DIVE WITH YOU - Bagian 4

2.4K 321 6
                                    

(Klik vote sebelum membaca + berikan komentar)


•••••

Hembusan angin yang cukup kencang berhasil menerbangkan rambut Naina yang sengaja digerai. Tatapannya menatap lurus ke depan, sampai akhirnya dia berhasil dibuat terkejut oleh seseorang yang memasangkan sebuah mantel pada tubuhnya.

Kepalanya sontak menoleh dan mendapati Juna yang tengah menyampirkan mantel tebal berwarna hitam tersebut ke atas bahunya. Kontan senyumannya tersungging tipis dan langsung menegakan posisi tubuhnya.

"Lama, ya?" Tanya Juna seraya berdiri di samping Naina.

Perempuan itu menggedikan kedua bahunya, "Setengah jam. Waktu yang cukup untuk melayani dua pasien," jawabnya santai dan berhasil mengundang tawa kecil Juna. Lelaki itu suka sekali tertawa, humornya benar-benar anjlok.

Kedua insan tersebut kini berdiri d idepan pantai yang terletak di kawasan Ancol. Juna tidak tahu apa motif jelas Naina mengajaknya bertemu disini, tapi dia tidak bisa berbohong jika merasa sedikit senang karena bertemu perempuan itu lagi.

"Nama gue Naina." Juna berdehem pelan mendengar suara Naina, "Gue baru inget kalo gue belum kenalin diri dengan benar. Padahal kita udah sering ketemu." Perempuan itu kembali melanjutkan kata-katanya.

Juna ber-oh ria, dia juga baru sadar kalau belum mengetahui nama perempuan itu. Hanya memanggilnya sebagai Crying girl karena beberapa kali bertemu Naina, perempuan itu pasti dalam kondisi menangis.

"Nama yang bagus."

"Ya, tapi sayang nasib gue gak sebagus nama gue." Lelaki itu menautkan sebelah alisnya, menatap wajah Naina dengan lekat dari samping. "Gue gak tau harus cerita ke siapa, gue punya temen tapi rasanya gak berani untuk ganggu waktu mereka hanya untuk mendengar keluhan gue. Apa gue ganggu waktu lo?"

Juna menggeleng cepat, melipat kedua lengannya didepan dada. "Gue santai di jam-jam segini, kalo dari pagi sampe jam tigaan, iya sibuk." Jawabannya membuat Naina tersenyum.

"Jadi, gak masalah kalo gue butuh bantuan lo? Gue gak tau harus kesiapa lagi." Tanpa diduga, lelaki itu mengangguk dengan senang hati.

"Of course, Girl. Gue seneng kalo bisa lebih akrab dengan lo. So ... ada masalah apa? Siapa tau gue bisa kasih solusi."

Naina terdiam sebentar, menarik nafas sejenak hingga bayangan Samudera kembali melintas di kepalanya. Sosok yang tidak pernah dia duga akan kembali datang dari masa lalunya.

"Apa lo pernah dibuat bingung ketika seseorang dimasa lalu kembali menemui lo?" Alis Juna bertautan, matanya menatap lurus ke depan pada hamparan air yang malam ini berombak cukup besar. Pandangannya menerawang jauh.

"Em ... kayaknya belum pernah."

"Beruntung banget!"

Juna tersenyum miring, "Ngapain harus bingung? Masa lalu, ya, biarin aja jadi masa lalu. Gue gak pernah mau ikut campurkan ke dalam masa sekarang," terangnya mencoba realistis.

"Tapi gimana kalo misalnya masa lalu itu turut mempengaruhi masa depan juga?" Pertanyaan yang kali ini Naina lemparkan berhasil membuat Juna terdiam.

Lelaki itu berdehem, mengusap-usap dagunya dengan jari sebelum akhirnya menyerong ke arah Naina. "Siapa orangnya?"

"Ha?!" Naina melongo.

"Orang yang lo maksud? Mantan lo?" Perempuan itu termangu, mendadak seperti orang bodoh yang terpergok mencuri mangga.

Dive With You (Revisi)Where stories live. Discover now