08. Bocah Iblis? 🦇

3.7K 469 3
                                    

Happy Reading 

Happy Reading 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •






Huh...

Dengkuran halus dari sang gadis itu mendominasi ruangan tersebut, walau dengkuran itu halus namun tetap saja akan terdengar.

"Kak Heli salah besar menyuruh gadis ini menjaga ka Jaan dan Jakah, lihat? Dia malah tertidur" Dengus pria itu kepada sang kakak yang tengah memandangi wajah damai Alana yang sedang tertidur sembari memeluk buku tebal yang entah apa isinya.

Flashback..

Setelah di tinggal oleh Jino entah kemana, Alana hanya mondar-mandir tidak jelas di ruangan itu, jika ponselnya tidak terjatuh saat ia di kejar oleh sekumpulan serigala keparat itu mungkin kini ia tidak akan luntang-lantung tidak jelas. Ia akan memandangi foto-foto pria halu nya. Sudah pasti.

"Aku harus apa? Tidak ada yang menyenangkan di sini" Ujar Alana berbicara kepada dirinya sendiri.

"Huh... Jika ada Briel di sini mungkin akan menyenangkan karena aku bisa menjahili nya, jika aku menjahili mereka? Halah.. Sama saja cari mati" Racau Alana lagi dan lagi.

Ngomong-ngomong tentang siapa Briel... Dia adalah pria muda yang menjadi adik dari sesosok Alana, huh... Ia benar-benar merindukan keluarganya. Sangat!!

Alana yang tadinya tengah memandangi kamar yang tangah ia pijak ini terhenti di satu titik, di mana ada buku tebal dengan sampul merahnya, wah... Ada permata hitam di tangahnya juga, buku itu mirip seperti buku para penyihir yang selalu Alana lihat di drama-drama yang ia suka tonton.

Alana mengambil buku itu dari tempatnya, lebih tepatnya di atas nakas dekat bangku yang ada di kamar ini.

Di bukanya buku itu dengan antusias, mungkin ini novel? Hm... Tidak tau juga. Namun seperkian detik setelah terbuka, wajah Alana memelas, bagimana bisa ia membaca buku ini? JIKA TULISANNYA SAJA SANGAT-SANGAT TIDAK IA MENGERTI?!

"Menyebalkan! Lebih baik aku tidur dan menunggu dua makhluk ini terbangun" Ujar Alana yang langsung mendudukan bokongnya di bangku dan menutup wajahnya dengan buku yang baru saja ia buka tadi.

Flashback off...

Dan sampai saat Jino kembali, Alana masih saja belum terbangun... Bahkan semua orang memandangi wajah Alana, eh.. Tidak semua, Jino tidak tertarik dengan pemandangan gadis yang tengah tertidur, apalagi di tambah air liur menetes di mulutnya.

Heli terkekeh melihat wajah konyol Alana, itu sukses membuat Jino dan yang lain melirik ke arah pangeran tertua. Apa ini? Tertawa hanya karena memandangi manusia yang tengah tertidur dengan raut konyolnya?

"Dia menggemaskan"

Mendengar ucapan itu dari mulut pangeran tertua membuat keempat pria di kamar ini tertohok.

The Vampire Castille | Enhypen [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang