Chapter 03. Kesepakatan telah di ambil.

1.6K 152 17
                                    

Keheningan pun terjadi ketika Gadis berambut biru itu berbalik, seperti berbicara sendiri. Membuat semua orang yang menyaksikannya keheranan.

"Emm ...," Sang Putri bersuara mencoba untuk memanggil gadis itu.

"Tunggu sebentar." Tanpa berbalik, gadis itu mengeluarkan tangannya ke arah sang putri menandakan untuk menunggu.

"O-oke ... "

Apakah ini semacam komedi? Mereka semua berpikiran sama. Mereka semua memandang punggung gadis berambut biru yang entah berbicara dengan siapa, seolah sedang berdebat dengan beberapa gerakan tangan. Mereka semua yang ada di sana menatap datar ke arah punggungan.

Iblis yang aneh ... Pikir semua orang.

Waktu telah berlalu dan gadis berambut biru itu berbalik menatap semua orang dengan senyum tipis yang terpampang di wajahnya.

"Baiklah, aku telah mengambil keputusan."

Semua orang yang ada di sana kembali menelan ludah oleh perkataan Gadis itu. Mereka semua terdiam tanpa bicara sepatah katapun, menunggu gadis berambut biru itu berbicara kembali.

"Aku akan membantu kerajaan kalian ..."

"Ahhh!"

Semua orang berwajahkan cerah seolah telah menemukan cahaya di dalam lubang keputusasaan.

"Tapi dengan syarat ..."

Perkataan nya selanjutnya itu membuat mereka seperti merasa di timpa oleh batu yang sangat besar. Terdiam dengan menelan ludah sendiri ... Mereka menunggu gadis itu berbicara kembali.

"Aku tidak tau apa yang ku inginkan, jadi ku pikir itu bisa kita perbincangkan lagi nanti, Ehe." Lanjutnya dengan senyum ramah.

"Ehhhh ..." sang Putri tak kuasa menahan suara keheranan nya keluar.

"B-Baiklah kalau begitu ..., Ngomong-ngomong, nama ku Olivia. Olivia Von Phromoteus. Yang di sampingku ini adalah kakak ku, William Von Phromoteus."

"Umu, Namaku Rimuru. Rimuru Tempest, kau bisa memanggilku Rimuru."

Permasalahan pun selesai, dan Rimuru di suruh menaiki Kereta kuda bersama dengan pangeran dan juga Putri. Ada dua kursi yang saling berhadapan di dalam kereta tersebut. Dan Rimuru duduk di kursi depan sedangkan pangeran dan putri berada di depannya hingga mereka saling berhadapan.

Mereka turun melalui pegunungan dengan banyak nya pohon yang tumbuh di sekitar, namun pohon-pohon tersebut tidak terlihat segar. Banyak dari mereka yang layu, Rimuru melihat ke arah tanah melalui jendela.

"Belakangan ini kekeringan melanda kerajaan sehingga membuat krisis pangan, apalagi dengan perang yang tersu berlanjut menambah masalah pangan kami." Jelas sang Putri.

Rimuru hanya mengangguk paham dengan perkataannya.

Sang Putri berbalik dan mengambil sesuatu dari belakang kursi yang memiliki sedikit ruang.

"Meskipun tidak terlihat bagus, tapi untuk sekarang hanya ini yang kami miliki." Ia memberikan jubah putih kepada Rimuru.

Membuat Rimuru keheranan kenapa Olivia memberikan jubah tersebut.

"Geh!?"

Ia melihat kepada dirinya sendiri yang masih mengenakan piyama tidur berwarna merah gelapnya. Wahhh ternyata dia selama ini tidak menyadari tentang pakaiannya.

Rimuru sedikit berbalik untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah karena keteledoran nya itu, dia mengadu kepada Ciel kenapa tidak memberitahunya.

<<Karena Master tidak pernah bilang apapun sebelumnya.>>

Traveling Between DimensionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang