"Kebersamaan itu sulit dilupakan."
***
Za menatap makanan didepannya tanpa minat. Kali ini meja makan yang biasanya memiliki banyak kursi kosong hampir terisi penuh.
Seperti biasa, ada Za, Nada, Tala dan juga Teo.
Lalu ada tambahan lain, kali ini ada Ares, Dania dan juga Geo.
Berbagai jenis hidangan yang sudah tersedia nyatanya tak mampu menggugah selera makan Za. Satu hal yang masih ia pikirkan sampai sekarang adalah bagaimana caranya ia bisa sampai dirumah.
Pagi ini ia terbangun dan mendapati dirinya sudah berada di kamar nya seperti biasa. Jika ia bertanya pada Nada, maka jawaban perempuan itu Geo lah yang telah membawanya pulang.
Tak ingin memikirkan lebih jauh, Za mengambil gelas lalu menuangkan air putih kedalamnya.
"Besok-besok kalo mau pergi main bilang-bilang ami dulu Ka,"
Za menatap Nada sekilas.
"Iya." jawab Za malas.
"Makan yang banyak Ka," Dania memberikan piring yang sudah berisi aneka lauk pauk kepada Za, begitupun untuk Geo.
"Jangan nolak," ucap Dania yang sudah tahu kebiasaan Za saat sarapan.
Za hanya mengangguk. Mencuci tangan dengan air yang sudah tersedia, lalu mulai memakan makanan yang sudaha berada dipiringnya. Ia sama sekali tak merasa sungkan, karena yang lain juga sudah mulai menikmati makanannya masing-masing.
"Tante Nada," panggil Geo ketika selesai makan.
"Iya Ge,"
"Aku izin yaa ajak Ka keluar, ngumpul sama temen kelas yang lain,"
Nada mengangguk.
"Ada acara apa emangnya Ge?" tanya Tala menyahut.
"Gak ada acara apa-apa kok tan, cuma mau habisin weekend aja di taman kota."
Tala paham.
"Gak salah abang ngajakin aunty Za ke taman kota?" tanya Teo yang berhasil membuat mereka semua yang ada disana tertawa.
Za dan Geo bersiap untuk berangkat, mereka mulai mengalami satu-persatu orangtua yang ada disana. Za hanya mengikuti apa yang Geo lakukan.
"Jaga Ka yaa Ge," Dania mengingatkan.
"Tenang aja bunda, Ka pasti aman." Geo berujar sembari memberikan jempolnya kepada Dania.
Dania terkekeh pelan, ia cukup mengenal Geo karena anak itu sering main kerumahnya. Tak ia sangka ternyata Geo juga memiliki hubungan dekat dengan Nada dan juga Za.
.
.
Pagi kali ini terasa berbeda. Biasanya Za hanya akan menghabiskan waktunya dirumah. Tapi hari ini ia menyaksikan sendiri bagaimana orang-orang menikmati waktu liburnya.
Disepanjang jalan, Za bisa melihat banyaknya orang yang lebih memilih berjalan kaki di trotoar. Ada juga yang menggunakan sepeda di jalur khusus yang memang sudah disediakan.
"Nagapain?" tanya Za saat sadar Geo menghentikan mobilnya di pelataran parkir gereja.
"Lo gak mau ibadah dulu?" tanya Geo.
Za menoleh menatap Geo cukup lama. Keheningan melanda mereka. Tak lama, Za kembali mengalihkan pandangannya keluar kaca mobil. Ia bisa melihat banyaknya kendaraan yang telah memenuhi area parkir gereja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My (Bad) Life-END
Teen FictionIni tentang Za. Gadis yang terkesan tidak peduli dan bodoamat dengan lingkungan sekitar tempat ia berada. Sengaja menarik diri agar kehadirannya tak disadari oleh banyak pasang mata. "Gue benci manusia. Tapi gue lebih benci fakta bahwa gue juga manu...