7. Indecisive

28 7 0
                                    

18.00 P.M at Salzburg International Airport.

Claire bersama ketiga designer mendarat tepat pukul enam sore di Salzburg, Austria setelah melakukan perjalanan hampir sepuluh jam dari Amerika.

"Kau sudah memesan hotel?". Tanya Claire pada Alice.

Alice menggeleng, menandakan ia belum memesan hotel.

"Aku sudah memesan untuk kita bertiga, ada hotel yang akan melakukan grand opening dan saat ini mereka sedang mengadakan diskon untuk setiap pengunjung". Kata Jovanka salah satu designer yang ikut serta bersama Claire dan Alice.

"Oh it's good, thankyou". Ucap Alice. "Thankyou". Claire menimpali sambil tersenyum.

Mereka segera menuju ke hotel yang Jovanka katakan. Betapa terkejutnya Claire melihat hotel mewah dihadapannya.

"Are you serious?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Are you serious?". Tanya Claire pada Jovanka. "Yeah, for sure". Jovanka menjawab dengan santai.

Sementara Alice menggelengkan kepalanya seakan takjub dengan hotel mewah yang diinjaknya.

Jovanka mengurus administrasi beserta menyerahkan dua kunci kamar hotel yang berupa id card milik Alice & Claire.

"Thanks". Ucap keduanya pada Jovanka.

Setelah mengetahui kamar mereka berada di lantai sepuluh, Claire dan Alice segera menuju lift untuk kelantai yang mereka tuju.

Berbeda dengan Jovanka yang terpaksa memesan kamar di lantai lima belas karena lantai sepuluh sudah penuh. Ia merelakan untuk tidak satu lantai dengan dua teman kerjanya itu.

Claire takut ketinggian, dan Jovanka tau itu. Berada di lantai sepuluh saja berasa memasuki lantai paling tinggi menurut Claire. Itu sebabnya Jovanka membiarkan Alice untuk berada di lantai yang sama bersama Claire.

Jovanka sudah seperti tour guide saat ini, ia mengurus segala hal termasuk biaya perjalanan, hotel dan semacamnya.

"Aku tidak percaya bisa berada di hotel semewah ini". Kata Alice setelah keluar dari lift yang berada di lantai sepuluh.

"Aku juga tidak mengira". Kata Claire.

"You can call me if something happened to you". Alice membuka pintu kamarnya yang bersebrangan bersama Claire.

Alice sangat tau rekan kerjanya itu phobia ketinggian, didalam lift saja Claire hanya diam sedikit terlihat tegang. Tapi ia menampik seolah semuanya baik-baik saja.

"Selamat beristirahat". Kata Alice.
Claire tersenyum dan segera memasuki kamarnya.

Betapa beruntungnya Claire mempunyai teman seperti Alice dan Jovanka.
Ia menghempaskan tubuhnya dikasur yang lumayan cukup besar.

Ia bisa bersantai sebelum hari sibuknya akan datang.

Drtttt....drttttt...

LOVE LIESWhere stories live. Discover now