PART 10

43.2K 3.7K 141
                                    

Malam ini Kenlio sedang duduk di pangkuan Daffa menikmati elusan yang ia dapat dari Daffa, bintik-bintik merah yang tadinya memenuhi tubuh Kenlio kini sudah sedikit memudar.

"Bi, Billi belum turun buat makan yaa?" Ucap Daffa saat melihat maid melewati nya.

"Tuan Billi sama sekali belum keluar dari kamar nya tuan" Daffa menghela nafas kasar.

"Baiklah bi terimakasih, bisa kah bibi siapkan makanan Billi biar nanti saya hantar kekamar nya" Ucap Daffa.

"Baiklah tuan akan saya siapkan" Maid membungkukkan tubuhnya lalu pergi untuk menyiapkan makanan Billi.

"Ayah biar adek aja yang kasihin ke kakak" Ucap Kenlio setelah kepergian maid.

"Emangnya adek ga takut dimarahin kakak?" Ucap Daffa dengan sedikit kekehan.

"Takut sih soalnya kakak kalau marah kayak monster kelaparan" Daffa sedikit tertawa mendengar ucapan Kenlio yang terlihat lucu dimatanya.

"Jadi kakak harus makan biar ga marah marah lagi" Daffa hanya tersenyum dan mengelus rambut Kenlio.

"Yaudah sana hantarin makanan kakak" Kenlio mengangguk lalu bangkit untuk menghantar kan makanan Billi.

"Kakak!" Panggil Kenlio dengan piring makanan di tangannya.

"Kakak nihh makannya, Kakak mau cicipin makanan buatan Lio ga?!" Ucap Kenlio walaupun kenyataannya sejak tadi Kenlio hanya rebahan saja.

"Berisik!" Setelah Billi membuka pintunya dengan wajah yang menahan emosi.

"Nih makanan nya" Kenlio dengan semangat menyodorkan piring makan yang ia bawa tadi.

Prankk!!

Pecahan piring terlempar kemana mana dengan ceceran makanan dimana mana, yaa piring itu malah terlempar ups sengaja di lempar oleh Billi tentunya.

Kenlio berjongkok menutup mata serta telinga nya dengan erat, mulutnya terus mengucapkan 'jangan pukul Lio' dengan berulang ulang kali, bahkan Kenlio mengabaikan rasa sakit di kakinya padahal kakinya terkena serpihan piring tadi.

"Sampai kapan pun nama lo ga akan pernah ada di hati gue!!"

Brakk!!

Setelah mengatakan itu Billi langsung masuk kedalam kamar nya dengan membanting pintu dengan keras tanpa merasa kasihan dengan keadaan Kenlio yang kini bergetar ketakutan.

"Adekk!!" Itu Daffa, Saat Daffa mendengar pecahan piring dari lantai atas pikiran nya langsung tertuju kepada Kenlio.

"Enggak! Jangan pukul Lio hiks" Daffa bingung melihat keadaan Kenlio yang sekarang tubuh Kenlio bergetar ketakutan saat Daffa semakin mendekati nya.

"Adekk gapapa?" Mata Daffa menangkap kaki Kenlio yang mengeluarkan darah.

"Pergi!! Hiks hiks Lio takut" Kini isakan Kenlio mulai terdengar bahkan dari suara pun Daffa tau anak ini sedang ketakutan.

"Adek ini ayah dek!Jangan takut" Daffa mengguncang pelan tubuh Kenlio namun respon Kenlio tetap sama.

Dengan cepat Daffa menggendong Kenlio kedalam kamar walaupun Kenlio memberontak dan berteriak dengan keras, tak lupa Daffa menyuruh Tyo untuk memanggil Dokter david.

Setelah beberapa menit menunggu akhirnya dokter yang pingsan kemarin pun datang.

"Cepat periksa anakku" David akhirnya memeriksa Kenlio walaupun agak kesusahan karna anak ini terus memberontak tanpa membuka matanya.

"Bagaimana keadaannya?" Ucap Daffa yang terlihat sangat khawatir.

"Bisa kita bicara di balkon kamar ini?" Ucap David setelah selesai Memasang perban di kaki Kenlio.

KENLIOWhere stories live. Discover now