Sadness

Chapter 1

Aku berjalan perlahan ke arah tempat tidurku, dan mengambil sebuah buku yang berwarna hijau milikku. Ku ambil sebuah pena yang letaknya tidak jauh dari buku harianku. Dan perlahan, ku goreskan tinta berwarna hitam ini.

Tanganku menggenggam secara erat. Dan dengan cepat, ku tuliskan apa yang berada pada benakku saat ini.

Dear diary,

Sudah 7 bulan lamanya terhitung sejak keputusan kedua orang tuaku untuk berpisah. Aku sama sekali tidak memilih untuk menetap dengan salah satunya. Melainkan dengan memilih hidupku yang baru. Membiayai kebutuhan hidupku sendiri untuk kuliah, serta untuk kebutuhanku sehari-hari.

Kini, aku bekerja sambilan pada sebuah restoran besar nan megah. Memang ini cukup untuk membiayai diriku sendiri. Dan bahkan, terkadang Ayahku sendiri mengirimkanku sejumlah cek uang tanpa aku memintanya. Aku menolaknya. Namun, Ayahku tetap bersikeras memberikanku sejumlah cek uang.

Sejujurnya, aku merasa tertekan dengan diriku sendiri. Selama 5 bulan kujalani kehidupanku sendiri. Aku sama sekali tidak merasakan adanya sebuah kebahagiaan yang tersirat di dalamnya.

Dan bahkan, aku lupa bagaimana cara seseorang untuk jatuh cinta. Well, terakhir aku merasakannya disaat aku menginjak bangku SMA. Namun, orang yang berhasil membuatku jatuh cinta kini adalah orang yang kubenci setelahnya.

Pasalnya, selama dua bulan aku menjalani hubungan dengannya, ia bermain di belakangku. Ia menghianatiku dengan ucapan manisnya.

Dan kurasa, kini tanganku sudah mulai terasa lebih pegal. Aku akan melanjutkan nanti. x

-Leana Scott.

Ku pejamkan kedua mataku selama beberapa detik sebelum membukanya kembali. Kemudian, kutaruh buku harian milikku disampingku.

Kupeluk lutut kakiku sendiri yang tertekuk, dan membenamkan wajahku disana. Semakin lama, nafasku terasa semakin berat, dan mataku semakin memanas.

Tidak terasa setetes air mata kini jatuh membasahi kedua pipiku.

Aku merindukan segalanya.

**

jadi..ini..apa..

gue gangerti lg gue ngetik apa oke

vomments?:)x