PART 40

12.9K 1.1K 52
                                    

Sejak tadi pagi Daffa sudah sibuk di dapur, Katanya sih ia yang akan membuat sarapan pagi ini.
Daffa memang jarang jika untuk masak, Biasanya juga ini tugas maid bagian dapur yang akan memasak setiap harinya.

Tapi kali ini harum masakan milik Daffa lah yang menyambut kita, Ini masakan Daffa yang spesial. Kenapa spesial? Karna Daffa menaburkan bumbu bumbu cinta dan kasih sayang di dalam semua masakannya.

Jadi siapa saja yang memakan masakannya pastinya akan merasa di cintai seluas lautan, Kata Daffa sih gitu...

Saat sedang fokus pada masakannya  Daffa mendengar langkah kaki yang sedang menuruni tangga, Daffa langsung saja membalikkan tubuhnya guna menatap orang tersebut.

Dapat Daffa lihat Billi yang baru saja menuruni tangga dengan menggunakan pakaian yang rapi, Sepertinya Billi akan pergi.

"Kakak makan dulu, Daddy sudah masak" Ucap Daffa dengan tersenyum sembari memindahkan masakannya kesebuah piring yang sudah Daffa siapkan tadi.

"Dad makan saja, Billi ada urusan di luar" Ucap Billi yang berdiri tidak jauh dari Daffa, Billi membalikkan tubuhnya bersiap akan pergi tapi lagi lagi suara Daffa menghentikannya.

"Daddy bekalin aja ya? Biar Kakak bisa makan nanti"

"Gausah Dad, Billi bukan anak kecil lagi. Daddy gausah khawatir Billi bisa makan di luar" Billi mendekat dan memeluk Daffa sebentar berusaha meyakinkan Daffa jika ia memang baik baik saja jika makan diluar.

"Billi pergi dulu"

Daffa hanya memandang kecewa kepada Billi yang sudah berjalan menjauh, Ini bukan tentang baik atau tidak nya Billi makan diluar. Jika memang iya juga Daffa tidak pernah melarang Billi makan di luar jika itu memang kemauannya.

Tapi tidakkah Billi melihat masakan yang sudah Daffa buat untuknya? Jika memang tidak sempat, Tidak bisakah Billi hanya mencicipi satu suap saja masakan Daffa?.

Daffa menatap makanan yang sudah ia buat, Sayang sekali jika memang harus di buang.

Daffa mengambil 2 tempat makan, Lalu memindahkan makannya ke sana, "Baiklah, Selesai." Daffa bergegas mengambil jas nya, Tak lupa juga dengan 2 tempat makan tadi.

Daffa sedikit berlari kecil menuju mobilnya, sesekali dirinya melihat ke jam tangannya, "Sial! Akan aku hancurkan tangga tangga ini nanti" Daffa baru menyadari jika ia memiliki anak tangga yang begitu banyak.

Daffa masuk kedalam mobil dan langsung saja melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Kenapa macet sekali!" Daffa berdecak kesal saat melihat jalanan yang macet, Biasanya tidak seperti ini.

Setelah cukup lama terjebak, Daffa akhirnya bisa terbebas juga. Tanpa pikir panjang Daffa melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

"Adek!"

Kenlio yang baru saja akan masuk kedalam mobil pun terhenti, Saat melihat Daffa yang berlari menghampiri nya.

"Ayah!" Kenlio memekik senang dan merentangkan tangannya.

Daffa memeluk Kenlio dengan erat sesekali menciumi pipi tembam Kenlio.

"Ayah kenapa lari lari?" Ucap Kenlio dengan menghapus keringat di dahi Daffa.

"Jika Ayah tidak lari, Adek pasti sudah berangkat bersama Abang" Daffa tersenyum menatap Kenlio.

"Ayah bawa apa?" Kenlio menatap tas kecil yang ada di tangan Daffa.

"Oh iya Ayah sampai lupa, Lihat Ayah masakin bekal buat Adek!"

"Wahh! Ini buat Adek?" Kenlio kegirangan, Karna masakan Daffa itu memang terbaik rasanya.

KENLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang