Chapter 7

1.3K 67 4
                                    

~ Happy reading ~


Mendengar keributan di luar, seorang pria baruh baya keluar dengan jas dan tas kerja nya, bersiap pergi bekerja.

"ADA APA INI?!" sentak Marcel

Para bodyguard tersentak, dan segera menunduk kan kepala mereka.
"Maaf atas keributan yang telah terjadi, tuan. Kami akan menyelesaikan keributan ini"

Sementara kedua pria pembuat keributan itu sudah berantakan, pakaian mereka yang tidak karuan dengan luka lebam di wajah mereka.

Athar yang melihat Marcel hanya terdiam menunduk, sementara Zerga masih senantiasa diam dengan tatapan tajamnya yang terarah pada pria paruh baya itu.

"Pergi" perintah Marcel menyuruh para bodyguard nya untuk pergi, mereka pun mematuhi perintah tuan nya itu.

"Asha, pergi lah ke kampus! Bodyguard yang akan mengantar kamu"

"Baik, Dad." Asha pergi meninggalkan mereka, sesekali melirik pada Zerga. Ntah kenapa, ia sedikit kasihan melihat keduanya yang babak belur, tapi salah mereka sendiri yang bertengkar tanpa alasan yang jelas.

Zerga yang melihat Asha pergi segera meninggalkan keduanya. Ia lebih memilih menyusul gadisnya daripada berhadapan dengan pria tua dan bocah tengil itu pikirnya.

Sementara, Marcel masih mencoba mengingat wajah Zerga, ia seperti pernah melihat wajah itu sebelumnya.

"Omm, maapin Athar yaa.. tadi om-om itu duluan yang nonjok muka Athar, jangan backlist Athar dari daftar calon menantu ya om" melasnya dengan tangan yang disatukan untuk meminta maaf.

Marcel hanya menghela napas lelah, "Athar, pergilah! Kau akan terlambat!"

Mendengar itu Athar langsung mengangguk dengan wajah sumringah. Ia berjalan cepat dan mencium tangan pria paruh baya di depannya itu. "Makasih, om, makasih makasih" setelah mengatakan itu, ia segera berlari menuju motornya dan pergi. Sedangkan Marcel langsung mengelap tangan nya sambil berdigik geli. Lalu, ia segera pergi ke kantornya.

••••

Di sisi lain, Asha sudah sampai di kampusnya, ia segera berlari masuk sebelum terlambat. Tanpa ia sadari, sedari tadi terdapat mobil hitam yang membuntuti nya. Tentu saja, Itu Zerga, setelah kejadian tadi, pria itu segera pergi mengikuti mobil yang membawa gadisnya ke kampus, hanya untuk memastikan bahwa gadisnya selamat sampai tujuan. Setelah memastikan semua aman, ia segera menjalankan mobilnya kembali menuju kantor.

Singkat waktu, kini Asha keluar dari kampus berniat akan pulang. Saat ingin masuk mobil, tangannya ditahan oleh seseorang.

"Sha, Ikut gue yok! Temenin gue beliin kado buat ponakan gue, hari ini dia ulang tahun, gue belum sempet beliin dia kado. Mau ya? please, please, pleasee.." paksa seorang gadis berambut pirang dengan wajah penuh harap. Ia adalah Zelina, gadis berdarah Jerman itu sahabat Asha saat masa-masa awal masuk perguruan tinggi.

Asha hanya meng-iyakan ajakan itu

"Baiklah"

Mendengar jawaban itu, membuat Zelin meloncat kegirangan, ia memeluk erat sahabatnya itu sambil berkali-kali mengucapkan terima kasih.

"Makasih, makasih, makasih!!"

Lagipula hari ini Asha tidak ada rencana apapun, jadi dipastikan ia hanya terbaring di kasur hingga makan malam memanggil nya. Sebelum pergi, ia sudah terlebih dahulu mengabari ibunya bahwa ia akan pergi bersama Zelin. Kemudian ia teringat bahwa ia pernah berjanji harus meminta izin pada satu orang, tetapi ia melupakan satu hal, ia tak memiliki nomor pria itu. Ah, lupakan saja, lagipula pria itu tidak akan tahu. Mobil mereka malaju menuju mall, tempat dimana mereka tuju.

Possessive Male AntagonistWhere stories live. Discover now