Prolog

62 22 8
                                    

Plak!

Suara tamparan yang terdengar menyakitkan, tepat mengenai pada pipi tembem seorang wanita, lalu rambutnya di jambak oleh wanita pelaku penamparan.

"Dasar pelakor!" Teriak marah wanita itu.

Sedangkan wanita yang dijambak berusaha untuk melepas tarikan wanita itu pada rambutnya, namun karena rasanya percuma, akhirnya wanita dengan pipi tembem itu ikut menjambak rambut lawannya.

"Lepas sialan," Ucap Nya.

Beberapa orang yang kebetulan berada di situ memilih untuk menonton bahkan mem videokan aksi kedua perempuan itu.

Seorang wanita datang dan mencoba memisahkan mereka.

"Ada apa ini ibu-ibu? Tolong jangan membuat keributan di jalan, kalian menjadi tontonan warga …" ucap wanita itu. Dan membuat kedua wanita itu menoleh padanya.

"Dia merebut suami saya!" Ucap wanita cantik dengan marah, dan menunjuk ke arah wanita berpipi tembem.

"Enak saja, suamimu tuh yang kegatelan, mungkin suamimu itu udah bosan sama kamu, maka nya dia lebih memilih untuk bersama ku, sebaiknya kamu segera tandatangani surat cerai itu!" Balas wanita berpipi tembem.

Mendengar jawaban itu, wanita cantik tersebut ingin menarik rambut wanita berpipi tembem itu, namun ditahan oleh wanita yang memisahkan mereka.

"Sudah, mohon untuk diselesaikan kekeluargaan, saya sebagai RT di sini malu, sudah warga bubar" Ucap wanita yang memisahkan mereka berdua yang ternyata adalah seorang bu RT.

Scroll

"Huh! Kenapa beranda TikTok gw semuanya membosankan, tidak bisakah sekali saja tentang hal yang menggairahkan, seperti jogetan wanita sexy atau apa lah." Ucap seorang pria dengan tampang bosan melihat ke arah Hp nya.

Triing, triing

Suara telepon rumah menggema namun pria itu masih asik men swipe hp nya.

Drrt, drrt

"Apa lagi ini, tidak tau orang lagi kesal malah di telpon."

Reject, pria itu mereject panggilan yang masuk dan melempar hpnya ke sisi sofa panjang yang didudukinya dan merebahkan badannya.

Drrt, drrt

"Eh brengsek!"

Pip

"Halo, ada apa sialan?!"

"Aku hanya ingin memberitahumu, bahwa sekarang kau menjadi buronan, polisi sedang mencarimu."

"Polisi?"

"Ya, mereka sepertinya akan menuju rumahmu."

Mendengar hal itu, pria itu melempar ponselnya, tak memperdulikan jika telepon mereka masih tersambung  dan segera berjalan dengan cepat ke arah jendela.

Bisa pria itu lihat dari atas, bahwa beberapa polisi dan anggotanya hendak mengepung rumahnya. Karena posisi pria itu berada di lantai 2 rumah kosnya.

Melihat itu dia dengan segera turun menuju pintu belakang, dia melihat tidak ada yang menjaga, tetapi …

"Ekhem.."

Sebuah suara deheman membuatnya menoleh dan sedikit terkejut karena tak menyadari seorang dengan pakaian kepolisian berada di samping tembok rumahnya.

Karena posisi rumahnya berada di tengah gang yang padat penduduknya, jadilah dirinya tak menyadari seorang polisi yang berdiri, dan juga karena masih pagi banyak orang yang berlalu lalang.

"Pagi, tuan Huang." Sapa sang polisi.

"Pagi," balas pria dengan mengalihkan pandangan dan perlahan membalikan badannya, "oh, bibi Yang, ada yang bisa saya bantu?" Lanjut pria itu dan berlari menghindari polisi itu.

Dan terjadilah aksi kejar-kejaran antara polisi juga pria itu, merasa polisi mengejarnya, pria itu menambah kecepatan larinya, menabrak beberapa orang yang menghalangi arah larinya, namun sialnya dari arah yang berlawan beberapa anggota polisi berlari ke arahnya membuatnya harus membalikan diri dan berlari, dan kini tepat di hadapannya adalah kepala polisi, dirinya tak bisa lari karena selain gang sempit hanya untuk satu arah ditambah beberapa anggota polisi, dia tak bisa lari.

Dengan memperagakan jurus yang dia lihat di film kungfu, dia mencoba melawan. Namun …

Bugh

Kepala polisi lebih dulu memukulnya dan berakhir pingsan.

***

Kini pria itu berada di kantor polisi dengan tisu yang menyumbat darah yang keluar dari hidungnya dan mata yang bengkak membiru.

Pria itu menegakkan duduknya ketika melihat polisi datang.

"Ada apa, Gege memanggilku?" Tanya pria itu.

"Qian Kun, kepala detektif kepolisian konsesi." Ujar polisi itu memperkenalkan dirinya.

"Tch, masih muda sudah menjadi kepala detektif, aku kagum dan iri sekali" ucap pria itu dengan tatapan bangga.

"Ck, jangan bicara omong kosong." Ucap kepala polisi dengan memutar bola matanya jengah.

Bergh

Polisi itu melempar beberapa tumpukan kertas diatas meja sambil menatap pria itu, menarik kursi dan duduk berseberangan dengan pria itu.

"Mulai saat ini kau harus menjawab pertanyaanku dengan jujur, jangan mencoba untuk berbohong." Tutur kepala polisi itu.

"Jadi jawab dengan jujur setiap pertanyaanku, aku akan membuatmu menderita jika berbohong" kepala polisi itu memperingatkan nya sekali lagi.

"Tidak berani, aku tidak berani berbohong." Ucap pria itu dengan mengangkat tangannya. Dan membenarkan duduknya menghadap ke arah polisi di depannya itu.

"Baiklah, nama?" Tanya polisi itu memulai pertanyaan dengan membaca tulisan di kertas yang telah di siapkan.

"Huang Renjun"

"Umur?"

"22 tahun."

"Pekerjaan?"

"Pengangguran."

"Omong kosong."

"Manager departemen saham di Bank communication." Bantah kepala polisi tersebut dengan membaca selembaran kertas di depannya.

"Untuk apa kau bertanya jika kau sudah tau?" Ucap pria itu sedikit kesal.

"Lulusan dari Trinity College, Diaken Freemasonry Inggris. Sarjana bidang matematika dan kedokteran. Kau cukup hebat sih." Puji kepala polisi itu.

Pria itu hanya mendengarkan dan mengambil tisu yang menyumpal di hidungnya, karena dirasa mimisannya sudah berhenti.

"Masih ada bidang hukum, aku malas untuk mengikuti sidang kelulusan. kalau tidak, mungkin aku akan menjadi mahasiswa dengan  tiga sarjana." Pamer pria itu dengan bangga.

"Kalau begitu, kamu sadar jika jika kau telah melanggar hukum?" Tanya kepala polisi itu dengan senyuman remeh.

"Aku tidak mengerti maksud dari pertanyaanmu ini. Apa maksudmu … hukum? Hukum apa yang sudah aku langgar?" Tanya pria itu bingung.

"Jangan berpura-pura lagi, Kamu pergi kemana pada jam 9 malam kemarin?" Tanya kepala polisi mulai tegas.

"Huh …  Aku, kemarin malam terlalu banyak minum, jadi aku tidak mengingat apa pun. "Jawab Nya.

"OMONG KOSONG!" teriak kepala polisi itu.

"Kamu adalah seorang pembunuh, mengakulah, jangan bersikap tidak tahu malu." Ucap seorang penjaga polisi yang tengah berdiri di sudut ruangan.

"Huh, apa ini? Aku membunuh orang? Siapa yang sudah aku bunuh" Tanya pria itu kebingungan.

"Tuan Zhang keenam." Jawab Kepala polisi.

"Dia … dia sudah meninggal? Ba-bagaimana dia bisa meninggal?"

TBC ...

My roommate Detektif | Yiren X RenjunWhere stories live. Discover now