Bonus Chapter 9 - "Kakak Mau Adek!"

2.5K 157 4
                                    

5 tahun kemudian ....

Jioon bergegas menuju putranya yang baru saja memasuki lobi AR Tower. "Arseeenooo ...," panggilnya dengan suara sedikit mendayu. Jioon berjongkok, merentangkan tangannya, siap menyambut sang anak yang juga berlari ke arahnya.

"Arjiiiooon ...."

Para karyawan yang mendengar perkataan Arsen seketika membeku. Bocah berusia empat tahun yang sudah pandai berbicara itu tiba-tiba sama memanggil nama papanya. Jangan lupakan nada mendayu seperti saat Jioon memanggil Arsen.

Bukan hanya para karyawan, Papa dan Mama Arsen juga sama kagetnya. Tara bahkan sudah melongo, sedangkan Jioon yang kini sudah menggendong putranya masih berusaha mencerna panggilan Arsen. Tingkah Arseno ini memang ada saja yang bisa bikin orang-orang terkena serangan jantung.

"Kakak kenapa panggil Papa kayak gitu?" tanya Jioon, ia sudah kembali santai, bahkan sesekali mencium pipi putranya. "Itu nggak baik, Kak."

Arsen memiringkan kepalanya. "Papa juga tadi panggil nama aku," belanya yang ternyata melakukan hal tadi karena satu alasan. Balas dendam.

Kebiasaan dipanggil kakak sejak bayi rupanya tertanam sampai bocah itu berpikir kalau namanya itu tidak baik dipanggil begitu saja, apalagi tanpa menggunakan kata 'kakak'.

Jioon seketika melongo, tetapi setelah itu senyumnya terbit. "Oh, iya. Maafin Papa, ya. Abis tadi Papa semangat banget liat Kak Arsen dateng sama Mama."

Keluarga kecil itu sudah berada di dalam lift. Tara hanya menonton interaksi Jioon dan Seno. Biarkan saja masalah memanggil nama orang tua itu Jioon yang menjelaskan, toh, Arsen juga mengutarakan alasannya.

"Papa semangat liat aku atau liat makanan yang Mama bawa?" sinis Arsen yang mengetahui dengan jelas apa yang membuat papanya semangat di jam makan siang.

Jioon sendiri langsung menyengir lebar. "Semangat karena liat Mama," jawabnya di luar pilihan yang Arsen berikan. Lengan kiri Jioon yang bebas bahkan dengan lancang merangkul pinggang Tara dan mencuci sebuah kecupan di pucuk kepala sang istri.

Kecupan Jioon itu hanya berlangsung singkat, tangan mungil bocah berusia empat tahun dengan cepat menarik papanya dan membekap mulut pria itu. "Jangan cium-cium Mama aku!" omelnya dengan wajah merenggut dan tatapan tajam.

"Tapi ini istri Papa," balas Jioon yang semakin erat merangkul Tara. "Masa nggak boleh--"

"No! No!" sela Arsen cepat. Tangan mungilnya bahkan berusaha melepas rengkuhan Jioon pada Tara. "Papa lepaaas!"

"Mas lepas, ih!" pinta Tara yang selalu jadi korban dari sengketa dua manusia itu. "Kakak tangannya ...." Bukan hanya Jioon yang Tara tegur, putranya yang terus memukul lengan atas Jioon juga ia beritahu.

Itu adalah salah satu cara Tara untuk berlaku adil. Pasalnya kalau ia membela salah satu, yang tidak dibela sudah pasti ngambek. Ini termasuk Jioon, dia justru ngambeknya lebih parah dari Arsen. Ini jatuhnya Tara seperti memiliki dua orang bayi.

.
.
.

Seperti biasa, 5k kata lainnya bisa langsung cus ke KaryaKarsa💞

Di Bonchap 5 ini Jioon mendapatkan lawan yang sebanding 😏 dan Tara puyeng karena ada kloningannya 😭

Ayo lanjut baca di Karyakarsa, caranya:

1. Masuk ke web karyakarsa.com

2. Search akun Arrastory

3. Pilih karya yang mau teman-teman beli. (Si Julid ARJIOON Bonus Chapter 9)

4. Lakukan pembayaran dulu. Bisa lewat dana, shopee pay, ovo dan sebagainya ....

5. Part berhasil dibuka dan teman-teman bisa baca Bonchap SJA🤸

Si Julid ARJIOON✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang