Chapter 17. Mengajak angkatan pertama.

719 98 7
                                    

Setelah semua berlalu Rimuru, Panda, dan Toge. Duduk atas tangga dengan sejajar. Mereka bertiga menghela nafas kasar bersama. Saat ini waktu tengah malam dan Rimuru berhasil menghindari kejaran Maki, mungkin sekarang Maki sedang tidur di asramanya.

"Aku tidak tau apa yang merasuki mu saat itu, tapi sepertinya Maki benar-benar kecewa." Ucap Panda seraya menghela nafas kembali.

"Aku tau aku salah."

"Tidak sesimpel itu Rimuru, kau tau sendiri kalau Maki itu bagian dari keluarga besar. Mereka selalu menghambat kenaikan pangkat Maki, Event ini adalah kesempatan emas baginya. Dia tidak terlalu kecewa karena kelas 3 di skors, karena ia yakin masih akan menang karena ada dirimu. Tapi ... Hahh ... Yah, bukan berarti dia terobsesi untuk naik pangkat."

Mereka bertiga kembali menghela nafas kasar secara bersamaan.

"Tapi kan tadi aku sudah minta maaf kepadanya, dia benar-benar menakutkan." Balas Rimuru seraya mengerucutkan bibirnya.

"Mungkin dia akan memaafkan mu, Maki juga bukan orang yang pendendam. Jika kau memberikan alasan yang logis dia pasti akan memaafkan mu."

Alasan yang logis ... Tentu saja Rimuru ingin meminum Sake dengan kehendaknya sendiri.

"Bagaimana kalau dia mengamuk lagi setelah melihat wajahku besok."

Panda dan Toge hanya diam.

"Maka itu bukan lagi urusan kita." Ucap Panda seraya mengatupkan kedua tangannya layaknya sedang berdoa, begitu pula dengan Toge.

"Tchh, dasar penghianat."

"Hah! Kau sendiri yang membuat kami jadi perisai dagingmu tadi sore. Andai aku tau maksud dari tujuan mu saat itu, mungkin aku dan Toge tidak akan mendapatkan pukulan darinya."

"Shake .."

Rimuru mengalihkan pandangannya ke Samping berpura-pura tidak mendengar ucapan panda.

"Besok kita akan mengunjungi anak tahun pertama untuk membujuknya agar mau ikut dalam Event, kita sudah banyak kekurangan orang. Sebelum itu kau harus sudah berbaikan dengan Maki."

"Shake shake."

"Aku tau." Rimuru membalas dan teringat akan sesuatu.

"Oh, soal anak tahun pertama ... Satoru bilang kalau Itadori Yuji tewas saat menjalankan misi."

Kedua temannya memandang Rimuru dengan mata yang melebar karena terkejut.

"Apa? Apa kau yakin?"

Rimuru mengangguk. "Satoru sendiri yang bilang"

Panda menghela nafas kembali mendapatkan informasi seperti itu.

"Semua ini menjadi lebih merepotkan. Jadi hanya ada dua dari kelas pertama. Yah ... Kita tidak akan tau sebelum bertarung. Masih ada waktu dua bulan untuk berlatih."

Mereka saling menatap satu sama lain dan ... Menghela nafas kasar kembali secara bersamaan.

.

.

.

Pagi telah tiba dan Rimuru memakai pakaian berbeda, ia mengenakan Switer hitam dengan garis merah di lengan atasnya dan garis putih di lengan bawahnya. Celana panjang olahraga dengan desain yang serupa di sisinya. Dia membeli pakaian itu kemarin bersamaan dengan membeli sake. Karena dia juga tidak ada kerjaan untuk hari ini, jadi dia tidak perlu memakai seragam sekolah. Lagian musim sekarang kutukan sudah berkurang, jadi Misi tidak akan datang banyak sampai Event selesai.

Setelah keluar dari kamar, ia melihat Maki di depannya membawa tongkat biasa yang selalu dia bawa. Maki terhenti melihat Rimuru berada di depannya.

Entah kenapa Rimuru grogi untuk berbicara saat di menggaruk kepala bagian belakangnya. Maki hanya menatapnya dalam diam tanpa memiliki rencana untuk berbicara terlebih dahulu.

"M-maki ... Soal kemarin."

Maki menghela nafas ketika Rimuru berbicara.

