WHA - 16. Dituduh (lagi)

12K 1.1K 108
                                    

Haiii👋

Selalu bahagia, sayang❤

Jangan lupa vote + komen yaa!! And, follow alyalaskar & instagram alyalaskar_wp juga😉

Thank you buat yang setia baca, vote dan komen cerita ini💙

Thank you buat yang setia baca, vote dan komen cerita ini💙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Istirahat sebentar, biar gue yang gantiin."

Alina mengerjapkan matanya sesaat setelah berdiri tegak. Gadis itu membalikkan tubuhnya dan melihat seorang laki-laki yang menolongnya saat ini sedang menyerang anggota dari Benzi. Dia masih terkejut saat menyadari laki-laki yang tadi memberikannya cibiran itu adalah seorang ketua geng. Ya, laki-laki itu memakai jaket bewarna hitam dengan lambang infinite bermahkota di bagian belakangnya. Laki-laki itu adalah ketua Infinity, Alby.

Alina menghela nafas lega karena setidaknya dia terbebas dari para pecundang itu. Gadis itu duduk di pinggir jalan untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah dan terasa sakit di beberapa bagian. Dia menikmati pemandangan di depannya. Para banci yang tadi mengeroyoknya kini terjatuh dengan kondisi jauh dari kata baik satu per satu.

Alby dengan mudah melawan dan menumbangkan mereka, sebab mereka bukan tandingannya di tambah tenaga mereka telah banyak terkuras akibat melawan Alina sebelumnya. Sudah dikatakan bukan bahwa Alina memiliki kekuatan yang lebih besar dari perempuan biasa?

Duk!

Tendangan terakhir dari Alby yang diberikan pada dada satu laki-laki yang paling lama bertahan. Akibatnya laki-laki itu jatuh dan terlempar ke belakang. Alina yang melihat itu sedikit meringis, pasti sangat nyeri dan sesak.

"Gue sudah peringatin, jangan bawa-bawa orang lain dalam kebencian kalian sama gue atau geng gue. Ternyata, kalian nggak menghiraukan omongan gue waktu itu ya? Jangan salahin gue, kalau gue ketemu lagi sama kalian langsung gue habisin," desis Alby seraya mencengkram kerah pemuda yang masih terbatuk, dalam posisi berlutut dengan satu kaki.

Dia tidak tahu apakah pemuda itu masih mendengar jelas atau tidak. Yang jelas, dia telah memperingatkan mereka melalui pemuda itu, sebab kondisi pemuda yang lain lebih parah hingga dia yakin mereka tak dapat sedikitpun mendengarkannya.

"Uhuk, uhuk..." Pemuda itu tidak dapat memberi respon selain terbatuk karena sesak akibat tendangan dan cengkraman yang Alby berikan.

Alby melepaskan cengkraman dari kerah jaket pemuda tadi secara kasar dan berdiri tegak lalu menghampiri gadis yang dengan santai duduk di jalan dengan posisi kedua kaki yang diluruskan.

Alina bangkit dari duduknya ketika melihat Alby telah berada di depannya.

"Bodoh!"

Alina melotot dengan bibir sedikit terbuka. Dia ingin membalas umpatan Alby, tapi rasa perih di ujung bibirnya terpaksa mengurungkan niatnya.

What Happened, Alina?Where stories live. Discover now