CHAPTER 9

9K 1K 388
                                    

DILIZZY
Tentang cinta, mimpi dan luka.


Hallo! Selamat datang di kisah Dilizzy!

Siap mengarungi kisah ini hingga akhir?

Semoga antusias kalian untuk cerita Dilizzy lebih besar dari ceritaku yang sebelumnya ya!

Sebelum baca part hari ini, vote dulu yuk! Sudah?

Siap meramaikan kolom komentar?

Komen nama instagram kalian dong! Mutualan kuy!

Komen dong asal kalian dari mana aja!

1 kata untuk Dilizzy!



1 kata untuk Dilizzy!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


CHAPTER 9

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.









CHAPTER 9

"Dirga berangkat dulu ya, Mak," ujar Dirga sambil memakai sepasang sepatu sekolahnya.

"Emak kan udah bilang semalam, biar motor Abah kamu dibawa ke bengkel aja, jadi telat kan," ujar Emak, lalu melirik sebuah arloji yang melingkar di tangan kiri anaknya.

"Ya, kalau Dirga bisa benerin, gak perlu ke bengkel, Mak. Hemat biaya."

"Jam kamu itu mati?" tanya Emak.

Dirga mengangguk. "Iya, Mak. Rusak. Dipake aja biar bergaya dikit, hahaha."

Emak menghela napas. "Ada-ada aja kamu."

Dirga beranjak berdiri, mencium tangan Emak dan pamit berangkat ke sekolah. Emak memandang kepergian Dirga dengan sendu. Lima hari lagi Dirga akan berulang tahun, Emak ingin memberikan sebuah hadiah untuk putra kesayangannya.

Emak berjalan menuju kamar, duduk di tepi kasur dan mengeluarkan sebuah amplop berwarna putih dari dalam laci nakas. Ia menghitung lembaran uang di dalam amplop tersebut, lalu menghela napas.

DILIZZY (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now