Chapter 10. Kemenangan?

998 106 45
                                    

Pertarungan di mulai kembali dengan Rimuru yang dalam bentuk naganya dan juga wanita itu yang dalam bentuk Titan nya. Kehancuran terjadi dalam setiap mereka beradu serangan. Rahang naga itu terbuka lebar menimbulkan bulat kecil hitam pekat uang kian membesar dan menembakkannya ke arah sang Titan.

Menciptakan ledakan besar terjadi dengan runtuhnya dunia tak berpenghuni itu dan mereka bertarung di luar angkasa dengan puing puing reruntuhan dari planet sebelumnya yang telah hancur.

Serangan dari bentuk naga Rimuru itu berhasil membuat sang Titan merasakan sakit yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Justru Rimuru terkejut ketika serangan tersebut tidak membuat luka yang fatal terhadap zirah sang wanita Titan.

Wanita Titan itu menyerang Rimuru dengan Sabit besarnya, namun sayap Rimuru yang terbentang menahan serangan itu. Sayapnya yang kuat tidak dapat di gores oleh serangan sabit wanita Titan yang dashyat, sehingga hanya menimbulkan gelombang kejut yang keluar dari mereka berdua. Bagaiman Tsunami yang terjadi di luar angkasa.

Wanita itu meraung seraya mendorong Rimuru dengan kecepatan yang tak masuk akal ketika kedua sayapnya masih menahan sabit dari bekas serangan wanita Titan itu. Hingga mereka berdua bagaikan kedua cahaya yang melesat dalam kecepetan cahaya yang tak bisa di hentikan. Hingga mereka berdua kembali menabrak sebuah planet besar tak berpenghuni dan tergeletak di masing-masing tempat.

'Ternyata dia lebih kuat dari pada yang ku pikirkan.' Rimuru kembali bangun dan meraung ke arah wanita Titan itu yang meraung juga ke arahnya. Layaknya pertarungan antara kedua monster yang berbahaya sedang terjadi. Padahal memang seperti itulah yang terjadi.

Rimuru terbang sedikit menjauh ke darinya dan menghempaskan kedua sayapnya, menciptakan Bola-bola kecil bercahaya hitam yang menyerang ke arah wanita Titan itu. Bola-bola itu memiliki kekuatan penghancur yang sangat dahsyat hingga menghilang kan materi yang di lewatinya.

Terlihat sang wanita Titan kesusahan ketika menghindari segala serangan yang di berikan kepadanya, hingga ia berlari ke arah Rimuru dan melompat hingga ke titik dia bisa menebas sayap kanan Rimuru. Meskipun dia tidak dapat menebasnya, namun dia masih bisa menarik Rimuru hingga bentuk Naga Rimuru berbenturan ke arah permukaan yang menghasilkan ledakan besar terjadi.

Wanita itu melayang di udara tak jauh di atasnya saat dia telah selesai membuat Rimuru terkapar di tanah. Namun mengetahui musuhnya tidak akan kalah hanya dengan itu, Sabit merah nya mengeluarkan cahaya merah terang yang semakin membesar dan melemparkannya ke arah badan naga Rimuru. Hingga ledakan besar terjadi kembali ketika sabit itu tiba di permukaan menyerang Rimuru.

Di balik debu itu perlahan terlihat naga Rimuru yang terjepit karena sabit itu menghalangi pergerakannya.

Ketika dia berhasil mengaitkan cakar nya dan hendak mencabut Sabit tersebut, sang wanita Titan telah berdiri di atasnya. Menindihnya dengan sosok yang angkuh.

Namun tanpa dia sadari raungan Rimuru tidak hanya raungan semata. Namun itu juga mengeluarkan kembali energi hitam padat yang terarah ke padanya. Hingga energi itu berhasil menyerang tepat ke perut sang wanita Titan yang membuatnya terpental jauh ke atas udara dan ledakan besar terjadi di atas langit.

Rimuru juga menyadari bahwa serangannya tidak akan instan membunuh wanita tersebut. Jadi dia melancarkan kembali serangan selanjutnya dengan efek ledakan yang dapat menghancurkan satu dunia hanya dalam hembusan nafas. Ia menyerang wanita Titan yang terjebak dalam ledakan itu dengan serangan yang bertubi-tubi.

Ledakan ledakan besar di atas langit terjadi berkali-kali dengan sosok bayangan yang meluncur ke arah Rimuru. Meskipun Zirahnya terlihat sangat berantakan, namun bisa terlihat bahwa wanita Titan itu dalam kondisi baik-baik saja.

