New case

22 7 1
                                    

Pagi yang begitu cerah di Shanghai, dengan lalu lalang penduduknya, pagi itu lumayan ramai, hangat, dan semangat.

Tapi itu tak berlaku bagi Renjun yang kini tengah berada di kantor atasannya.

"LIHAT AKU! LIHAT! KAU PIKIR KAU SIAPA?! Kau hanya manajer saham kecil, beraninya kau menggunakan nama ku juga nama baik Bank, untuk mengancam, mengintimidasi, menipu dan menyombongkan diri." Hardik atasannya.

"Mau ditaruh dimana wajahku ini?" Tanyanya dengan melempar buku kecil ke arah Renjun.

"Ayo bicara! Tak bisa menjawab hah?!" Sarkas nya.

"Pergi kamu dari sini!" Usir atasannya pada Renjun.

Renjun menghela nafas berjalan dengan gontai keluar dari ruangan atasanya, membereskan barang-barang nya.

Di lobi banyak pegawai bank yang menunduk seakan ikut prihatin. Renjun melewati mereka begitu sudah di luar melihat bank dari pintu kaca. Terlihat bahwa pegawai lainnya tengah bersorak gembira atas dipecatnya dirinya.

Melanjutkan langkahnya, menyeberang jalan, di perjalanan dirinya melihat Kun yang tengah duduk di mobil depannya. Renjun mengabaikannya, melewati Kun begitu saja.

"Manager Huang, begitu cepat kini kau kehilangan pekerjaan." Tegur Kun.

Renjun menghentikan langkahnya, berbalik membanting kardus yang dipegang ya di dekat Kun duduk, mengambil sebuah koran jalanan.

Brak!

"Beraninya surat kabar jalanan itu mengatakan jika aku melakukan pembunuhan, dan mencemarkan nama baikku!" Sarkas Renjun.

Kun hanya melihat dan tersenyum kecil.

"Sebaiknya kamu jangan menyinggung surat kabar, terutama surat kabar jalanan itu."

"Gadis sialan itu!" Kesal Renjun. "Jika bertemu dengannya aku akan…"

"Kuperingatkan padamu, jangan terlalu omong besar, kau lupa siapa Yiren, bisa saja hari ini kau berbicara, besok? Mungkin jasadmu akan di temukan di sungai besar.

"Ck, kalau begitu sampaikan padanya. Jika aku mendoakannya agar tidak menikah sampai akhir hidupnya, tinggal sendirian selamanya." Tutur Renjun kekanakan.

Renjun membalikkan badannya dan hendak melangkah, namun urung ketika kardusnya masih berada di sebelah Kun, mengambil kardus itu.

Grab

Kun menahan tangan Renjun, Renjun hanya menatap malas Kun.

"Bantu aku menangani kasus, aku akan membayarmu setiap kamu menyelesaikan kasus, bagaimana?"

"Maaf, aku tak berminat." Jawab Renjun.

"Kenapa?"

"Kau tau disetiap menangani sebuah kasus, penuh dengan emosi yang negatif, peristiwa berdarah, balas dendam, konspirasi, pembunuhan, terlalu suram. Tak cocok denganku yang polos ini." Jawab Renjun.

"Kamu kira kamu sepolos itu?"

"Setidaknya aku tak harus mencuci sampai bersih," Kun hanya mengangguk mengerti. "Lagi pula aku tak suka di paksa." Lanjut Renjun, mengangkat kardusnya dan pergi meninggalkan Kun.

"Namaku Qian Ku."

"Aku tak perduli."

.
.
.

Malam yang dingin, keadaan kosan Renjun tengah padam.

Crashh

Menyalakan sebuah lilin, membawa segelas minum.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 13, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My roommate Detektif | Yiren X RenjunWhere stories live. Discover now