03.

5.3K 737 77
                                    

"Darimana kau mendapatkannya?!" Yuta yang tadinya berada di balik meja panjang yang ada di ruangan tersebut secara tiba-tiba melompat langsung ke hadapan Haechan membuat Haechan memundurkan tubuhnya secara refleks.

Wajah Yuta tampak marah, feromon yang dikeluarkan pria itu semakin tidak bersahabat bagi Haechan yang sensitif sekali dengan aroma feromon alpha. Ia ingin menutup hidung namun tidak ingin kembali menimbulkan masalah karena dicap sebagai orang yang tidak sopan sehingga ia menahan dirinya sendiri untuk tidak melakukan itu.

"Darimana?!" Bentakan keras dari Yuta yang berada tepat sekali di hadapan wajahnya membuat Haechan tersentak kaget. Ia merasa semakin ketakutan, badannya pun mendadak menjadi lemas.

Karena pengaruh feromon Yuta yang semakin menekan, kini tubuh Haechan sedikit bergetar, matanya tampak berkaca-kaca dan Haechan terlihat begitu menyedihkan. Untunglah ada Taeyong juga di sana. Ia yang menyadari ketakutan Haechan segera mengambil tindakan dengan mendorong Yuta untuk menjauh dari anak itu. Ia menyesal karena tidak cepat mengambil tindakan sehingga anak itu harus seketakutan ini.

"Cukup Yuta. Kau siapkan saja obat nyamuk itu dan antarkan ke masing-masing kamar. Ayo Haechan." Sekali lagi Taeyong menggenggam tangan Haechan dan sedikit menyeretnya untuk pergi dari sana.

Haechan bisa sedikit bernafas lega saat sudah keluar dari sana. Di dalam sana ia merasa sesak karena feromon Yuta.

Sepanjang mereka berjalan kepala Haechan dipenuhi dengan banyak pertanyaan seperti; kenapa Yuta ingin tau sekali darimana ia mendapatkan jaket itu dan kenapa pula ia tampak sangat marah? Memang ada hubungan apa antara Yuta dan Mark itu? Apakah mereka mate? Tapi dari yang Haechan tau kedua orang tersebut adalah seorang alpha. Jelas sekali dari ciri-ciri yang mereka miliki, keduanya sama-sama memiliki aura dominan yang kuat dan feromon yang tak kalah kuat juga.

"Jangan terlalu dipikirkan, Haechan." Suara Taeyong menyadarkan Haechan yang tengah bergelut dengan pemikirannya sendiri. Omega dari tangan kanan alpha pack tersebut memberikan senyum lembut yang menenangkan kepadanya. Ia tau anak itu masih terkejut dan juga kebingungan saat ini.

"Maafkan Yuta ya. Sebenarnya dia orang yang baik meski wajahnya terlihat galak begitu." Mendengar perkataan Taeyong membuat Haechan menatap omega tersebut dengan tatapan tak percaya seolah-olah berkata, "kau pasti sedang bercanda saat ini."

"Aku tidak bercanda, Haechan. Di balik wajah garangnya itu ia adalah orang yang baik. Memang sedikit sulit mendekatinya, namun jika sudah dekat dia tidak akan ragu menolong jika kau meminta bantuan. Karena itulah aku meminta maaf atas namanya." Melihat wajah tidak percaya Haechan membuat Taeyong kembali menjelaskan. Ia tidak ingin anak itu memiliki pandangan yang buruk terhadap Yuta karena Haechan dan Yuta mungkin akan saling membutuhkan nantinya, terlebih semua kebutuhan yang ada di sana diurus oleh Yuta dan mate nya.

"Apakah Yuta dan Mark adalah mate?" Taeyong dibuat tertawa karena pertanyaan tersebut.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pertanyaan Haechan, ia tau anak itu menjadi penasaran karena apa yang baru saja terjadi. Sikap yang  ditunjukkan Yuta memang bisa membuat orang lain salah paham dan bertanya-tanya.

Ia sendiri pun dulu sempat berpikiran bahwa Yuta mungkin saja memiliki perasaan kepada Mark karena sikap si pemuda, tapi hal itu ternyata tidak benar. Lagipula Yuta telah memiliki mate sekarang, hanya saja mate nya tidak sedang berada di sini ia sedang pergi ke kota untuk beberapa urusan yang masih ada kaitannya juga dengan pelatihan ini. Yuta dan mate nya, Winwin, mereka bekerja sama untuk menyediakan kebutuhan di sana. Mereka akan membagi-bagi tugas dan bergantian untuk membeli barang-barang di kota.

"Yuta sudah memiliki mate, Haechan. Mereka sudah dekat sejak lama, ia menganggap Mark sebagai adik kecilnya yang begitu berharga. Sebagai kakak, mungkin saja ia merasa penasaran kenapa benda milik adiknya bisa berada padamu hanya saja caranya untuk mendapatkan jawaban darimu memang salah, tak seharusnya dia melakukan itu." Taeyong menjelaskan tanpa menghentikan jalannya, ia bahkan menyempatkan diri untuk mengelus rambut Haechan.

LUNAWhere stories live. Discover now