BAB 4. 977

24 7 34
                                    

Hari ini aku akan berstatus sebagai alumni, melepas jabatanku sebagai guru Wonderland Academy. Setiap tahun, guru di Wonderland Academy selalu berubah, para murid kelas tiga yang lulus ujian harus mengabdi selama satu tahun di sekolah ini. Karena itulah waktu untuk kelulusan kami bukan tiga tahun, tapi empat tahun.

Teman-teman sekelasku tampak senang, karena kebebasan sudah menanti di depan mata. Hanya selangkah lagi, ujian akhir, maka setelah itu kami akan keluar dari pulau ajaib yang penuh misteri ini. Berbeda halnya denganku yang enggan keluar dari pulau surga sebelum memecahkan misteri tentang tempat disembunyikannya para korban seleksi alam, tempat tinggal orangtuaku.

Empat tahun tinggal di pulau ini, aku sudah hafal dengan baik seluk beluknya. Sebagai lulusan terbaik saat kelas tiga, aku dipilih menjadi guru pengawas, satu-satunya guru yang tidak terjun langsung dalam mengajar para murid. Hal ini sangat menguntungkan bagiku, karena aku bebas berkeliaran di pulau ini untuk memantau para murid dan guru, sekaligus diam-diam menyelidiki tentang keanehan pulau ini.

Sebenarnya aku sudah menyelidikinya sejak resmi menjadi murid Wonderland Academy, hanya saja waktuku banyak tersita untuk belajar dan ruang gerakku terbatas. Pada tahun pertama, aku fokus pada penguasaan semua mata pelajaran, demi membantu penyelidikanku.

Pada tahun kedua, aku fokus menyelidiki tentang keseimbangan pulau ini yang katanya tidak bisa menampung lebih dari 34 orang. Benar saja, aku pernah membawa beberapa ekor ikan besar ke pulau ini, beberapa detik kemudian, pulau bergetar, aku segera melepas ikan-ikan itu ke laut.

Menurut dugaanku, pulau ini adalah pulau buatan, daya tahannya tidak sekuat pulau sungguhan. Persis seperti perahu atau kapal yang mengapung di atas air, jika kelebihan beban, maka mudah tenggelam.

Rantai makanan yang terjaga dengan baik, bukan sekadar untuk mencegah para hewan buas memangsa manusia yang tinggal di pulau ini, tapi juga untuk mencegah kepunahan berbagai spesies hewan dan tumbuhan yang kemungkinan dibawa dari berbagai tempat di dunia. Bahkan perkembangbiakannya pun teratur, seakan sesuai dengan waktu yang ditentukan, begitu juga jumlahnya.

Berkat keberanianku dalam mengambil risiko, diam-diam aku juga menyelidiki tentang daerah terlarang yang katanya dihuni oleh hewan buas. Sesuai perkiraanku, hewan buas yang sejatinya punya insting berburu, ternyata kehilangan instingnya, mereka jinak seperti hewan peliharaan. Wajar saja jika pulau beserta hewan dan tumbuhan di sini melewati serangkaian uji coba ilmiah demi keamanan para murid yang akan tinggal di sini.

Pada tahun ketiga dan keempat, aku mengamati tentang pola murid-murid yang diseleksi. Dari empat temanku yang terseleksi dalam empat tahun ini, serta mengamati empat murid yang terseleksi hari ini, aku berhasil mengambil kesimpulan.

Korban seleksi alam kelas satu adalah perempuan dengan nomor induk siswa berakhiran genap, kelas dua juga perempuan, tapi pemilik nomor induk siswa berakhiran ganjil. Kelas tiga dan guru juga memiliki pola yang sama, tapi korbannya laki-laki. Memang tidak diketahui secara pasti siapa korbannya, hanya saja pola ini cukup membantu dalam menebak-nebak.

Misiku hari ini adalah mencari tempat bersembunyi, persis saat ujian akhir. Karena aku memiliki ciri yang sama dengan korban seleksi alam dari kalangan guru, tidak ada yang tahu dengan pasti siapa yang jadi korban seleksi alam, antara aku dan temanku yang bernomor induk 979. Lagi pula tidak akan ada murid yang mencari tahu tentang seleksi alam, sampai tahu tentang pola ini. Aku benar-benar aman.

Ada beberapa tempat yang bisa aku jadikan persembunyian, tapi aku sudah menentukan satu tempat yang paling aman dan nyaman, gua tempat tinggal buaya peliharaanku, salah satu tempat terlarang bagi para murid dan guru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada beberapa tempat yang bisa aku jadikan persembunyian, tapi aku sudah menentukan satu tempat yang paling aman dan nyaman, gua tempat tinggal buaya peliharaanku, salah satu tempat terlarang bagi para murid dan guru. Jadi mereka tidak akan nekat mendekati tempat itu untuk sekadar mencariku karena lebih mementingkan keselamatan diri sendiri.

Lagi pula gua ini berair, pasti mereka berpikir tidak akan cocok jadi tempat tinggal manusia yang sedang bersembunyi. Mereka tidak tahu saja bahwa di dalam gua terdapat daerah yang tanahnya lebih tinggi, kering dan bisa dijadikan tempat tinggal.

Gua ini terdapat di area kelas satu, area dengan musim semi abadi, pemilik cuaca ternyaman dan tanah yang subur, jadi mudah untukku mencari makan. Bahkan, para murid kelas satu juga masih asing dengan semua hal tentang pulau ini dan penghuninya. Benar-benar tempat yang layak untukku.

Hanya saja, aku perlu melakukan persiapan khusus agar bisa tetap tinggal di pulau ini, yaitu membunuh beberapa ekor binatang untuk mengurangi beban pulau surga, kenapa tidak hanya satu? Karena aku punya misi lain, yaitu menyelamatkan para korban seleksi alam tahun depan. Anggap saja ini sogokan untuk buayaku agar bersedia menampungku dirumahnya. Kuberi dia lima ekor kerbau, lebih dari cukup untuk membuatnya dan teman-temannya makan sepuasnya.

Dari tempat persembunyian, kulihat salah satu temanku sedang berkeliling, padahal ujian akhir telah selesai. Mungkin dia berusaha mencari temannya yang hilang karena yakin bahwa korban seleksi alam hanya satu orang perangkatan.

Anehnya, sebelum dia datang, sudah ada salah satu murid yang berjalan menuju tempat ini, meski tidak sampai ke depan gua, sepertinya dia memang berniat ke sini, tapi tiba-tiba mengurungkan niatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anehnya, sebelum dia datang, sudah ada salah satu murid yang berjalan menuju tempat ini, meski tidak sampai ke depan gua, sepertinya dia memang berniat ke sini, tapi tiba-tiba mengurungkan niatnya. Dari warna seragamnya, dia adalah murid yang sekelas dengan adikku.

 Dari warna seragamnya, dia adalah murid yang sekelas dengan adikku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

______________________________________
Perkenalan Tokoh

Nomor Induk Siswa : 977Status : AlumniAngkatan : 98Keahlian : PengintaiAbout : Anak pertama dari dua bersaudara

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nomor Induk Siswa : 977
Status : Alumni
Angkatan : 98
Keahlian : Pengintai
About : Anak pertama dari dua bersaudara. Kakak dari 1001 angkatan 101 yang berstatus sebagai murid kelas 2. Ayahnya (707) adalah korban seleksi alam angkatan 71. Pandai berburu dan cerdik.

Seleksi Alam (Prapesan) ✔️Where stories live. Discover now