Chapter 5

2.6K 124 4
                                    

~ Happy Reading ~




Selesai makan siang, Asha mengajak Zerga untuk pergi ke suatu tempat, entah apa yang telah dipikirkan oleh gadis itu hingga dia mau mengajak pria asing yang baru saja ditemuinya beberapa jam yang lalu, dan tentu saja Zerga tak bisa menolak keinginan gadisnya itu. Kini, kedua sejoli ini sampai di taman yang terbilang sangat luas dengan pemandangan nya yang asri membuat siapa saja tertarik untuk mengabadikan keindahan alam ini dan memosting nya di sosial media.

"Sini" ajak Asha seraya menarik tangan Zerga untuk duduk di sebuah bangku yang tersedia taman itu. Zerga hanya menurut dan mendudukkan diri nya di sebelah Asha.

Asha menatap pemandangan di taman itu, terlihat hamparan padang rumput dengan pohon rindang yang membuat taman itu terasa sejuk, ditemani dengan suara kicauan burung dan aroma semerbak bunga lily yang memanjakan indra penciuman membuat suasana di taman itu menjadi sangat tenang.

"Bukankah ini tempat healing terbaik?" tanya Asha dengan mata yang masih terfokus ke pemandangan di depannya itu

"Hm, ya" jawab Zerga dengan iris mata nya yang menatap dalam Asha.

Asha yang melihat itu kemudian mencibir, "Pemandangan nya di depan, jangan melihat ke arah ku" Asha berusaha mengalihkan pandangannya, karena ia merasa risih ditatap seperti itu.

Zerga hanya terkekeh pelan,
"Apa kamu tau? Semua keindahan di seluruh semesta ini telat direnggut olehmu, gadis di sampingku ini jauh lebih indah daripada pemandangan ini. Jadi untuk apa aku melihat pemandangan ini jika gadis cantik di depanku yang menjadi keindahan nya" ujar nya panjang lebar sembari menatap lekat gadis di depannya itu.

Asha hanya diam tak menjawab, ia merasakan pipi nya mulai memanas. Ah, pria ini sangat pandai membual, rasanya dia ingin berteriak sambil salto di rawa-rawa.

"Sebaiknya kita pulang sekarang, karena hari sudah semakin gelap" akhirnya Asha membuka suara untuk menghilangkan rasa gugup nya sembari menatap ke arah langit yang sudah terlihat gelap dengan cahaya matahari yang mulai hilang.

Zerga tersenyum kecil seraya mengelus surai Asha dengan lembut.
"Biarkan cahaya matahari memudar di langit yang gelap itu, bahkan aku tak menyadarinya hilang, karena aku bisa hidup dengan cahaya di mata mu." lanjut pria itu mengabaikan ajakan Asha.

"Hentikan, Zerga!" ucap Asha dengan wajah yang sudah merah padam seraya menghentakkan kaki nya dan berjalan pergi dari taman.

Zerga terkekeh melihat tingkah gadis nya itu, manis sekali. Lalu, Ia berjalan menyusul Asha untuk mengantarkan gadis itu pulang.

•••

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, mereka berdua sampai di depan mansion milik Asha. Jika kalian bertanya mengapa Zerga bisa mengetahui alamat mansion ini, tentu saja karena ia mencari semua informasi tentang gadis manis itu. Setiap hari ia selalu membuntuti Asha kemanapun dia pergi.

"Terima kasih untuk hari ini" ucap Asha dengan tersenyum kecil

Ketika hendak menyentuh knop pintu, tiba-tiba tangan nya ditahan oleh sepasang tangan kekar. Ia membalikkan badannya menghadap pria itu.

"Apa lagi?---"

Cup

Asha membelalakkan matanya saat merasa benda kenyal dan basah itu menyentuh bibirnya. Ia menatap terkejut pria di hadapannya itu.

"Sweet." ujar Zerga setelah melepas tautan bibir mereka seraya tersenyum miring.

"KENAPA KAU MENCIUM KU?" wajah Asha kini terlihat merah karena menahan emosi sekaligus malu.

Possessive Male AntagonistWhere stories live. Discover now