Akhir untuk Awal

3K 222 7
                                    

"Ternyata sesingkat ini. Sekarang ku kan pergi. Sampai jumpa lagi wahai hari. Ku kan kembali walau nanti giliranmu yang kan pergi."

***

"Ka pamit eyang, kakung." dengan sopan Za menyalami tangan eyang dan juga kakungnya. Saat ini ia sudah berada diteras rumah, hendak pamit untuk kembali ke Jakarta.

"Hati-hati Ka, bawa motornya jangan kencang-kencang." Hanan, pria yang tak lagi muda itu bersuara.

"Baik kakung."

"Yang semangat belajarnya, tapi jangan lupa istirahat." Hana memperingati Za. Ia tahu bahwa besok cucunya akan berangkat ke Inggris untuk melanjutkan kuliahnya.

"Eyang tenang aja." jawab Za sambil tersenyum.

Setelah memeluk Hana dan Hanan, Za beralih memeluk Adel. "Ka pamit tan."

"Hati-hati sayang."

Za mengangguk. Ia beralih menatap adik laki-laki papinya, Argi.

"Ka pamit om, titip salam sama tante Helen." ucap Za sambil menyalami tangan Argi. Helen adalah istri laki-laki tersebut, Helen mungkin baru datang kesini besok pagi dari Aceh. Sedangkan Argi sudah pulang sejak seminggu yang lalu.

"Hati-hati Ka, nanti salamnya om sampein."

Za mengangguk, ia berjalan menghampiri motor scoopy yang telah dimodif sedemikian rupa. Motor itu milik Adel, perempuan itu sendiri yang memodifikasinya.

"Motor tante nanti Ka tarok di rumah papi."

Adel nampak mengangguk. Setelah memberikan satu klakson kepada mereka, Za menjalankan motor itu keluar dari pekarangan luas nan amat asri tersebut.

Melewati rumah umik Aisyah, Za bersisihan dengan Aruna yang nampak akan keluar menggunakan motor.

"Gue harap ini awal untuk perubahan lo." ucal Aruna ketika Za berhenti tepat didepannya. Ia memperhatikan Za yang sama sekali tidak mengganti bajunya dari kemarin, bahkan gadis itu masih mengenakan hijab instan kemarin.

"Makasih buat bajunya."

Aruna mengangguk.

Za melanjutkan perjalanannya, meninggalkan Aruna yang mantap gadis itu yang semakin mengecil dikejauhan.

"Entah kapan, hanya saja takdir pasti kan kembali mempertemukan. Gue yakin itu."

.

.

Zola dioperasi kemarin malam. Dan operasi itu berjalan dengan lancar. Sekarang gadis itu sudah dipindahkan kesalah satu ruang rawat VVIP dirumah sakit tersebut.

Gavlen nampak duduk di kursi tunggu luar ruangan bersama Tia dan juga Vala. Mereka berlalasan ingin mencari udara segar.

Derap langkah kaki yang mendekat membuat mereka mengalihkan perhatian. Disana, Za datang dengan baju yang tak berganti sama sekali.

"Kak Kala." sambut Vala memeluk gadis itu. Za dengan senang hati membalas pelukan itu.

"Mami sama papi mana?"

"Didalam." ceplos Vala sambil menunjuk pintu ruangan Zola.

Gavlen nampak sedikit melotot melihat kejujuran Vala.

"Bilang sama papi, gue tunggu diparkiran." Za berbalik hendak pergi dari sana. Namun Tia mencekal tangannya. Gadis itu dengan spontan langsung memeluk Za.

"See you next time."

Za tersenyum kecil. "Gue titip Sidra. Bentar lagi mungkin dia bakalan datang."

My (Bad) Life-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang