39. Drama Korea

3.7K 541 227
                                    

Ada yang kangen Tara Jioon?
Maaf ya buat kalian nunggu
Ini aku kasih banyak
Jadi, komentar banyak juga yaaa

---

Akhir pekan terakhir sebelum Tara memulai semester genap. Seharusnya ia menikmati hari terakhir sebelum berjuang mengisi KRS yang selalu eror dan rebutan. Tetapi, bukannya istirahat, Tara justru sibuk memasukan beberapa masakannya ke dalam kotak bekal. Nasi yang sengaja dibungkus daun pisang, lalu ada ayam, tempe dan tahu goreng, sambal terasi yang tidak terlalu halus karena ia tak bisa menguleknya, belum lagi sayur asam yang selalu dipuji enak oleh Jioon.

"Pagiii ...."

Tubuh Tara seketika menegang, pelukan dari belakang tiba-tiba saja merengkuh tubuhnya. "Mandi, Kak! Lo udah janji mau ngajak gue ke piknik di taman!" Tak peduli dengan rengkuhan Jioon dan degup jantung yang menggila, Tara berusaha tetap lanjut merapikan makanan di kotak bekal.

Perintah itu tentu saja tidak langsung Jioon turuti. Pelukan erat di perut ramping Tara justru semakin terasa, sedangkan kepala lelaki itu sudah bersembunyi di ceruk leher sang istri. Menghirup dalam-dalam aroma sabun dari tubuh Tara memang menjadi salah satu hobi baru Jioon. "Ra, gue pengen stroberi," ucapnya tiba-tiba dengan mata sudah kembali terpejam dan kepala yang masih bertumpu di pundak istrinya.

"Stroberi apaan? Gue nggak beli--Ka-Ka ...." Tubuh Tara seketika membeku, mulutnya juga menjadi kelu. Perasaan aneh tiba-tiba saja menyerang saat bibir Jioon mendarat di lehernya. "Ka-Kaaah ...," erang Tara saat Jioon tanpa kendali semakin menyesap lehernya.

Seharusnya Tara berusaha melepaskan diri, lalu menampar lelaki yang sampai sekarang masih terus asik menyerang lehernya. Tetapi, kewarasan Tara juga mulai berkurang seiring dengan lumatan di ceruk leher sebelah kanannya. Kepala Tara bahkan tanpa kendali miring ke kiri, memberi ruang agar Jioon lebih leluasa.

Merasa mendapat izin, Jioon semakin liar menyesap leher Tara. Ia bahkan sesekali menggigit pelan, lalu melumatnya agar sang istri tidak kesakitan. Tak hanya bibir yang beraksi, langan Jioon juga tidak tinggal diam dan masuk ke balik kaus sang istri.

Merasakan ada sentuhan kulit lain di perutnya membuat Tara kembali waras. "ARJIOON!" teriaknya berbarengan dengan dorongan kencang pada sang suami, ia berhasil melepaskan diri dan langsung berbalik menghadap Jioon. "Tangannya nggak bisa diem banget!"

Sengiran lebar layaknya brand ambassador pasta gigi langsung Jioon berikan. Senyuman itu bahkan semakin melebar saat melihat kulit leher Tara yang keunguan di beberapa titik. "Lo yang ngasih izin--"

"Kapan! Kagak, ya!" Tentu saja Tara tidak terima itu. Walaupun ia akui tadi terbawa suasana, tetapi pokoknya jangan sampai Jioon tahu. "Cepet mandi! Katanya mau ke taman."

Jioon mengangguk, sebelum menuruti permintaan Tara, ia dengan jahil berjalan mendekati sang istri, semakin menghapus jarak antara keduanya, bahkan sampai Tara menabrak kitchen set bawah dapur. "Makasih ya, stoberinya enak," bisiknya tepat di telinga sang istri.

Merasa akan ada sesuatu yang tidak beres, dengan cepat Tara mendorong Jioon agar sedikit menjauh darinya. "Lo kerusakan apa, sih? Bangun! Ini udah pagi, bukan alam mimpi." Dengan bingung Tara melambaikan tangannya ke depan wajah Jioon, mengalihkan tatapan aneh sang suami padanya. "Mandi sana, Kak! Biar seger."

"Iyaaa," jawab Jioon sembari mencuri ciuman singkat sebelum kabur ke kamar mandi. "Btw, Ra. Lo kalo mau keluar mending pake baju yang bisa nutup leher." Lelaki itu masih sempat menggoda Tara sebelum menutup pintu kamar mandi. "Atau pake syal gitu."

Perkara stroberi saja Tara belum paham, sekarang Jioon menyuruhnya untuk memakai sesuatuai yang bisa menutupi lehernya. "Akhir-akhir ini dia nggak jelas bang--EH!" Mata Tara seketika membulat sempurna. Tak lagi mempedulikan kotak bekal untuk piknik, ia langsung bergegas menuju kamar, lebih tepatnya meja rias. "ARJIOOON!"

Si Julid ARJIOON✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang