkan orang-orang untuk menunaikan shalat shubuh. Shalat itu lebih baik daripada tidur.

"Udah sana kalian wudhu" Ucap Ivanka yang memasukkan barang nya kedalam tas.

Zifran pun bertepuk tangan. "Alhamdulillah, akhir nya kita balik juga" Ujar nya.

"Udah yok wudhu" Sahut Regra.

Zifran dan Regra pun pergi berwudhu dan shalat shubuh berjama'ah di masjid. Sedangkan Ivanka, ia berada di kamar karena semua ustadz sudah tahu bahwa diri nya beragama Kristen.

30 menit berlalu dan suara derap langkah orang-orang yang melewati lorong terdengar di telinga Ivanka. Ivanka pun langsung keluar kamar untuk menemui teman-temannya di depan asrama.

"Eh, kita foto yuk" Ajak Ivanka saat berada di tangga atas.

"Kamera nya punya siapa? Ustadz?" Tanya Mahmad. "Kamu ya yang izin" Sambung nya.

Ivanka pun menunjukkan tangan kanan nya yang sedang menggenggam handphone. "Hp gue lah, mumpung gue masih pake baju kaya gini" Ujar nya.

"Yuk" Seru semua nya.

Mereka semua pun berbaris dengan rapih.

"Kalian mau ngapain baris rapih kaya gini?" Tanya Ustadz Elfathan yang datang tiba-tiba.

Arka pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Emm Ustadz kita minta izin, boleh ya kita foto-foto sama teman kita sebelum pulang" Ucap Arka.

"Kamera?" Tanya Ustadz Elfathan.

"Boba tiga nya Ivanka" Jawab Regra.

Ustadz Elfathan pun mengerutkan keningnya dan menoleh ke arah Ivanka. Ivanka pun hanya menunjukkan cengirannya. "Hp saya ustadz, boleh ya"

"Ustadz beneran ustadz kita ga tau kalau selama ini mereka bawa hp" Sahut Deni yang mengangkat kedua tangan nya.

Ustadz Elfathan pun berjalan ke arah Ivanka, Ivanka menelan saliva nya susah payah.

"Sini saya yang fotoin kalian" Ucap ustadz Elfathan.

"Bener ustadz?" Tanya Ivanka dengan gembira.

"Baris yang rapih" pinta Ustadz Elfathan.

Ustadz Elfathan pun membalikkan hp Ivanka dan terlihatlah kamera tiga yang berukuran agak besar dan berlogo Apple. "Handphone kamu kalau saya jatuhin dari lantai 3 masih bernyawa ga?" Tanya nya.

"Astaghfirullah Ustadz, istighfar itu hp saya harga nya melehong" Ujar Ivanka.

Saat sudah berbaris rapih, ustadz Elfathan pun memfoto mereka. Dari mulai mereka berbaris rapih hingga barisan nya tak teratur.

"Ustadz, foto bareng yuk buat kenang-kenangan" Ajak Regra.

"Iya sama Ustadz Hanan" Usul Arka.

"Ada apa nyebut nama saya?" Tanya Ustadz Hanan yang tiba-tiba muncul dari arah belakang mereka.

"Ustadz foto yuk buat kenang-kenangan. Please" Ajak Ivanka.

"Siapa yang fotoin?" Tanya ustadz Elfathan.

Ivanka pun melambaikan tangan nya. "Uy sini" Ucap Ivanka.

Seorang santri yang di panggil oleh Ivanka pun datang dan menyalimi tangan kedua ustadz.

"Tolong fotoin kita ya" Ucap Azka.

Arka menjentik telinga saudara kembarnya. "Tumben ngomong, kesurupan ape lu?" Tanya nya.

"Badarawuhi" Jawab Azka dengan enteng.

"Heh" Ucap semua sahabat nya.

"Ayok kalian baris yang rapih, itu sarung nya kebawahin dong masa ke atas banget sih Jef" Tegur Ustadz Hanan.

AUTOPHILE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang