Bertemu

3.4K 171 2
                                    

Happy Reading.










Jakarta, Indonesia.

Tepatnya 3 tahun yang lalu, saat Aileen diminta masuk universitas negeri jurusan kedokteran. Sebenarnya, pembicaraan harus masuk jurusan kedokteran sudah dibicarakan sejak Aileen berada di Sekolah Menengah Pertama.

Masuk SMA, lalu mengambil jurusan IPA bukalah pilihan Aileen. Tapi, dirinya tidak punya pilihan. Karena itu tuntutan dari kedua orang tua-nya. Hampir seluruh keluarganya berprofesi sebagai dokter, membuat Aileen ikut dituntut menjadi dokter.

Aileen tidak dapat menghindari itu semua. Karena memang takdirnya seperti itu. Mengikuti test untuk masuk universitas negeri, Aileen berharap dirinya gagal. Namun sayangnya, dirinya diterima.

Mengikuti test dengan benar, Aileen tidak bisa asal-asalan, karena ada perjanjian yang disepakati. Kalau dirinya mengikuti test itu dengan benar, tapi tidak lolos, maka dirinya akan bebas menentukan pilihan.

Namun, jika dirinya mengikuti test itu dengan sengaja tidak benar, maka harus mengikuti test berikutnya, membuat Aileen terpaksa mengikuti test itu dengan serius.

Tapi tetap berharap dirinya gagal. Aileen bahkan nekat mendaftarkan diri di sekolah kuliner di Paris, tanpa izin kedua orang tua-nya.

Seolah ditakdirkan menjadi dokter, Aileen terduduk lemas saat melihat hasil pengumuman bahwa dirinya diterima. Semua berseru senang, sementara Aileen ingin rasanya menangis. Karena bukan ini yang diri inginkan.

Sampai akhirnya, Aileen memberanikan diri berbicara dengan kedua orang tua-nya tentang keinginan dirinya yang sebenarnya. Menyiapkan diri jika dirinya diusir, Aileen sudah memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi.

Namun ternyata, bukannya diusir setelah mengatakan keinginannya, Aileen malah mendapatkan penawaran yang tidak dirinya sangka. Aileen tidak dapat menebak isi pikiran kedua orang tua-nya, saat Daddy-nya mengatakan akan menjodohkan dirinya dengan pria yang bahkan tidak dirinya kenal, kalau tetap ingin sekolah kuliner di Paris

"Jangan bikin Dad marah, Aileen," ucap Arsen.

"Dad, ini tuh udah tiga tahun berlalu. Aku yakin cowok itu pasti udah punya calon istri," balas Aileen.

Kini, Aileen duduk di sofa ruang keluarga, berhadapan dengan kedua orang tua-nya.

"Ya. Dan calon istrinya itu kamu," jelas Arsen.

Aileen mendengkus pelan. "Dad, yakin dia gak punya pacar? Kalo aku si cukup yakin dia punya pacar."

"Jangan sok tau kamu," ucap Arsen.

"Ck. Yang anak Dad itu aku atau cowok itu sebenarnya? Kenapa Dad belain dia terus?" tanya Aileen berdecak pelan.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, Aileen. Ingat, besok kamu akan makan malam bersama dia. Jangan coba-coba menghindar atau kabur," tegas Arsen.

"Mom." Aileen menatap Anne dengan tatapan memohon.

"Kamu udah berjanji, Sayang. Jadi kamu harus menetapi janji itu," ucap Anne.

Aileen menghela napas pasrah. Tidak ada yang berpihak padanya.

***

Unexpected Life [END]Where stories live. Discover now