08.

5.4K 719 48
                                    

Sudah beberapa hari belakangan ini Haechan secara rutin akan datang ke tempat luna Doyoung setelah menyelesaikan pekerjaannya untuk melihat kelinci kecil yang di bawa oleh Mark. Makhluk munggil malang yang saat dibawa itu tengah terluka kini sudah mulai pulih. Luna Doyong mengobatinya dengan baik, tentu saja dibantu oleh Haechan.

Entah kenapa Haechan merasa bertanggung jawab pada makhluk munggil itu sehingga ia selalu datang melihatnya sekalipun ia sedang lelah. Kini, melihat si munggil yang tadinya hanya bisa berbaring karena luka sekarang bisa melompat kesana kemari membuat kepuasan tersendiri di hati Haechan. Ia merasa bangga pada dirinya sendiri.

Haechan hari ini pun kembali datang, namun tidak sendirian. Di tengah perjalanan tadi ia bertemu dengan Mark dan pemuda alpha itu ternyata juga berniat pergi ke tepat ini sehingga mereka memilih untuk pergi bersama-sama. Haechan tetap berusaha menjaga jarak dengan Mark, ia berjalan di belakang Mark. Dari belakang sini ia bisa memandangi punggung orang yang beberapa hari ini tidak ia temui.

Entah kenapa memang beberapa hari ini ia tidak melihat Mark atau bahkan mencium aroma feromon dari pria di depannya itu, biasanya ia akan mudah ditemukan seolah-olah memang sengaja mengikutinya. Haechan berpikir mungkin saja pria itu tengah sibuk melakukan pekerjaan di luar pack sehingga Haechan tidak bisa melihatnya beberapa hari itu. Tapi, pekerjaan seperti apa itu?

Pemikiran-pemikiran di dalam kepalanya tentang Mark membuat Haechan bahkan tidak sadar mereka telah tiba kalau saja Mark tidak memberitahukan kepadanya. Anak itu terlalu banyak melamun sepanjang perjalanan tadi. Mark mengkhawatirkannya.

"Kita sudah sampai." Mark mengetuk pintu beberapa kali sebelum masuk ke dalam dan Haechan tetap setia mengikuti di belakang pria itu.

Melihat keduanya datang secara bersamaan membuat Luna Doyoung bangkit dan tersenyum menyambut keduanya. Ia sudah bisa menebak jika Haechan akan datang lagi hari ini, namun ia tidak menyangka kalau ia akan datang bersama dengan Mark. Entah itu disengaja atau tidak, ia senang melihat keduanya bersama seperti ini. Mereka tampak menggemaskan dan tentu saja serasi.

"Kalian bisa melihatnya." Luna Doyoung mengeluarkan si kelinci dari dalam kandang, makhluk mungil itu langsung melompat-lompat kesenangan.

Haechan gemas sekali melihatnya, ia berjongkok dan mulai mengelus bulu halus si mungil dengan penuh rasa sayang. Mark yang juga berada di sana memperhatikan keduanya kini dilanda kebingungan, ia bingung manakah yang lebih menggemaskan, si kelinci atau justru Haechan? Di matanya tentu saja Haechan, tidak ada yang menandinginya.

"Kalian lihat kan dia sudah sehat? Dia bahkan sudah bisa melompat-lompat sekarang ini. Kalian akan tetap merawatnya atau melepaskannya kembali ke hutan?" Luna Doyoung bertanya dengan pandangan mengarah kepada Mark.

Mark sendiri masih saja memperhatikan Haechan yang tetap pada posisinya, namun kini anak itu pun membalas tatapan Mark yang mengarah kepadanya. Selama beberapa saat mereka tetap bertatapan seperti itu, luna Doyoung bahkan sudah tersenyum geli memperhatikan tingkah keduanya. Lucu sekali muda-mudi yang dimabuk cinta ini, ia jadi teringat dengan suaminya yang kadang-kadang bertingkah seperti seorang budak cinta.

"Kami akan melepasnya." Mark berkata tanpa memutus pandangan mereka, ia bisa langsung melihat perubahan dari raut wajah Haechan.

"Kenapa begitu?" Haechan bangkit, ia mengabaikan kelinci kecil yang kini melompat-lompat disekitar kakinya. Pandangan bertanya-tanya ia arahkan kepada Mark yang berada dihadapannya saat ini.

Setiap hari ia datang kemari, ia sudah bersusah payah membantu luna Doyoung mengobati makluk mungil yang terluka itu bahkan dengan mengorbankan waktu istirahatnya, dan Mark itu seenaknya saja berkata ingin mengembalikannya.

LUNADonde viven las historias. Descúbrelo ahora