Prolog

146 25 142
                                    

“Gawat, sebentar lagi mereka akan datang. Ayolah Kroko, cepat habiskan makananmu!” 977 menghapus keringat yang membanjiri wajah dan lehernya. Sesekali dia menengok ke segala arah untuk memastikan tidak ada orang di sekitarnya. Lima ekor kerbau hamil berhasil diburu olehnya dalam waktu singkat, dengan sekuat tenaga ia mengangkut hewan buruannya ke sarang buaya peliharaannya, lalu mengundang para buaya lainnya untuk ikut makan siang bersama.

 Lima ekor kerbau hamil berhasil diburu olehnya dalam waktu singkat, dengan sekuat tenaga ia mengangkut hewan buruannya ke sarang buaya peliharaannya, lalu mengundang para buaya lainnya untuk ikut makan siang bersama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

977 menghela napas lega saat melihat rencananya berjalan dengan baik. Dia tersenyum bangga sambil mengelus kepala buaya kesayangannya yang diberi nama Kroko sebelum buaya tersebut kembali masuk ke gua tempat tinggalnya untuk beristirahat sehabis makan siang.

“Lima ekor kerbau, ditambah dengan lima ekor calon kerbau telah musnah. Itu lebih dari cukup untuk mengurangi beban pulau Surga.” Kejam memang, membunuh lima ekor kerbau beserta anak yang berada di kandungan mereka. Namun, pulau Surga tidak bisa kelebihan beban walau hanya dengan bertambahnya satu manusia seberat 62 kg.

Empat tahun berada di pulau Surga rasanya terlalu singkat untuk menyelidiki berbagai keanehan dari pulau tersebut. Empat orang murid menghilang setiap tahunnya, dan para guru beralasan bahwa itu adalah cara alam mempertahankan keseimbangannya. Jumlah manusia di pulau Surga telah diatur oleh alam, 34 orang adalah jumlah yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun. 977 yakin, itu hanyalah alasan yang dibuat para guru yang sebenarnya tidak tahu ke mana hilangnya murid-murid tersebut.

Pulau yang luas membentang, dengan pemandangan luar biasa serta kehadiran semua jenis hewan dan tumbuhan, membuat pulau ini terlihat seperti namanya. Berbagai hewan buas tidak pernah mengganggu manusia karena rantai makanan terjaga dengan baik. Ditambah lagi dengan iklim yang tidak wajar ada di Indonesia, salju? Ya, pulau ini memiliki empat wilayah dengan musim yang berbeda.

Sayangnya pulau ini tidak bisa diakses sembarang orang karena letaknya yang sengaja disembunyikan. Bahkan para alumni pun tidak tahu di mana letak pulau yang pernah menjadi sekolah mereka.

977 merasa ada yang tidak beres dengan para alumni yang merelakan keturunannya untuk tetap sekolah di Wonderland Academy padahal mereka tahu tentang keanehan pulau Surga. Entah karena dicuci otak, atau mendapat ancaman, yang pasti mereka terpaksa melakukannya.

“Terima kasih sudah mengizinkanku menginap, Kroko. Aku tidak akan pernah melupakan jasamu, wahai kawan buasku.” Salah satu tempat teraman untuk seorang pelarian adalah rumah sang puncak mata rantai. 977 tidak berniat meninggalkan pulau Surga sebelum penyelidikannya membuahkan hasil, serta alasan lain yang tidak kalah penting baginya adalah menjaga adiknya yang masih berstatus sebagai murid kelas dua Wonderland Academy.

Seleksi Alam (Prapesan) ✔️Where stories live. Discover now