15.

1.7K 387 73
                                    

Sudah dua malam Haechan berada di pondok Mark. Sudah berkali-kali juga ia mencoba pergi secara diam-diam namun selalu saja berhasil digagalkan. Mark tidak meninggalkannya barang sejenak, bahkan sepertinya ia membolos dari pekerjaannya.

Itulah yang membuat Haechan menjadi semakin tidak nyaman berada di tempat Mark. Ia tidak ingin membuat masalah lebih banyak lagi di sini. Bisa saja Haechan yang kembali disalahkan karena Mark yang membolos. Ayolah, Haechan hanya ingin cepat pergi dari sini dengan tenang.

Tapi untunglah hari ini Mark agaknya sedikit berbaik hati, ia akhirnya memperbolehkan Haechan untuk kembali ke tempatnya sendiri. Melihat kondisi Haechan sudah lebih baik dari sebelumnya. Meski masih terlihat mengenaskan, setidaknya ia sudah merasa lebih kuat. Tentu saja Haechan kembali dengan diantar langsung oleh Mark.

Mark juga sepertinya sudah sadar ia tidak boleh terlalu lama meninggalkan pekerjaan, ia memegang pekerjaan yang penting di pack. Tidak ada yang bisa menggantikannya.

"Kau bisa kembali kemari kapanpun kau mau."

"Untuk apa? Ini kan tempatmu. Jika tidak ada urusan aku tidak akan kemari."

"Tempat ini juga akan menjadi tempatmu."

"Apa maksud mu?"

Kebingungan tercetak jelas di wajah Haechan setelah mendengar perkataan dari Mark.

Perkataan dari Mark cukup membekas di benak Haechan. Apa mungkin Mark akan pensiun dan memberikan jabatannya kepada Haechan sehingga pondok itu akan menjadi miliknya? Okei itu adalah hal mustahil.

Mark sendiri memilih untuk bungkam tidak tampak ingin menjawab pertanyaan dari Haechan, ia justru mengambil lengan Haechan untuk ia genggam dan membantunya untuk segera berjalan.

Kini Haechan benar-benar terlihat seperti anak yang patuh. Ia tidak lagi berontak seperti saat di awal kedatangannya ke tempat itu.

Semakin hari Haechan merasa semakin nyaman sehingga hal seperti ini terasa biasa baginya. Entah sadar atau tidak, ia sudah sangat berubah dibandingkan dengan saat awal kedatangannya.

Kali ini Mark benar-benar mengantarkan Haechan ke depan pintu pondoknya meski Haechan sudah menolak dengan keras. Mark tetap Mark yang tidak bisa ditolak.

Haechan sudah khawatir jika ada sesuatu saat seorang alpha berada di sekitar pondok omega, tetapi sepertinya yang ia pikiran tidak terjadi. Sejak tadi ia mengamati wajah Mark, alpha itu seperti tidak terpengaruh sedikitpun. Ia memiliki kontrol tubuh yang baik.

Pintu pondok Haechan diketuk beberapa kali oleh Mark. Saat pintu terbuka munculah Renjun dengan wajah terkejut yang bercampur kelegaan, di belakangnya nampak Jaemin yang sepertinya khawatir. Haechan sedikit senang anak itu baik baik saja. Ingat, hanya sedikit.

"Bisa kalian jaga dia untukku?"

"Baik, alpha."

"Aku pergi, kau masuklah."

Tanpa menunggu Mark pergi Haechan sudah lebih dulu masuk dan duduk di ranjang bobroknya. Rupanya ia bisa juga merindukan ranjang butut keras ini.

Tak lama Renjun dan Jaemin menyusul mendekat ke arahnya, sebelumnya mereka menunggu hingga Mark benar-benar pergi.

"Haechan, kau tidak apa-apa?"

Renjun menubruk Haechan dengan pelukannya, ia sedikit kaget mendapatkan itu.

"Aku sudah babak belur begini, bagaimana bisa aku tidak apa-apa?"

Mendengar hal itu membuat Renjun justru tertawa. Omongan ketus anak itu sudah kembali, artinya ia sudah tidak apa-apa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 03 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LUNAWhere stories live. Discover now