DIVE WITH YOU - Bagian 7

2.1K 324 3
                                    

(Klik vote sebelum membaca + berikan komentar)


•••••

Kepulan asap menguap terbawa hembusan angin dimalam hari, aroma dari benda bernikotin menguar dan menempel di pakaian si lelaki yang sejak satu jam lalu menghabiskan waktunya ---menyendiri di depan kursi sebuah mini market yang buka 24 jam. Lengkap dengan hoodie menutup kepala, masker serta kacamata yang bertengger di batang hidung bangirnya, lelaki itu tampak menikmati malam dengan begitu damai. Hal yang jarang ia dapatkan selama ini.

Terlalu sibuk bekerja sampai dia lupa memanjakan dirinya sendiri, padahal tidak begitu sulit untuk membuatnya merasa tenang. Tidak perlu jauh-jauh sampai melintas lautan, cukup duduk sendirian, mendengarkan musik dari earphone lalu menyesap sebatang rokok. Luar biasa nikmatnya.

Kedua mata sipitnya yang sejak tadi menatap lurus ke depan, semakin menyipit tatkala mendapati sosok perempuan yang berjalan seorang diri dari arah depan.
Ah, bukan sosok menyeramkan dengan baju putih serta rambut terurai, tetapi dia bisa melihat jelas wajah cantik yang tampak menekuk. Membuat senyuman seketika tersungging di bibirnya.

"Hey, yoo ... Crying girl!" Sapaannya yang terkesan tidak tahu malu, berhasil menghentikan langkah kaki perempuan bercelana training biru muda itu.

Raut keterkejutan terlihat jelas di wajahnya. "Juna?" Nyaris memekik.

Juna terkikik pelan, mengangkat kaleng sodanya searah wajah. "Mau gue traktir?" Tawarnya dengan ekspresi tengil khasnya. Dan tidak ada alasan bagi si perempuan untuk menolak.

"Ah!" Juna memperhatikan Naina yang baru saja menenggak sekaleng soda, kini keduanya tengah duduk secara berhadapan dan terdapat sebuah cup mie seduh yang masih mengepul. Traktiran dari Juna katanya.

"Lo malem-malem dari mana? Gak baik anak perawan keluar jam segini!" Ucap Juna sembari mengaduk mienya.

Naina tersenyum miring, "Gak bakalan ada yang mau sama gue. Gue abis beli sesuatu dari depan," jawabnya. Iya, karena sekarang hampir jam sebelas malam dan mereka masih terjaga disaat besok harus bekerja pagi.

Mengingat kesibukan Naina sebagai tenaga medis, tentunya menurut Juna bukankah lebih baik Naina menggunakan waktu santainya untuk tertidur?

"Lo sendiri ngapain disini malem-malem?" Tanya Naina balik dengan pandangan menelisik.

Juna menyeringai. "Namanya liat cewek cakep, ya, siapa yang gak mau? Gue lagi cari angin aja, kebetulan apartement gue di seberang." Kedua bola mata Naina membulat seketika.

"Deket, dong, sama kostan gue?!"

"Emang!" Jawab Juna dengan tampang menyebalkan.

Naina sontak berdecih pelan dan memilih untuk menikmati mie ---yang sangat-sangat jarang dia nikmati. Pantas saja Juna bisa berani datang ke kostannya setelah pertemuan mereka di pantai waktu itu, karena hari itu Juna hanya mengantar sampai gapura saja.

Ternyata memang lelaki itu tinggal di kawasan sini yang sudah pasti tahu banyak seluk-beluk tempat ini. Tapi kenapa mereka tidak bertemu sebelumnya, ya?

Juna mengedus hoodienya yang kentara sekali dia habis merokok, menatap Naina yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri. "Lo gak ngecium?"

"Apaan?"

"Badan gue bau rokok. Emang gak kecium? Perasaan deket." Naina menganggukan kepalanya.

"Kecium, kok. Banget malah." Kening Juna mengernyit dalam.

"Dan lo gak ngerasa terganggu?"

"For what?" Naina menelan kunyahannya.

"Gue ngerokok, Girl. Semua anggota keluarga gue sering minta gue buat lepas baju gue setiap selesai ngerokok. Katanya baunya gak enak dan gak bikin nyaman," jelas Juna.

Dive With You (Revisi)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum