04.

5K 741 41
                                    

Berakhirnya tugas untuk hari ini membuat Haechan merasa senang namun juga merasa sedikit sedih. Setelah seharian ini bekerja membantu Wendy dan Seulgi mengurusi bayi-bayi serigala akhirnya ia bisa beristirahat di ranjangnya yang rasanya tidak berguna sama sekali.

Tapi setelah ini ia mungkin tidak akan bisa lagi melihat Jungwoon, Beomgyu, juga David karena pasti esok hari ia akan mendapatkan pekerjaan yang berbeda.

Baru saja beberapa saat yang lalu ia berjalan pergi dari sana setelah berpamitan kepada Wendy dan juga Seulgi untuk pergi ke ruangannya, ia sudah merasa rindu dengan ketiga bayi serigala yang menggemaskan itu. Bahkan aroma khas bayi kini masih menempel pada tubuhnya.

Sampai di ruangannya sudah ada Jaemin yang tengah duduk sambil membaca sesuatu di ranjangnya, ia tidak melihat ada Renjun di sana. Tanpa berniat untuk menyapa, Haechan lebih memilih segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Jaemin sendiri pun berlaku sama, ia hanya melirik sekilas kepada Haechan dan setelahnya kembali fokus kepada buku yang tengah ia baca.

Di dalam kamar mandi Haechan kini tengah membasuh tubuhnya dengan air yang masih saja terasa dingin. Namun kali ini ia tidak akan protes, setelah seharian bekerja membuat tubuhnya letih dan juga terasa sangat lengket, air dingin membantu tubuhnya kembali merasa segar.

Cukup lama juga Haechan berada di dalam sana, setelah mengenakan pakaian ia segera saja keluar. Renjun ternyata sudah ada di sana.

"Bagaimana pekerjaanmu, Haechan? Kau hari ini bertugas menjaga bayi-bayi serigala, kan?" Renjun bertanya saat Haechan sudah duduk di ranjangnya. Ia merasa Haechan beruntung sekali, di hari pertamanya ia sudah berkesempatan untuk melihat bayi-bayi serigala. Ia juga ingin sekali melihat mereka.

"Aku tidak pernah berurusan dengan bayi, tapi syukurlah semuanya lancar." Haechan menjawab pertanyaan Renjun, matanya sedikit melirik ke arah Jaemin yang kini ikut menyimak percakapannya dengan Renjun. Sepertinya omega bermarga Na itu juga penasaran sama seperti Renjun.

"Katanya mereka itu sangat menggemaskan, apa itu benar?" Renjun tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya. Matanya berbinar-binar berharap Haechan mau menceritakan tentang bayi-bayi serigala itu. Haechan tentu saja tidak bisa mengabaikan jika tatapan Renjun sudah seperti itu.

"Benar sekali!" Haechan menganggukkan kepalanya dengan semangat sebelum kembali melanjutkan perkataannya.

"Wajah mereka tampak seperti kedua orangtuanya, pipi mereka juga sangat penuh. Dan kalian harus tau, bulu-bulu di telinga mereka sangatlah halus!" Perkataan Haechan membuat mata Renjun semakin berbinar-binar, bukan hanya Renjun, kini Jaemin pun menunjukkan ekspresi yang sama.

"Sungguh Haechan, kau benar-benar beruntung. Apa kau menggendongnya?"

Haechan kembali menganggukkan kepalanya, ia menceritakan kepada mereka tentang apa saja yang ia lakukan di sana bersama bayi-bayi serigala itu. Bagaimana akhirnya ia menggendong mereka karena ulah Wendy, saat ia diminta tolong membuatkan susu untuk mereka, serta saat ia harus belajar menggantikan popok.

Dalam sehari itu Haechan belajar banyak hal yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan olehnya. Hari pertama di tempat yang paling tidak sukai ini ia justru mendapatkan sesuatu yang menyenangkan.

Kegiatan bercerita kepada Renjun dan Jaemin terpaksa harus dihentikan oleh Haechan karena di luar sudah ada pengumuman untuk makan malam. Langsung saja mereka semua bergegas keluar dan pergi ke tempat untuk makan.