"Ayo, kita akan mengunjungi angkatan pertama." Maki kemudian berjala kembali dengan senyum tipisnya kepada Rimuru.

"Ohh!! Apa kau tidak marah lagi kepadaku?" Rimuru mengikuti Maki dari Samping ketika mereka berjalan bersama.

"Tentu saja tidak, aku hanya akan terlihat seperti orang gila jika marah karena orang gila."

"Guhh!! Itu jahat sekali Maki." Ucap Rimuru lalu dia melanjutkan dengan bergumam seraya mengerucutkan bibirnya. "Padahal kau sendiri yang paling gila."

Mengingat malam itu Maki mengejarnya terus menerus sambil menghantam pepohonan yang ada di sekitar, berhasil meneror Rimuru dalam mimpinya.

"Tsuna Tsuna!"

Mereka berdua berbalik ke arah suara, melihat Toge yang sedang duduk bersila di di ruangan menuju pintu keluar. Di sana juga ada panda yang bergelantungan di pilar, Rimuru juga tidak tau apa yang di rasakan oleh panda ketika bergelantungan seperti itu. Apakah itu karena dia Panda jadi dia bersikap layaknya Panda? Atau memang karena dia Panda jadi dia bisa bersikap seperti Panda? What?

Rimuru membuyarkan pikiran yang tak masuk akal itu dan menghampiri mereka berdua.

"Selamat pagi." Ucap panda tanpa menghentikan aktifitasnya.

Rimuru dan Maki membalas bersamaan. Panda sedikit tersenyum ketika mereka berjalan berdua kembali. Sepertinya suasana di sini sudah mencair kembali. Mengingat semalam suasana nya sangat tegang.

"Ayo kita pergi sekarang." Ucap Maki lalu keluar dari asrama.

Mereka mengetahui kalau kelas pertama sekarang sedang berada di atas kuil. Jadi memerlukan beberapa jam untuk sampai ke sana, apalagi dengan terik matahari yang kian memanas.

"Bagaimana jika mereka tidak mau ikut berpartisipasi?" Panda membuka suara nya.

"Aku akan mengurusnya, karena aku cukup kenal dengan Megumi. Mungkin dia akan menyetujui nya."

"Tidak, maksudku. ada beberapa insiden.."

"Tenang saja, serahkan saja kepadaku." Maki tiba terlebih dahulu di atas tangga dan berjalan mengarah ke kuil. Rimuru dan dua lainnya berada di belakangnya.

"Apakah dia tau soal kematian Itadori Yuji?" Tanya Rimuru kepada mereka berdua.

"Aku tidak tau, mungkin dia sudah mengetahui nya di lihat bagaimana cara dia mengambil sikap." Ketika mereka sampai di atas tangga, mereka melihat ada dua orang yang sedang duduk di depan tangga kuil.

"Apa-apaan ini, kau terlihat lebih menyedihkan dari pada sebelumnya Megumi! Apakah ada sebuah pemakaman di sini?" Teriak Maki menghampiri mereka.

"Zen'in-senpai." Balas Megumi.

"Aku sudah bilang jangan panggil aku dengan nama keluarga ku! Maki, panggil aku Maki!"

"Maki, Maki!" Dan seseroang memanggilnya dari belakang, itu adalah Panda, Rimuru, dan Toge berada di balik pohon.

Sepertinya dia tidak mengetahui tentang kematian angkatan pertama.

Maki berbalik menatap mereka seolah ingin mengatakan, ada apa dengan kalian.

"Mati! Dia benar-benar Mati, ada seseorang dari angkatan pertama yang tewas dalam misi!" Panda sedikit mengecilkan suaranya.

"Shake!"

Rimuru hanya mengangguk dalam diam. Maki mulai bercucuran keringat.

"Katakan ... Itu ... Dari ... Awal." Geramnya ketika menjeda setiap kalimat.

Lalu ia melanjutkan dengan berteriak kepada ketiga temannya sambil menunjuk kepada Kouhainya.

"AKU JADI TERLIHAT SEPERTI SETAN BERHATI DINGIN!"

"Tapi itu adalah wujud aslimu!" Balas Panda dan Rimuru bersamaan.

"Tsuna Mayo!" Toge mengangguk setuju.

Bersambung.

Traveling Between DimensionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang