Pertemuan Kedua

1.7K 123 3
                                    

Happy Reading.









Duduk di kursi yang ada di teras rumah, Aileen bangun dari duduknya saat melihat mobil asing berhenti di depan gerbang.

Melangkah cepat menuju gerbang, Aileen mencegah security yang akan mengizinkan mobil itu masuk. Aileen yakin itu Zayn.

Zayn memarkirkan mobilnya di depan gerbang rumah orang tua Aileen. Melepas seatbelt, setelah itu Zayn membuka pintu mobil. Saat keluar dari mobil, Zayn tidak menutup pintu mobilnya, dirinya berdiri di pintu.

Zayn mengangguk pelan saat security di rumah Aileen menunduk hormat, lalu pamit undur diri. Lalu Zayn melihat Aileen yang menatapnya dengan tatapan kesal.

"Masuk," ucap Zayn sebelum masuk kembali ke dalam mobil.

Aileen mendengkus kesal, lalu melangkah menuju sisi penumpang yang berada di samping kursi pengemudi. Saat sudah di dalam mobil, Aileen memakai seatbelt. Zayn pun langsung mengemudikan mobilnya setelah memakai seatbelt.

Tidak berniat bertanya ke mana tujuan mereka, Aileen hanya diam melihat ke arah jalanan. Sementara Zayn fokus mengemudi. Suasana di dalam mobil sangat hening.

Tapi baik Zayn maupun Aileen tidak merasa canggung. Sampai Zayn menghentikan mobilnya di parkiran mall, Aileen menoleh menatap Zayn.

"Harus banget beli cincinnya di mall? Saya malas masuk mall." Aileen mengucapkan itu dengan suara dan wajah sangat datar.

"Terus kamu mau beli di pasar?" tanya Zayn.

Aileen mendengkus pelan, lalu melepas seatbelt. Zayn pun juga melepas seatbelt. Zayn menggelengkan kepalanya saat Aileen lebih dulu keluar dari mobil, bahkan Aileen menutup pintu dengan kencang. Membuka pintu mobil, Zayn keluar dari mobil.

"Kamu gak bisa nutup pintu mobil dengan pelan?" tanya Zayn.

"Gak bisa," jawab Aileen ketus.

Hanya mampu menggelengkan kepalanya, Zayn melangkah lebih dulu. Aileen pun mengikuti di belakang. Aileen tidak berniat berada di samping Zayn. Karena pasti akan semakin membuatnya merasa kesal.

Zayn masuk ke dalam toko perhiasan merek ternama. Aileen berusaha tersenyum saat para karyawan menyapanya dengan ramah dan sopan.

"Akhirnya kamu datang juga, Zayn," ucap seorang perempuan yang Aileen perkirakan seusia dengan Zayn.

"Kenalin... ini Aileen, Zi," jelas Zayn.

Aileen mengulurkan tangan kanannya saat perempuan di hadapannya lebih dulu mengulurkan tangan kanannya.

"Kenalkan, aku Zia. Teman kuliah Zayn," ucap Zia.

"Aileen," balas Aileen.

"Kamu cantik banget. Pantas aja Zayn mau dijodohin sama kamu," puji Zia saat jabatan tangan terlepas.

Aileen hanya tersenyum sambil melirik ke arah Zayn yang terlihat biasa saja. "Terima kasih," balas Aileen menatap Zia.

"Ayo ikut aku ke dalam. Kamu bisa jelasin design cincin yang kamu inginkan di dalam," ajak Zia sebelum menggenggam tangan Aileen.

Unexpected Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang