LORONG KRISTAL Rexa Strudel (Bagian 2)

143 20 1
                                    

LORONG KRISTAL Rexa Strudel (Bagian 2)

Millya berlari cukup jauh, dan kemudian jejak Zulmatzerh tadi menghilang di antara bayang-bayang pepohonan di sekitar. Ia mengatur napas dan mengedarkan pandangan ke sekeliling dengan waspada. Kemudian secara tiba-tiba udara panas terasa seperti memancar dari atas. Millya mendongak, Zulmatzerh itu meluncur dengan cepat ke arahnya. Dengan sigap Millya melompat ke samping menghindari terjangan makhluk itu.

Kemudian dengan cepat Zulmatzerh tadi melemparkan gumpalan-gumpalan bola kegelapan ke arah Millya. Gadis itu dengan cekatan menghindar dan juga melemparkan gumpalan-gumpalan putih ke arah makhluk itu. Sampai kemudian Millya mengerahkan seluruh energinya dan mengayunkannya sekuat tenaga ke depan. Sebuah tornado putih kecil bergulung cepat ke makhluk kegelapan itu.

Zulmatzerh itu hanya berdiri diam menyambut tornado putih tadi. Terdengar suara terkekeh berat dari dalam tudung yang menutupi wajahnya. Kemudian tornado putih tadi mengenai tubuh makhluk kegelapan itu yang langsung menggulung dan membuatnya terlempar ke belakang. Zulmatzerh itu mengibaskan kedua tangan di udara, tornado putih tadi menghilang. Ia menggeram keras, tidak mengira serangan manusia yang dianggapnya lemah bisa membuatnya terlempar. Lalu secepat bayangan, ia melesat ke arah Millya.

Millya belum sempat berlari menghindar. Zulmatzerh itu mencengkeram leher gadis itu dengan satu tangan dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Millya bisa merasakan jemari panjang dengan kulit kering kasar yang terasa panas. Mau tak mau ia menggenggam pergelangan tangan makhluk kegelapan itu agar tidak sepenuhnya menggantung. Lalu makhluk itu mendekatkan tubuh Millya ke wajahnya. Millya mengayunkan kaki, mencoba menendang Zulmatzerh itu. Tapi tubuhnya terasa lemas, udara pun tidak bisa masuk secara maksimal ke dalam paru-paru. Dan seperti ada sesuatu yang kasat mata menyelubungi dan membelit tubuhnya.

'Tidak.. tidak... aku tidak boleh mati seperti ini,' Millya membatin, menguatkan diri. Tapi tubuhnya semakin sulit untuk bernapas dan terasa lunglai. Bayangan wajah Ibu, Ayah, Jillya dan Tabib Kreu berkelebat dalam benaknya.

Zulmatzerh itu terkekeh lagi, tapi kemudian terhenti. Ia menangkap gerakan tanah yang bergelombang di sekeliling. Kemudian terlihat lembaran-lembaran tanah menjuntai ke atas dan membelit kaki makhluk itu. Zulmatzerh itu melemparkan bola-bola kegelapan ke lembaran tanah dengan satu tangan yang bebas. Tapi dengan cepat dan gesit lembaran tanah itu menghindar. Makhluk itu mulai kesal, ia melempar tubuh Millya ke sembarang arah lalu melarikan diri.

Gryaz yang melihat tubuh Millya membentur dahan dan ranting pohon segera melompat dan menangkapnya tepat sebelum terhempas ke tanah. Salah seorang Strazer pria paruh baya yang mirip dengan Gryaz menghampiri mereka. Ia memeriksa kondisi Millya yang tidak sadarkan diri.

"Bawa dia ke ruang pemulihan!" Brojcic - Ayah Gryaz memberi perintah, kemudian bergabung dengan Strazer lainnya.

Gryaz berlari menjauh lalu memandang berkeliling, ia melihat akar-akar setinggi tubuhnya yang terjalin melengkung dari sebuah pohon besar. Pintu masuk menuju salah satu lorong bawah tanah. Gryaz mengetuk kaki sekali ke permukaan tanah, jalinan akar pohon itu membuka memperlihatkan sebuah lorong. Gryaz menggendong Millya masuk ke dalam, lalu akar pohon itu terjalin rapat kembali. Lorong itu tidak begitu sempit, tampak cukup lebar dan cukup tinggi, lebih dari cukup untuk dilalui tiga pria dewasa yang berjalan bersisian. Jadi, tentu Gryaz bisa berdiri tegak dan berjalan dengan amat leluasa di sana.

Gryaz memusatkan tenaga dalamnya pada telapak kaki, kemudian mengetukkannya lagi dengan pelan di lantai lorong. Seketika sekitar mereka diterangi oleh cahaya dari potongan dan lempengan kristal putih bening yang menempel, seakan memenuhi dinding dan lantai. Potongan kristal itu memantulkan energi yang dikeluarkan Gryaz dalam bentuk cahaya. Tidak menyilaukan tapi cukup untuk menerangi lorong.

EVERNA SAGA lintas.masaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon