09.

6.2K 790 154
                                    

Rencana pelepasan kelinci mungil yang sudah dikatakan oleh Mark sebelumnya terpaksa ditunda. Pria itu mendapatkan tugas penting yang berasal langsung dari alpha pack. Tentu saja dia tidak bisa sembarangan menolaknya.

Sudah hampir empat hari pria itu pergi entah kemana dan sampai sekarang pun belum kembali. Haechan tidak merindukannya tentu saja, ia hanya merasa sedikit aneh tanpa ada kehadiran alpha itu disekitarnya. Mereka bahkan baru bertemu satu kali saat di tempat luna Doyoung dan pria itu kembali menghilang.

Tapi Haechan juga bersyukur. Karena kepergian Mark yang entah kemana, ia masih bisa menghabiskan waktunya bersama dengan si kelinci manis itu. Makhluk mungil itu sudah benar-benar sembuh sekarang, bahkan makannya pun bertambah banyak.

Haechan sebenarnya berharap setelah kembali nanti Mark akan membiarkannya memelihara makhluk mungil ini dan tidak melepasnya kembali ke alam liar. Semoga saja seperti itu.

"Haechan?"

Panggilan itu berasal dari luna Doyoung, ia tengah di tempat sang luna saat ini karena memang kelincinya berada di sana.

"Ya, Luna?" Haechan menjawab panggilan tersebut, tak lupa juga ia memberikan senyumnya yang manis.

"Ada seseorang di luar sedang menunggumu. Kau bisa membawa kelincinya juga." Suara Luna Doyoung kembali terdengar. Haechan yang mendengar hal itu tanpa sadar mengerutkan keningnya dan memasang ekspresi kebingungan yang menggemaskan. Luna Doyoung bahkan sampai gemas sekali ingin mencubit pipi anak ini.

"Siapa, Luna?"

"Kau bisa melihatnya sendiri, haechan."

"Tidak apa aku membawanya keluar?" Yang dimaksudkan oleh Haechan adalah si kelinci yang kini berada di tangannya.

Setelah melihat anggukan tanda mengiyakan dari sang Luna Haechan pun bergegas keluar. Entah kenapa ia merasakan debaran aneh di jantungnya. Namun saat sudah beberapa langkah saja dari pintu ia mendadak sekali berhenti, hidungnya mencium feromon dari Mark.

Haechan tentu saja langsung sadar dengan apa yang terjadi. Jika Mark sudah datang dan memintanya membawa si kelinci, sudah pasti ia akan membawanya dan melepaskannya. Ia harus mencari cara agar Mark mau mengubah pikirannya.

"Haechan?" Melihat Haechan yang tiba-tiba saja terdiam membuat Luna Doyoung memanggil namanya, namun hal itu justru membuat Haechan terkejut.

"Luna, aku tidak mau keluar." Haechan kembali membalikan tubuhnya menghadap sang Luna dan memasang wajah seakan-akan ingin menangis. Luna Doyoung tidak bisa tidak panik melihatnya.

"Haechan, ada apa?" Dengan terburu-buru Luna Doyoung menghampiri Haechan, ia takut anak ini kenapa-napa. Jika sampai iya, mungkin ia harus berhadapan dengan Mark nantinya.

"Aku tidak mau bertemu dengan M-"

"Dengan siapa?" Mark tiba-tiba saja masuk ke dalam dan memotong kalimat Haechan. Itu membuat Luna Doyoung dan Haechan terdiam sejenak karena keterkejutan mereka.

"Kalian kenapa?" Mark kembali bertanya saat melihat dua omega di hadapannya hanya terdiam sambil memandanginya.

"Oh, Mark! Kau membuatku terkejut. Nah Mark, Haechan sudah di sini." Luna Doyoung lah yang pertama kali tersadar dari lamunannya, ia tersenyum sambil memperhatikan dua orang yang kini sudah saling bertatapan di hadapannya.

"Terimakasih, Luna. Aku akan membawanya sekarang."

"Hati-hati ya."

"Tentu."

Setelah menjawab, Mark menggenggam tangan Haechan dengan lembut dan membawa anak itu pergi dari sana tanpa ada perlawanan apapun dari Haechan.

Haechan sendiri sebenarnya pun bingung, beberapa saat yang lalu ia berkata tidak ingin menemui pria ini dan kini ia tampak sangat pasrah saat pemuda alpha ini membawanya entah kemana. Ia bahkan membalas genggaman Mark di jari-jarinya. Sampai pada akhirnya di pertengahan jalan Haechan menghentikan langkahnya dan membuat Mark pun melakukan hal yang sama.

LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang