WHA - 18. Di bawah Hujan

11.2K 1K 84
                                    

Hai...

Makasih bagi para readers yang nungguin cerita ini, terlebih yang vote bahkan komen🙏 karena itu buat aku semangat untuk lanjutin cerita ini😭❤

Cek instagram alyalaskar_wp dan follow alyalaskar guys❤

Cek instagram alyalaskar_wp dan follow alyalaskar guys❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Waktu terus bergulir dengan cepat. Tak terasa, sebulah lebih Alina menempati jurusan IPA. Tak ada kesulitan yang dialami Alina sampai saat ini, karena memang dia lebih memahami pelajaran IPA dibanding pelajaran IPS. Alina tentu tenang selama belajar karena nilainya selalu aman bahkan dapat dikategorikan tinggi, sehingga dia tidak khawatir akan remedial seperti dua tahun sebelumnya saat dia masih menjadi bodoh karena mengejar cinta Kenan.

Tepat di minggu sore ini, Alina mengendarai mobilnya untuk kembali ke rumahnya. Langit berwarna gelap, angin berhembus kencang dan suara gemuruh mulai bersahutan menandakan sebentar lagi langit akan menumpahkan airnya.

Di dalam mobil tersebut, Alina menghela napas, tidak tahu perasaannya gelisah sejak ia pergi tadi. Dia hanya berharap semoga saja dirinya dapat sampai ke rumah dengan selamat.

Untuk kesekian kalinya, gadis cantik dengan kemeja hitam dan celana kulot juga berwarna hitam itu menghembuskan napas gusar.

"Kenapa sih?!" gerutunya sembari tetap fokus pada jalanan yang cukup sepi.

Beberapa menit berlalu, keadaan masih sama hingga mesin mobil yang Alina kendarai tiba-tiba mati. Alina berusaha menghidupkan dengan tenang. Namun, beberapa kali berusaha, berujung sia-sia. Karena, mesin mobilnya mati total, entah apa penyebabnya.

"An-astagfirullah..." gumamnya gusar.

"Ck, bensin aman, jadi apanya dong yang rusak?!"

Bersamaan dengan gerutuan Alina, tetesan air dari langit turun dengan deras. Gadis itu mengusap wajahnya kasar.

"Ya Allah..." Alina mendesah lemah seraya menyandarkan punggungnya dan menatap hujan yang turun cukup deras dari kaca mobil miliknya, "Mana sepi lagi..."

Lima menit berlalu dalam keheningan ditemani suara hujan dan gemuruh yang sesekali terdengar, Alina mengambil ponsel dan mencari kontak yang ingin ia hubungi.

"Ck, ayo dong angkat. Nih orang tidur apa gimana sih?!" gerutunya kala orang yang ia hubungi tidak kunjung mengangkat telponnya.

"Awas aja lo. Kalau kali ini nggak diangkat, gue bonyokin lo," ucapnya sembari menunjuk-nunjuk layar ponsel yang terdapat nama kontak seseorang. Kemudian, gadis itu kembali menekan tombol panggil pada kontak itu.

Tok! Tok!

Belum sempat ponsel itu menempel di telinganya, suara ketukan di kaca mobil membuat pergerakan gadis itu terhenti. Gadis itu menoleh dan memicingkan mata sebentar.

What Happened, Alina?Where stories live. Discover now