Ini kali pertama Haechan makan disini semenjak kedatangannya. Sarapan dan makan siang tadi Haechan makan bersama dengan Wendy juga Seulgi, mereka tidak bisa meninggalkan bayi-bayi serigala. Karena itulah ada orang yang khusus mengantarkan makanan untuk mereka.

Haechan terkejut melihat suasana yang ada di sana, begitu ramai dan berisik sekali. Di sana tersusun meja-meja panjang yang di tengah-tengahnya sudah berjajar berbagai macam makanan. Lebih dari lima macam makanan yang ada di setiap meja dan kebanyakan didominasi oleh daging-dagingan. Terlihat menggiurkan di mata Haechan.

Pantas saja orang yang bekerja di dapur lah yang paling banyak. Mereka harus menyiapkan banyak hidangan untuk orang dengan jumlah yang lumayan banyak juga. Pasti bekerja di dapur sangatlah melelahkan.

Bersama dengan Renjun dan juga Jaemin, Haechan masih berdiri dengan kepala menengok kesana-kemari untuk mencari tempat yang kosong.

"Haechan!" Jeno dari salah satu meja sedikit berteriak memanggil Haechan saat melihat anak itu terlihat kebingungan. Ia sedikit berteriak karena memang jarak yang lumayan serta suasana bising yang ada di sana.

Haechan mengembangkan senyum saat melihat sosok temannya itu. Langsung saja ia menarik tangan Renjun dan juga Jaemin untuk menghampiri meja tempat Jeno berada. Ia bahkan melupakan fakta bahwa ia dan Jaemin tidaklah sedekat itu sampai harus mengajaknya juga.

"Kalian sedang mencari tempat, bukan? Kalian bisa duduk bersama kami." Jeno mengatakan hal itu sambil tersenyum, teman-temannya yang lain pun tampak mengangguk mengiyakan. Mereka justru merasa senang bisa duduk bersama dengan para omega manis tersebut. Lagipula, sisa tempat yang ada di sana pas sekali dengan tiga kursi kosong.

"Silahkan duduk, sebentar lagi makan malamnya akan dimulai."

Jaemin duduk di sebelah Jeno dengan Renjun yang ada di sebelahnya, sedangkan Haechan harus kembali memutar karena kursi kosong yang tersisa berada di sebrang.

Baru saja Haechan hendak mendaratkan bokongnya ke kursi, seseorang tiba-tiba mendahului dirinya untuk duduk di sana. Hal itu tentu saja membuatnya kesal.

"Hei! Itu tempatku." Wajah Haechan langsung saja berubah masam, ia menatap kesal kearah orang tersebut. Jeno dan yang lain pun tentu saja mengeluarkan ekspresi yang sama.

"Apa? Aku yang duduk duluan disini. Tidak ada tanda bahwa tempat ini milikmu." Orang itu menanggapi kekesalan Haechan dengan membuat Haechan bertambah kesal. Tangan Haechan sudah mengepal, ia berniat menghajar orang dihadapannya ini. Jeno sadar dengan hal itu, ia segera bangkit dari duduknya.

"Haechan, kau bisa duduk di tempatku, aku akan mencari tempat lain." Jeno sudah berniat untuk menggeser tubuhnya dan memberikan Haechan tempat namun ia kembali menghentikannya.

"Ada apa?"

Haechan dibuat terkejut dengan suara seorang yang berada di belakangnya. Ia sudah tau suara dan juga feromon dari orang ini, ia tidak perlu berbalik untuk melihatnya.

"Kami kekurangan satu kursi, Mark Hyung." Jisung yang tadinya hanya diam akhirnya menanggapi. Ia berharap Mark bisa mengusir orang tidak jelas itu. Namun ternyata apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

"Kau bisa ikut denganku." Mark justru menggenggam tangan Haechan dan membawa anak itu dari sana.
















***


Apa kabar kalian? Semoga selalu sehat. Aku update untuk menemani malam Minggu kalian.

Kalau kalian suka sama ceritanya bantu promosiin yaa biar makin banyak juga yang baca :b

LUNAWhere stories live. Discover now