07.

5K 698 43
                                    

Pagi-pagi sekali Haechan sudah sibuk dengan pekerjaan barunya di dapur. Ia masih mengantuk dan ingin sekali tidur, belum lagi udara pagi yang dingin menembus tulang. Untung saja ia belum sempat mengembalikan jaket milik Mark sehingga saat ini ia masih bisa menggunakannya. Ia berusaha untuk tidak memperdulikan tatapan dari orang-orang selama ia bisa merasakan kehagatan dari jaket milik alpha tersebut, lagipula Mark sendiriah yang meminjamkan kepada dirinya.

Ia tengah sibuk menghaluskan bumbu-bumbu untuk campuran bahan makanan di sana dengan alat penghalus manual yang terbuat dari batu. Ia tidak mengetahui jenis batu tersebut tidak juga ingin mencoba untuk mencari tau. Jika ini di kota pasti pekerjaan seperti ini akan mudah dan cepat diselesaikan dengan alat penghalus otomatis, namun listrik pun di tempat ini tidak ada apalagi alat seperti itu.

Disaat ia tengah fokus dengan pekerjaannya tiba-tiba saja ia mencium feromon seseorang yang sudah ia kenali, feromon yang sama dengan yang masih bisa tercium dari jaket yang tengah ia kenakan. Feromon dari Mark.

Entah kenapa Haechan merasa penasaran dengan keberadaan alpha tersebut, ia menengokkan kepalanya kesana kemari mencari asal sumber dari feromon tersebut. Saat sudah bisa menemukannya senyuman kecil tersungging dari bibirnya, ia melihat Mark tengah berbicara dengan seseorang disana.

Mark sendiri bukan tanpa alasan datang kesana, selain menemui Haechan ia juga tengah melaksanakan pekerjaan rutinnya. Setiap pagi-pagi buta sekali Mark akan membawa beberapa orang bersamanya untuk berburu. Hutan disekitar mereka masihlah hutan yang terjaga keasriannya sehingga masih banyak sekali hewan-hewan yang hidup di sana. Tidak ada sekalipun kawanan yang dipimpin Mark untuk berburu gagal mendapatkan buruan, kali ini seekor rusa jantan berukuran cukup besar serta seekor kelinci berwarna coklat muda. Tampaknya kelinci itu hanya mendapat luka ringan sehingga ia masih bisa menggeliat di tangan Mark. Hewan-hewan buruan itulah yang diolah untuk makanan sehari-hari dalam pack.

Haechan yang tengah memperhatikan Mark tentu saja melihat kelinci lucu itu juga, ia merasa kasihan kepada makhluk menggemaskan tersebut. Tega sekali Mark melukai hewan munggil itu dan akan menjadikannya sebagai bahan makanan. Haechan tentu tidah bisa diam saja. Tanpa memperdulikan pekerjaannya menghaluskan bumbu, Haechan justru mendekat kearah Mark.

Kehadiran anak itu tentu saja langsung disadari oleh Mark, ia menghentikan pembicaraannya dan mengalihkan atensi miliknya kepada omega tersebut.

"Ada apa?" Mark bertanya keheranan karena kedatangan Haechan. Bukan ia tdak senang karena Haechan menghampirinya, ia hanya bingung melihat wajah Haechan yang seperti tengah memendam amarah saat melihatnya. Seingatnya ia tidak melakukan kesalahan apapun kepada Haechan.

Selama beberapa saat Haechan tidak menjawab dan masih berdiam diri dengan wajah yang sama, hal itu membuat Mark khawatir. Ia takut Haechan tengah sakit saat ini.

"Kau menyakitinya." Akhirnya suara Haechan terdengar di telinga Mark, namun ia masih belum menangkap maksud dari kalimat itu.

"Apa maksudmu?"

"Kelinci itu. Dia masih sangat kecil dan kau akan memasaknya!" Haechan meninggikan suaranya karena kesal, saking kesalnya matanya bahkan sampai berkaca-kaca memandang Mark.

Melihat mata itu penuh dengan air mata yang hampir menetes membuat Mark sedikit panik, padangan orang-orang pun kini terarah penasaran kepada mereka apalagi setelah teriakan Haechan barusan.

Mark memberikan rusa yang ia bawa kepada orang yang sebelumnya ia ajak bicara sebelum menarik tangan Haechan untuk sedikit menjauh dari sana. Haechan tidak menolak, ia membiarkan sebelah tangan Mark yang kosong menggenggam tangannya, sedang tangan Mark yang satunya tetap membawa kelinci terluka tersebut.

Setelah tiba di tempat yang menurut Mark lebih nyaman untuk mereka berbicara ia menghentikan langkahnya, Haechan tentu saja mengikuti. Mark membalikan tubuhnya agar berhadapan dengan Haechan. Bisa ia lihat anak itu kini tengah menunduk memperhatikan kelinci di tangannya.

LUNAOnde as histórias ganham vida. Descobre agora