9. Exhibition 2

28 7 0
                                    

Andrew merasa sedikit bosan ia sedari tadi hanya menatapi suasana dalam kamar hotelnya dan menghabiskan beberapa batang rokok.

Ia memutuskan untuk sedikit berjalan-jalan dihotel yang akan ia resmikan lusa nanti.

Tepat berada dilantai enam ia memberhentikan lift yang dipakainya, disudut lantai enam terdapat swimming pool beserta ruangan terbuka untuk bersantai.

Ia memainkan ponselnya berniat menghubungi Joe untuk mengajak ke bar yang berada dilantai 30 hotel ini. Namun ia mengurungkan niatnya saat melihat seseorang wanita tertunduk memegangi kedua lututnya.

Keadaan cukup sepi hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang. Andrew menghampiri wanita itu. Bertanya apa ia baik-baik saja?

Wanita itu berkata semuanya baik saja sampai wanita itu mulai memasuki tangga darurat. Andrew berpikir apa terjadi sesuatu pada lift sehingga ia menggunakan tangga darurat.

Tanpa memikirkan hal apapun, Andrew segera menyusul wanita itu yang baru menaiki beberapa anak tangga.

Ada apa dengan wanita ini kenapa ia tidak menggunakan lift?

Setelah berbicara lumayan panjang dengan wanita itu Andrew menyadari jika wanita itu mungkin mempunyai phobia akan sesuatu.

Ia mengajaknya untuk menaiki lift saja dengan meyakinkannya jika semuanya akan baik-baik saja.

Andrew memegang tangan wanita itu, agar wanita itu sedikit lebih tenang.

Wanita itu keluar begitu saja tepat disaat pintu lift terbuka diperhatikan nya wanita itu menuju kamar hotelnya. Tanpa pikir panjang Andrew segera menutup pintu lift. Ia bukan seseorang yang menuntut seseorang untuk berterimakasih.

Benar saja wanita itu tidak mengucapkan sepatah katapun. Itu bukan masalah, pikir Andrew.

Setelah kejadian itu ia segera kembali ke tujuan utamanya menuju bar untuk bersantai.

Seperti yang diketahui jika ia pemilik utama hotel yang bernama Axtonier Hotel begitu memasuki bar ia langsung disambut para pelayan.

Andrew duduk di depan bar tender memesan segelas wine. Sambil memperhatikan suasana yang ramai karena banyak orang yang menari diiringi musik oleh seorang DJ dengan suara yang sangat keras. Cukup lama ia menikmati suasana ini menghabiskan beberapa gelas wine.

Andrew segera keluar dari bar itu ketika mendapat panggilan dari Chris sang asisten yang mengabarinya jika perusahaan nya kalah dalam tender yang bersaing dengan Svoir Corp perusahaan asal Belanda.

"Sir, are you okay?". Tanya Chris.

Andrew terdiam, ia sangat berambisi memenangkan semua tender yang ia ikuti. Namun kali ini ia harus kalah. Ini bukan masalah besar, ia akan membalasnya sesampainya di LA.

"Kumpulkan semua data tentang Svoir Corp". Suruh Andrew pada Chris.

Chris mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan atasannya.

Andrew kembali ke kamar hotelnya. Ia kembali berkutat dengan pekerjaannya, melihat statistik data didepan laptop nya.

Perusahaan nya tetap stabil tidak ada penurunan saham atau apapun itu.

||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||

Ini adalah hari kedua Claire membantu para model untuk mengenakan busana yang dirancang oleh perusahaan tempat Claire bekerja.

Tatapan bahagianya tak lepas dari kedua bola matanya. Seakan ia bangga akan pekerjaan nya.

"Busana yang kau rancang sangat bagus". Ucap Jovanka pada Claire.

LOVE LIESWhere stories live. Discover now