BAB 7. 1020

17 3 0
                                    

Taman Sakura, tidak seperti namanya, taman ini dipenuhi beraneka ragam bunga, jadi bukan hanya bunga sakura. Mulai dari bunga yang sering kita jumpai tumbuh subur di negeri kita, hingga bunga-bunga cantik dan unik dari berbagai negara. Bayangkan saja kamu sedang berada di toko bunga yang menjual semua jenis bunga, tapi dalam skala besar, sejauh mata memandang, hanya pemandangan indah yang kamu dapatkan.

Wangi, saking wanginya tempat ini, bau kotoran hewan pun tak akan tercium oleh hidung. Mungkin bisa dibilang bahwa ini taman bunga terbesar dengan jenis bunga terlengkap di dunia. Wangi segar yang menyenangkan hati, wangi kalem yang tenangkan pikiran, sampai bunga yang tidak beraroma sama sekali, bahkan yang wanginya busuk pun ada di sini.

Di tempat seindah inilah kami disambut. Keberangkatan yang tertunda sehari, tidak jadi masalah. Saat tiba di sini, rasanya jauh lebih terharu dari sekadar disambut dengan karangan bunga. Indah, benar-benar indah, sangat cocok dengan nama sekolah kami, Wonderland Academy.

Puluhan pasang mata tertuju ke arah kami, rombongan murid baru yang baru turun dari helikopter. Salah satu dari mereka langsung mengarahkan kami untuk mengambil tempat duduk di tanah lapang berbentuk lingkaran area tengah taman. Masing-masing dari kami menerima seragam kelas satu, dan diminta antre untuk berganti seragam. Katanya harus satu persatu, agar indentitas kami tetap aman.

Seragam berbentuk jubah kebesaran, berwarna hijau, dengan lambang tunas di bagian belakang, aku kenakan dengan penuh rasa bangga. Meski tertutup rapat, rasanya nyaman saat dikenakan, bagian penutup wajahnya juga tidak membuat kami kesulitan bernapas, bahannya ringan, tapi tidak mudah tersingkap saat ditiup angin, tidak kaku, juga tidak mengikuti lekuk tubuh. Entah apa nama jenis kainnya, sepertinya seragam ini memang dirancang secara khusus dengan bahan khusus.

Sepatunya juga terasa menempel sempurna di kaki, ringan dan lentur, tapi kuat. Terbuat dari kulit hewan, saat dipakai rasanya seperti hanya memakai kaus kaki tebal. Bentuknya menyerupai sepatu bot, tinggi hingga bawah lutut.

Sarung tangannya sudah menyatu dengan seragam. Dibuat dari bahan sejenis seragam ini, tapi lebih lembut dan lentur, membuat jari-jariku nyaman bergerak. Dibalik jubah besar ekstra longgar ini, kami mengenakan seragam berbentuk setelan baju dan celana yang juga longgar, menutupi lekuk tubuh dengan sempurna.

Ajaibnya, seragam ini antikotor. Jika ada debu atau tanah yang menempel, cukup ditepuk-tepuk, maka akan bersih seperti sedia kala. Juga anti basah, saat aku tak sengaja menginjak kubangan air, bagian seragam yang terciprat malah tetap kering. Sepertinya aku sedang di negeri dongeng yang memiliki beragam keajaiban.

Saking penasarannya dengan kekuatan dari seragam ini, aku mencoba menggoreskan duri, ternyata tidak tembus, dan sama sekali tidak ada bekas goresan. Hebat, jadi aku tidak perlu mengkhawatirkan keselamatanku saat mengenakan seragam ajaib ini. Aku bisa berlari dengan bebas di area kubangan air, bahkan di area tumbuhan berduri sekalipun.

"Mungkin kapan-kapan aku akan mencoba mencuri madu lebah, toh, sengatan mereka tidak akan bisa menembus seragamku," gumamku sambil tertawa kecil. Tak kusangka 1011 malah menatapku dengan mata berbinar. "Ide bagus. Ajak aku, ya," jawabnya setengah berbisik.

 Ajak aku, ya," jawabnya setengah berbisik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Seleksi Alam (Prapesan) ✔️Where stories live. Discover now