CEI: SUDAH BERLALU Mad-Writer

177 22 1
                                    

CEI: SUDAH BERLALU Mad-Writer

Zaman Es telah berakhir, Kekuasaan Dewi Seribu Tahun, Frei Val'shka runtuh. Menyisakan kemegahan istana es yang jadi saksi sejarah. Sekaligus kisah-kisah tirani yang membekukan hati.

Sudah berlalu.

Pikir seorang wanita yang baru melewati hutan berkabut itu. Ia sampai di jalan setapak dan melihat butiran embun bergulir di antara daun-daun pohon ek. Matanya memejam mengingat masa lalu. Masa dimana semua benda kebanyakan berwarna putih, bukan hijau ataupun coklat. Ketika langit sepenuhnya kelabu dan ia bisa berlari-lari dengan Beorus—beruang es peliharaannya—menembus badai salju.  

Sudah tak ada.

Seulas senyum muncul dari bibirnya yang tipis. Namun matanya menyiratkan emosi  berbeda. Ia memandang langit luas dengan hampa. Merindukan bayangan sang dewi-maharani, penguasa seluruh dunia duduk di singgasana, menegadahkan kepala bermahkota kristal esnya. Wajahnya yang pongah. Gaun putihnya yang berkibar di tengah badai salju... Semua itu tampak sangat berkilauan.

Sudah pergi.

Ia menghembuskan nafas berat yang langsung mengepul putih. Merasa aneh. Sebagai makhluk yang tercipta dari sihir es, harusnya ia tak bisa mengeluarkan hawa panas. Namun mentari kian meninggi, selimut malam pun tak sedingin dahulu. Mengundang musim semi yang hangatnya seperti menjalar ke dalam dirinya. Begitu terang... hingga ia merasa hangat.

Benar... Ia adalah Gwyneth, dan ia menyadari bahwa dunia sudah berubah.

==oOo==

Sepasang kaki kecil berlari menerobos lebatnya semak dalam hutan. Tak peduli jika ada tanaman berduri yang melukai kakinya, ataupun ada akar yang membuat tersandung dan jatuh, ia tetap berlari. Keringatnya bercucuran dari pelipis. Kedua alisnya condong ke tengah-bawah, menyiratkan rasa takut dan marah. Ia memakai baju terusan selutut tanpa lengan yang nampak sewarna dengan tanah, compang-camping. Rambut keritingnya terayun ke atas dan ke bawah, seirama dengan pergerakan tubuhnya.

Sudah tertebak, ia adalah anak manusia malang yang hidup di Dunia Everna, di Zaman Pemulihan ini. Zaman bermunculannya makhluk-makhluk ciptaan baru yang seram dan kejam. Contohnya adalah bocah lelaki ini, yang harus melarikan diri dari segorombolan makhluk jahanam yang disebut orc.

Tak ubahnya seorang monster, orc memiliki kulit hijau atau coklat kehitaman, berminyak, dengan pakaian dari kulit bangkai binatang. Kebanyakan orc memiliki taring berkarat karena tak pernah dibersihkan. Aroma orc busuk sekali dan wajahnya seringkali mirip campuran babi, manusia dan buaya purba. Kelakuan mereka sama buruknya seperti penampilan. Adalah sesuatu yang alami jika sekelompok orc datang ke sebuah desa lalu menghancurkannya. Mereka senang menyantap makhluk-makhluk lain, bahkan kaumnya sendiri. Dan bagi mereka, di antara semua makhluk, daging manusia adalah yang terenak.

Aku tidak boleh mati di sini! Kaki-kaki kecil itu terus berlari. Sekecil apapun kemungkinannya, ia harus selamat dari kejaran para monster.

Anak kecil tidak terlalu disukai para orc. Tetapi jika kau terjebak di dalam hutan dan hanya ada tahu di sekelilingmu, lalu daging segar tiba-tiba muncul, mana yang akan kau pilih?

"Akhakhahakahaha..." Mendadak suara tawa orc menggelegar, kontras dengan suara alam rimba yang bersahabat.

"Pergi!" Teriak bocah itu, sedangkan suara tawa semakin banyak terdengar. Para orc sungguh bersenang-senang.

Sampai salah satu orc bosan dan melempar si anak dengan tombak kayu. Hampir! Hampir saja tombak itu menancap di kepala bocah keriting. Beruntung benda itu meleset dan berdiri di depannya, menancap pada tanah. Tetapi lemparan yang meleset itu mengakibatkan si bocah terjatuh dan berhasil terkejar.

EVERNA SAGA lintas.masaWhere stories live. Discover now