-10 Memori indah

166 22 5
                                    

"Alhamdulillah"

"Pegel gue naik pesawat 2 jam doang"

"Duduk 2 jam gitu doang pegel, gimana kalau meninggal, kita cuma bisa tiduran, ga bisa gerak" Sahut Zifran.

"Heh dodol lu jangan bilang tentang meninggal, merinding gue"

"Maka nya lu tuh harus Inget selalu sama kematian Arkazna"

"Puji Tuhan. Akhir nya gue bisa kembali ke kota Jakarta dengan selamat, sehat dan sentosa"

"Heh Ivanka, bukan cuma lu doang yang selamat. Tapi seluruh penumpang pesawat"

"Zif, lu jangan marah-marah mulu. Cepet tua lo"

"Gue tinggal lu bertiga" Ujar Regra yang membawa tas meninggalkan mereka.

Mereka semua pun keluar dari bandara dan memesan taksi.

"Assalamu'alaikum" Ucap Arka memasuki rumah.

"Wa'alaikumussalam" Jawab Shinta.

Arka pun menyalami tangan Shinta dan Shinta pun memeluk nya.

"De mandi dulu gih nanti mama siapin makan" Ujar Shinta.

Arka pun hanya menganggukkan kepalanya dan masuk kedalam kamar. Shinta melihat Arka yang berjalan masuk ke dalam kamar merasa sedih karena biasa nya Arka selalu bersama dengan Azka.

"Mah, Farah mana?" Tanya Arka yang duduk di kursi meja makan.

"Sama Umma, lagi di ajak jalan-jalan biasa" Jawab Shinta yang sedang mengaduk sop buatan nya.

"Makan ya" Ujar Shinta.

Arka pun mulai menyuapi sop buatan sang mamah nya.

"Emm masakan mamah emang paling the best deh" Puji Arka.

"Muji nya ikhlas apa terpaksa?" Ujar Shinta.

"Ya ikhlas dong mah. Ngapain juga muji masakan mamah dengan terpaksa"

"Ya bisa jadi kamu mau minta sesuatu sama mamah"

"Ya Allah mah, ga boleh su'udzan sama anak tuh, dosa nanti"

"Hem, udah besar jadi udah tau mana yang salah dan mana yang benar"

"Iya dong, ya masa umur udah tua tapi pemikiran nya kayak bocah"

"Bagus sih de, kalau kamu nyadar udah tua"

"Astaghfirullah mamah"

*

"Az, kamu udah makan pagi belum?" Tanya Refal.

Azka yang sedang duduk di dekat jendela pun terkejut dan ia hanya melirik Refal. "Nanti aja, saya masih kenyang"

"Az, yok main ke kamar nya si Jefan daripada sendirian mulu disini"

"Enggak terimakasih"

Refal pun menganggukkan kepalanya dan pergi dari kamar.

Azka melihat orang-orang yang sedang berlalu lalang mencari tempat berteduh karena turun hujan, ia melihat nya melalui jendela kamar yang berada  di lantai dua.

"Sendirian itu menyenangkan, selebih nya kesepian" Batin Azka yang mengadahkan tangannya keluar jendela merasakan dingin nya udara.

"Arsya, Eci, Kevin kenapa sih kalian ninggalin gue untuk selama-lamanya? Kalian kan udah janji bakalan bersahabat selama-lamanya. Kita udah kenal dari zaman SD yang masih anak-anak"

AUTOPHILE [On Going]Where stories live. Discover now