Ia melayangkan pukulan tepat ke arah kepala Naga Rimuru membuat ledakan besar terjadi di sana.

'Aku tidak menyangka bertemu monster seperti dirinya.' Kesal Rimuru.

Pukulan itu sangat menyakitkan seolah semua resistensi nya hanyalah pajangan belaka. Wanita Titan itu menjepit tubuh Rimuru dengan kuat menggunakan kakinya sementara kedua tangannya mencengkram kuat salah satu sayap Rimuru.

Raungan keras Rimuru keluarkan ketika salah satu sayapnya seraya akan bisa di cabut kapan saja, sementara itu wanita itu juga meraung keras ketika berusaha mencabut sayap Rimuru dari tubuhnya.

Hingga sesuatu memilit leher wanita Titan itu ketika dia berusaha mencabut sayap Rimuru, itu adalah ekor Rimuru yang perlahan memperkuat lilitannya tepat di arah leher wanita Titan itu berharap terlepas dari cengkeramannya.

Rimuru tidak menarik wanita itu melainkan memperkuat lilitannya, jika dia menarik wanita tersebut sama saja halnya dengan dia membantu wanita itu untuk mencabut sayap nya sendiri. Meskipun Rimuru bisa meregenerasi sayap nya, namun itu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk meregenerasi bentuk naga yang terpisah cukup signifikan.

Wanita itu mengerang di sesi pencabutan sayap Rimuru, tak kuasa dengan rasa sakit yang di deritanya akibat lilitan yang berada di lehernya. Wanita Titan itu mengubah targetnya dan mencengkram erat ekor yang melilit di lehernya.

Ia bangun dan mencengkram ekor Rimuru dengan kuat. Rimuru sedikit terkaget ketika dirinya melayang di udara, dengan kekuatan fisik dari wanita Titan itu. Bentuk naga Rimuru dia banting ke permukaan menghasilkan ledakan besar yang tercipta dengan lilitannya yang terlepas.

Rimuru terpojok, mata merah dari naga itu menyala ketika menatap wanita Titan yang berada di hadapannya. Dengan sabit besar yang siap membelah kepalanya menjadi dua kapan saja.

"Kau pikir aku hanya sendirian?"

Di sana Rimuru satunya lagi dalam bentuk gadis berusia 17 tahun muncul dari belakang sang wanita Titan. Dengan pedang legendaris yang berada di tangannya, cahaya gelap keluar dari pedangnya ketika dia menebas kan dalam bentuk Horizontal, energi itu membelah semua yang di laluinya. Energi penghancur yang sangat dahsyat, menghilangkan seluruh keberadaan serta unsur Materi yang di laluinya. Memotong tubuh raksasa itu menjadi dua bagian.

"K-kau?"

Setengah badan raksasa itu terjatuh ke atas tubuh naga.

"Kerja bagus Ciel, ternyata cukup sulit untuk mengendalikan Turn Null kedalam bentuk yang kita inginkan."

Naga merah itu hanya mengangguk paham, ternyata yang selama ini mengendalikan tubuh naga Rimuru adalah Ciel. Bisa di buktikan dari awal kalau Ciel lah yang telah mengendalikan bentuk naga tersebut di lihat dari warna matanya.

Naga Ciel terbangun dari sana dan menghempaskan setengah tubuh dari Titan itu. Karena entah dari fisik maupun jiwanya, itu telah terbebas secara instan menggunakan Turn Null yang di manifestasikan ke dalam pedang Rimuru.

"K-kalian benar-benar licik ..." Kepala Wanita itu menghadap Rimuru dengan setengah badan yang berlumuran darah.

Tentu itu membuat Ciel dan Rimuru sangat terkejut karena dia juga sudah membelah jiwa dari musuhnya. Sehingga ia telah mati dalam arti yang sesungguhnya.

"Kalian akan merasakan akibatnya ... Karena telah membunuhku ... Orang itu Takan pernah memaafkan kalian ... Apalagi dengan kristal yang ada di tangan kalian ..."

Mereka berdua terdiam ... Mengolah maksud dari perkataan 'Orang itu' yang di sebutkan oleh dia yang sekarat.

Cahaya hitam kecil tercipta di atas tubuhnya dengan daya tarik yang besar.

"Lebih baik aku mati bersama kalian saja."

Booommm!!!

Ledakan besar terjadi begitu saja dalam waktu kedipan mata.

Bersambung.

Traveling Between DimensionsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang