DIVE WITH YOU - Bagian 1

4.5K 364 19
                                    

(Klik vote sebelum membaca + berikan komentar)


•••••

25 Agustus 2015

"Ina! Kesini kamu! Anak kurang ajar, gak tau diuntung! Bisanya cuman nyusahin!"

Kedua kaki berbalut sepatu hitam lusuh, terus berjalan menyurusi gang sempit tanpa memedulikan teriakan wanita berpakaian sexy di belakang sana--- yang terus saja menyumpah serapahi dirinya seolah tidak kenal malu dan menjadikan mereka pusat perhatian para tetangga.
Gadis berambut hitam dengan poni yang sudah sangat berantakan itu, menundukkan kepalanya dalam-dalam sembari meremas kuat tas gendongnya, berusaha menghindar secepat mungkin dari mereka yang memandangnya penuh dengan perasaan iba.

Dia benci ditatap seperti itu.

"Udah gue sekolahin, kasih makan, masih aja gak guna lo! Nyesel gue lahirin lo, harusnya gue bunuh aja lo sewaktu bayi. Nyusahin aja bisanya!" Teriakan itu masih dapat dia dengar di kedua telinganya hingga pada akhirnya dia sampai di jalan besar.

Gadis yang dipanggil Ina pun mengedarkan pandangannya ke segala arah, memastikan tidak ada kendaraan mendekat agar dia bisa untuk menyeberang. Kaki yang penuh dengan bekas lebam itu kembali melangkah lebar-lebar, agar bisa pergi sejauh yang dia bisa--- kemanapun agar tidak ditemukan oleh wanita mengerikan yang dia panggil Mama.

'Tin! Tin!'

"Aaa!" Tubuhnya kontan berjongkok, kedua tangannya menutup telinga saat bunyi klakson terdengar begitu keras dan mungkin tubuhnya bisa terlempar begitu saja. Tapi, bukankah itu lebih baik daripada dia harus hidup menderita?

"Kamu gakpapa?"

Perlahan kedua mata Ina terbuka, tangannya yang gemetar menurun ketika seseorang ikut berjongkok dan memegang bahunya, membuat gadis itu mendongak agar bisa melihatnya dengan jelas.

"Hey, kamu baik-baik aja? Apa ada yang luka?" Pemuda tersebut kembali melontarkan pertanyaan seraya menatap tubuhnya, takut jika motornya melukai si gadis.

Ina menggeleng cepat. "Aku ... baik. Baik-baik aja," jawabnya pelan dan berhasil membuat pemuda itu menghembuskan nafas lega.

Pemuda berkemeja maroon itu membantunya berdiri dan membawa Ina berjalan ke pinggir jalan, didudukannya gadis tersebut di samping trotoar dan memintanya untuk menunggu sebentar.
Ina tidak tahu apa yang terjadi, kenapa pemuda tersebut membawanya kesini dan bukannya langsung pergi. Atau setidaknya dia dimarahi karena menyeberang tidak hati-hati sehingga nyaris tertabrak oleh motor.

Pemuda itu kembali dengan membawa tas yang terlihat menggembung penuh, tampak mengeluarkan sebuah kotak berwarna putih yang ternyata didalamnya adalah obat-obatan dan salah satunya ialah obat merah.

"Lain kali gak boleh bengong kalo lagi nyebrang. Bahaya," katanya seraya menuangkan alkohol ke atas kapas dan meletakannya pada lutut Ina yang terdapat goresan luka. Padahal luka itu dia dapatkan kemarin malam.

Gadis itu meringis saat rasa perih menyeruak ke dalam lukanya, menarik perhatian pemuda yang Ina tebak usianya lebih tua dari dirinya. "Kamu mau berangkat sekolah?" Pemuda tersebut bertanya lagi.

"Iya, Kak."

"Sekolah dimana?"

"SMA 2."

Kedua mata pemuda tersebut membulat. "Oh, ya? Wah, Kakak juga dulu sekolah disana."

Kini giliran Ina yang dibuat terkejut. "Beneran?" Balas gadis itu yang tanpa disadari penuh binar.

Si pemuda terkekeh gemas. "Heem. Dua tahun lalu," jawabnya.

Dive With You (Revisi)Where stories live. Discover now