Chapter 5

1K 178 36
                                    

Aku mengerjapkan kedua mataku perlahan, seraya mengumpulkan nyawaku untuk bangun di pagi hari ini. Kulihat jam dinding yang tertera di kamarku menunjukkan pukul 9 pagi. Aku masih mempunyai waktu satu jam lagi untuk masuk kuliah.

Segera ku ambil kemeja kotak-kotak berwarna merah milikku, serta celana jeans berwarna hitam dan lainnya ke kamar mandi. Ku tuangkan sabun cair beraroma vanilla cream ke dalam bath-up dan mulai berendam dengan air hangat.

Sekitar 20 menit waktu kuhabiskan untuk mandi, kini aku bersiap-siap untuk ke kampus. Kumasukkan beberapa buku, serta charger ponsel dan lainnya ke dalam tas ransel milikku.

Aku mengendarai mobil sedan berwarna silver milikku untuk sampai ke dalam kampus. Aku tidak sempat untuk sarapan, sehingga aku lebih memilih untuk makan terlebih dahulu di café dekat kampusku, sekedar untuk mengganjal rasa lapar yang kurasakan.

Aku memilih tempat duduk yang berdekatan dengan jendela agar aku lebih leluasa untuk melihat ke arah luar. Suasana di café ini cukup ramai menurutku.

Segera ku pesan satu kentang goreng berukuran medium, serta satu soup cream.

Beberapa menit menunggu, pesananku pun datang. Segera ku lahap soup cream milikku dan mulai menikmatinya. Namun, aktivitas makan ku terhenti saat aku merasakan seseorang datang menghampiri mejaku.

Aku mengangkat kepalaku untuk melihatnya.

Sial.

Dia berada di depanku. Lengkap dengan satu kentang goreng berukuran besar, serta cengiran yang menghiasi wajahnya. Gigi putih yang tertera, serta rambutnya yang berbentuk ikal sempurna, dan mata hijaunya mampu membuatku terpana.

"Apa kau keberatan jika aku duduk di hadapanmu? Kursi di sini sudah sepenuhnya terisi oleh pengunjung lain." Ucapnya padaku. Aku hanya menatapnya canggung dan menganggukkan kepalaku.

Aku berani bertaruh saat ini pipiku sudah berwarna sangat merah. Lelaki ikal ini memperhatikanku sedari tadi. Setiap aku menyuapkan soup cream, serta caraku memakan kentang goreng pun ia selalu melihatku. Apa tidak ada sesuatu yang bisa ia lakukan selain memandangiku?

"Kurasa aku pernah melihatmu," ujarnya secara tiba-tiba.

Aku tersentak akibat ucapannya, dan segera menggeleng pelan. "Kurasa kau salah melihat." Jawabku dan seraya menutupi rasa malu yang telah memuncak pada diriku.

Aku tidak bisa memungkiri rasa senang yang menyeruak di dalam lubuk hatiku. Ternyata, ia masih mengingat hari dimana ia menabrakku. Itu artinya, ia mengingat wajahku. Dan jelas, aku sangat mengingatnya.

Lelaki ini mulai menyuapkan satu kentang goreng ke mulutnya, "Apa kau mahasiswi di kampus kita?"

Jika ia mengingatku, lantas mengapa ia masih menanyakan aku mahasiswi di kampusnya atau bukan? Sudah jelas, aku dan lelaki itu menuntut ilmu ditempat yang sama. Dan bahkan aku tidak tahu jurusan apa yang ia miliki.

"Seperti yang kau tahu. Dan--maaf, kurasa kelasku akan dimulai pada 15 menit lagi." Ucapku kemudian berjalan menjauhinya. Namun, sebelum itu, aku merasakan lenganku ditahan oleh seseorang.

Dia menahanku.

Aku terdiam membisu tidak tahu harus berbuat apa. Arah pandangan mataku dengannya bertemu.

"Im Harry. Harry Styles."
**

chapter ini gajelas ya maaf:')
I really need ur vomments
dedicated to KyalTomlinson EHEHHHEHEHE

SadnessWhere stories live. Discover now