BAB 12. 977

12 3 0
                                    

Baru beberapa hari aku bersembunyi, ada dua murid yang berhasil melacak keberadaanku. Salah satunya ahli mencari jejak, satunya lagi memiliki indra yang tajam. Aku bersyukur karena mereka adalah teman dekat adikku, sehingga bersedia diajak bekerjasama.

Sebagai murid kelas satu, 1020 tampaknya sangat terlatih, begitu juga dengan 1005. Kemampuan mereka jauh melampaui teman-teman sekelasnya. Mungkin orang tua mereka sudah membekali ilmu bertahan hidup agar tidak kesulitan saat menjadi murid di sini.

Aku menjelaskan ciri-ciri korban seleksi alam kepada mereka. Hanya saja kami perlu mencari tahu ciri-ciri yang lebih khusus, agar tahu dengan pasti siapa yang menjadi korban seleksi alam tahun ini.

 Hanya saja kami perlu mencari tahu ciri-ciri yang lebih khusus, agar tahu dengan pasti siapa yang menjadi korban seleksi alam tahun ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1005 juga memberitahu tentang empat jejak yang mengarah pada area tengah pulau. Dia yakin sekali bahwa korban seleksi alam ada di sana, atau setidaknya dikumpulkan di sana lalu dibawa pergi dari pulau secara diam-diam. Ini adalah informasi yang luar biasa, bisa dipastikan bahwa murid-murid yang menuju ke area tengah adalah para calon korban seleksi alam. Jadi, kami hanya perlu menunggu di sana untuk mencari tahu siapa korbannya.

Sebagai murid baru yang belum melakukan penyelidikan, 1020 mendengarkan dengan saksama penjelasan dari kami, dan beruntungnya dia cukup cerdas sehingga mudah mengerti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebagai murid baru yang belum melakukan penyelidikan, 1020 mendengarkan dengan saksama penjelasan dari kami, dan beruntungnya dia cukup cerdas sehingga mudah mengerti. Lain halnya dengan 1012 yang memilih untuk tidak terlibat dalam hal ini, karena dia memang anak manja yang penakut. Lagi pula, aku tidak mengharapkan apa-apa darinya.

"Apa rencana kalian setelah mengetahui siapa saja para korban seleksi alam?" Akhirnya 1012 buka mulut, anak ini tampaknya tertarik dengan misi kami, tapi rasa takutnya terlalu besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa rencana kalian setelah mengetahui siapa saja para korban seleksi alam?" Akhirnya 1012 buka mulut, anak ini tampaknya tertarik dengan misi kami, tapi rasa takutnya terlalu besar. "Tentu saja menyelamatkan mereka," jawabku. Disambut dengan anggukan dari 1005 dan 1020.

"Sampai kapan? Sampai pulau ini penuh?" balas 1012. Benar juga, kami tidak bisa terus menerus menyelamatkan korban seleksi alam. Apalagi pulau ini punya batas beban. Selamat dari seleksi alam, tidak menjamin kami bisa keluar dari sini dengan selamat.

"Lakukan seperti yang sekarang kita lakukan, bertukar posisi. Menggantikan posisi mereka sebagai korban seleksi alam." Tidak kusangka 1012 punya ide yang lebih bagus dariku, walau itu menyontek dari ideku.

"Setelah selesai ujian kelas satu, aku akan mengamati ujian para guru dari area tengah pulau untuk mencari tahu siapa yang akan jadi korban seleksi alam, lalu menggantikan posisinya. 1020 dan 1005, kalian tetap di sini. Lanjutkan misi kita untuk memecahkan misteri di pulau ini."

Aku tidak meminta mereka untuk ikut denganku ke tempat para korban seleksi alam disembunyikan. Aku ke sana secara sukarela, demi bertemu orang tuaku, dan menyelidiki tentang keanehan Wonderland Academy dari sisi lain. Mungkin aku akan menemukan jawabannya di sana, dan mungkin saja aku bisa mencari cara untuk menghentikan siklus belajar turun temurun di sekolah ini.

"Kalau kalian berhasil lulus dari sekolah ini, tolong cari tahu tentang calon murid, jangan sampai mereka menginjakkan kaki ke pulau ini, cegah keberangkatan mereka." Aku yakin mereka bisa diandalkan. "Dan tolong, jangan makan atau minum apapun di hari perpisahan. Aku curiga ada sesuatu yang mempengaruhi para alumni, sehingga mereka terpaksa melepas anak mereka untuk sekolah di sini."

"Ternyata bukan hanya ayahku yang tutup mulut tentang keanehan sekolah ini," jawab 1020. Hal ini memperkuat kecurigaanku. Beruntung, di hari ujian aku bersembunyi, sehingga tidak sempat mengikuti acara perpisahan berupa pesta makan dan minum sepuasnya.

Setelah berdiskusi, kami kembali ke tempat masing-masing. Jika terlalu lama menghilang, pasti akan memancing kecurigaan guru. Kami juga sepakat untuk tidak kembali ke gua demi menghilangkan jejak yang mencurigakan. Pertemuan selanjutnya adalah dua hari sebelum ujian, untuk saling bertukar informasi yang kami dapatkan, dan mendiskusikan rencana cadangan jika kedepannya terjadi hal-hal di luar dugaan.

Seleksi Alam (Prapesan) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang